Jawaban Tuhan Indah Pada Waktunya
Jurnalis : Wie Sioeng (He Qi Timur), Fotografer : Kurniawan (He Qi Timur)
|
| ||
Perjalanan Hidup Sebuah Keluarga Omenius Zai adalah suami dari Reforniaty dan ayah dari tiga orang putra. Sehari-hari ia bekerja sebagai tukang ojek dengan sepeda motor sewaan. Mereka tinggal di belakang Depo Pertamina Plumpang yang hanya berbatas tembok dengan rumah mereka. Rumah mereka dulunya adalah tanah garapan yang dibeli seharga Rp 1,5 juta pada tahun 2000 dan dibangun rumah seadanya dengan dinding kayu. Sebelum tinggal di sana, mereka selalu mengontrak rumah. Saat ini lingkungan tempat tinggal mereka kerap dilanda banjir dan lama surutnya akibat saluran pembuangan air yang kurang baik. Kedatangan kami disambut dengan senyum dan wajah ceria keluarga Bapak Omenius. “Silahkan masuk…, silahkan masuk. Ayo duduk,” kata Reforniaty menyambut. “Terima kasih,” jawab kami. Omenius pun mulai bercerita kepada kami. Ia datang ke Jakarta sekitar tahun 1991 dan tinggal dengan pamannya. "Saat itu saya bekerja di sebuah konveksi membuat dompet dan ikat pinggang di daerah (Jalan) Kartini sambil terus mencari pekerjaan lain,” tuturnya lancar. Hingga akhirnya tujuh bulan kemudian ia diterima bekerja sebagai tenaga Satuan Pengamanan (Satpam) di sebuah perusahaan kayu lapis di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Namun pada tahun 2005, perusahaan tempatnya bekerja tutup dan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sejak saat itu Omenius bekerja apa saja hingga akhirnya mengojek untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Ket : - Rumah Omenius Zai berada di lingkungan yang selalu becek dan banjir bila hujan. (kiri) Hanya Bisa Diam dan Pasrah Menghadapi Cobaan. “Di tahun 2007 tumbuh lagi benjolan yang sama sebesar biji kacang hijau. Posisinya tiga jari di bawah (tumor) yang sebelumnya. Saya biarkan sampai dua tahun dan ternyata semakin besar hingga beratnya mencapai 1 ½ kg,” kata Omenius yang kemudian segera memeriksakan diri ke RS Koja. Oleh dokter disarankan untuk segera dioperasi karena sudah menjalar ke kulit. Dengan uang hasil pinjaman sana-sini akhirnya Omenius kembali menjalani operasi untuk yang kedua kalinya. Dokter menganjurkannya untuk dikemoterapi karena sudah grade tiga dan dirujuk kembali ke RS Dharmais. Sepulang dari rumah sakit, Omenius pun berbicara dengan sang istri tentang anjuran dokter untuk melakukan kemoterapi. Tapi karena bayangan biaya kemoterapi yang mahal akhirnya “saran” itu hanya menguap begitu saja. “Karena tidak ada biaya lagi akhirnya saya pasrah dan diamkan saja,” kenangnya pahit. Siaran Da Ai TV Membawa Harapan.
Ket : - Relawan dengan berhati-hati berjalan pulang dari rumah Omenius yang selalu banjir saat hujan. (kiri). Omenius sendiri mengetahui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia setelah menonton siaran Da Ai TV. “Sehabis berdoa malam itu, tanpa sengaja saya melihat ada siaran acara pemberian bantuan dan pertolongan kepada orang-orang yang tidak mampu seperti saya. Dari situ harapan saya timbul untuk bisa sembuh, maka saya mencari tahu alamatnya dan menberanikan diri dengan mendatangi kantor Yayasan Buddha Tzu Chi untuk mengajukan permohonan bantuan pengobatan saya,” terangnya. Setelah permohonan bantuan Omenius disetujui, semangat hidupnya pun kembali bangkit. “Sekarang ada harapan buat saya dan juga anak-anak,” ungkapnya. Terlebih pascakemoterapi ia sama sekali tidak bisa mencari nafkah. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, Tzu Chi memberikan bantuan sembako. “Kadang saya bicara dengan istri, bagaimana, balas pakai apa ke Yayasan Buddha Tzu Chi atas semua bantuan dan perhatian ini? Syukurlah, ternyata di Tzu Chi ada penggalangan dana dengan menggunakan celengan bambu yang dananya sesuai dengan kemampuan dan kondisi kami. Saya sangat bersyukur diberi tahu tentang ini oleh relawan karena bila saya sudah sembuh saya bisa turut bersumbangsih juga,” janji Omenius. Saat hari sudah siang, kami pun pamit untuk melanjutkan kunjungan ke tempat berikutnya. Kasih Tuhan selalu ada bila kita percaya pada-Nya bahwa pertolongan itu bisa melalui cara apapun dan siapapun. Ternyata jawaban Tuhan itu sangat indah pada waktunya. Seusai kunjungan ini, pada hari Rabu, 24 Maret 2010, Omenius pun menjalani rawat inap di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta untuk menjalani kemoterapi lanjutan.
| |||
Artikel Terkait

Saling Belajar dan Berbagi
14 Agustus 2015 Di hari keenam kunjungannya (12/08/15), sebanyak 19 Tzu Ching yang didampingi relawan pendamping bertolak menuju Pondok Pesantren Nurul Iman yang terletak di Parung, Bogor. Dalam kunjungannya kali ini, mereka ingin mengenal dan merasakan kondisi lingkungan kehidupan pondok pesantren.
Banjir 2020: Seribu Makanan Hangat untuk Warga Ciledug, Tangerang
06 Januari 2020Kesibukan tampak di rumah Eddyana, relawan Tzu Chi dari He Qi Tangerang sejak pukul 7.30 WIB. Hari ini, Senin 6 Januari 2020, rumahnya disulap menjadi dapur umum. Relawan Tzu Chi memasak 500 porsi makan siang dan 500 porsi makan malam bagi warga Perumahan Ciledug Indah 1 dan Ciledug Indah 2 yang kondisinya masih susah karena banjir beberapa hari lalu.

Jembatan Penyambung Ekonomi dan Kehidupan
18 Mei 2022Tzu Chi Bandung membangun Jembatan Simpay Asih Citarum Des. Resmitinggal, Kec. Kertasari, Kab. Bandung dan diresmikan pada 10 Mei 2022 oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.