Jayanti (baju merah) dan Diana (baju hitam) menerima bantuan biaya sewa kamar sebesar Rp. 500.000 per bulan. Jayanti sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tzu Chi dan relawan yang telah membantu membangun rumah dan biaya sewa kamar, sementara rumahnya masih dalam tahap pembangunan.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia membantu warga Tanah Tinggi yang rumahnya masuk dalam Program Bebenah Kampung Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk biaya sewa kamar sementara sampai rumah yang dibangun selesai. Sebelas Kepala Keluarga ini sudah indekos sejak bulan Desember 2023. Mereka menempati kamar indekos yang berada di sekitar rumah mereka yang sedang dibangun.
Relawan Tzu Chi yang dikoordinasi oleh Johan Tando dari komunitas He Qi Pusat sudah berkumpul di kantor RW.012 Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. Mereka akan memberikan biaya indekos untuk dua bulan ke depan sebesar satu juta rupiah untuk masing-masing keluarga.
“Ibu kami pesan nanti tolong rumah ini dirawat dengan baik, terutama kebersihannya, tolong jaga rasa persaudaraan kekeluargaan karena ibu-ibu bapak-bapak sekalian sudah tinggal dalam satu atap,” ucap Johan kepada warga yang sudah menerima dana uang sewa.
Johan Tando memberi penjelasan kepada warga penghuni rumah dengan konsep konsolidasi tanah vertikal tentang kebersamaan, kekeluargaan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Yopi dan Lie Fie Lan bersama relawan lainnya juga melayani warga dengan ramah. Jayanti (33) salah satu warga penerima bantuan rumah dengan model konsolidasi tanah vertikal di wilayah Tanah Tinggi Jakarta Pusat. Menurut Jayanti relawan rutin datang dua bulan sekali untuk memberikan uang indekos kepada 11 Kepala Keluarga yang masing-masing mendapatkan Rp. 500.000 per bulan.
Jayanti mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah membantu pembangunan rumah. Ia juga sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang selama ini selalu memberi perhatian dan penjelasan terkait bantuan rumah. “Semoga semua relawan Yayasan Budddha Tzu Chi biar pada sehat, panjang umur diberikan rezeki yang lancar untuk semuanya,” ucap Jayanti terharu. Jayanti berharap rumahnya cepat selesai agar bisa dihuni dengan layak. “Semoga rumahnya cepat jadi, bener-bener beres biar bisa ditempati dengan layak,” harap Jayanti.
Lani muliana relawan yang bertugas menyerahkan dana indekos memberi pesan kepada Jayanti agar menjaga kebersihan rumahnya dan kalau ada yang belum paham tanyakan langsung ke Tzu Chi. “Kalau ibu–bapak ada yang kurang jelas atau ada yang ingin ditanyakan bisa tanyakan langsung ke Pak Johan atau ke Tzu Chi langsung ya, jangan tanya ke orang lain,” ucap Meilan dengan ramah.
Lani Muliana, Lie Fie Lan, Yopi, dan Johan relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat sedang memberi penjelasan kepada warga calon penghuni rumah dengan model konsolidasi tanah vertikal tentang perawatan rumah agar rumah selalu bersih, sehat, dan nyaman untuk dihuni oleh anggota keluarga.
Jayanti menceritakan, kondisi rumahnya yang masih satu lahan milik orang tuanya hanya berupa kamar ukuran 3 x 4, dapur di luar, dan MCK di luar yang cukup jauh dari rumah. Jayanti bercerita dalam kondisi hujan, air di kali kecil depan rumahnya langsung meluap dan masuk kedalam rumah.
“Depan rumah itu tinggi air sebetis orang dewasa, dan di dalam rumah sekitar 10 cm,” ujar Jayanti.
Bantuan rumah yang diberikan Yayasan Tzu Chi mengubah keinginan awalnya keluarnganya, yang awalnya ingin memperbaiki rumah karena selalu banjir, menjadi fokus pada pendidikan kedua anaknya hingga perguruan tinggi. Selain itu, suami jayanti, Handriansyah yang adalah seorang pengemudi ojek online menjadi lebih bersemangat untuk bekerja demi mencukupi biaya pendidikan anak.
“Semangat bener pak, ini aja biar dapat bantuan dana untuk biaya kontrakan dia tetep bekerja dari pagi hingga malam hari, makin semangat, gak ada pikiran untuk benerin rumah lagi,” ucap Jayanti.
Penyerahan dana sewa kamar kepada warga yang rumahnya sedang dibangun berlangsung di balai warga kantor RW.012 Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. Ada 11 Kepala Keluarga yang menerima dana sewa kamar masing-masing menerima 1 Juta rupiah untuk dua bulan.
Diana (kakak Jayanti) dan Rosadi (suami) yang bekerja sebagai pengemudi ojek online juga sama senangnya. Diana juga berharap agar rumah yang sedang dibangun oleh Tzu Chi cepat selesai agar anak-anak bisa tidur nyaman. “Saya maunya yang terbaik buat anak-anak,” ujar Diana.
Diana menceritakan pada awalnya Pak Eta (ayah mereka) menceritakan kalau rumahnya mau dibangun oleh Tzu Chi. “Aduhh sedih kalau diceritain pak, Bapak (Pak Eta) maunya yang terbaik untuk anak-anaknya. Awalnya anak-anak Pak Eta menolak dibangun karena ada kejadian rumah dibangun, tetapi tidak sampai selesai akhirnya warga pada pinjam dana ke Bank,” cerita Diana.
Berkat sosialisasi yang dilakukan relawan dan penjelasan yang sudah beberapa kali diberikan oleh staf yayasan Tzu Chi tentang Program Bebenah Kampung, anak-anak Pak Eta termasuk Jayanti dan Diana akhirnya setuju rumahnya dibangun kembali dengan konsep konsolidasi tanah vertikal.
Kondisi bangunan rumah dengan konsep konsolidasi tanah vertikal ini sedang dalam tahap pengerjaan terdiri dari 4 lantai yang nantinya akan dihuni oleh 11 Kepala Keluarga.
Anak-anak Pak Eta ini sempat beda pendapat terhadap Pak Eta. “Saya sempat khawatir, sempat cekcok sama ayah (Pak Eta).” Diana memahami keinginan orang tuanya memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan cucunya namun saat itu anak-anaknya tidak setuju. Namun, setelah mendapat penjelasan dan sosialisasi beberapa kali dengan relawan Tzu Chi akhirnya anak-anak Pak Eta setuju rumahnya dibangun kembali agar lebih layak huni.
“Saya mau bilang terima kasih kepada relawan Tzu Chi semoga bantuan rumah yang diberikan kepada kita menjadi berkah, dan kita juga berkah sekali menerima bantuan ini,” ucap Diana dengan mata berkaca-kaca.
Program Bebenah Kampung berkonsep konsolidasi tanah vertikal ini adalah kolaborasi antara Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Pemprov DKI Jakarta, Dinas Perumahan Rakyat, dan Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. Rumah dengan konsep konsolidasi tanah vertikal di Tanah Tinggi ini nantinya akan dihuni oleh 11 Kepala Keluarga, terdiri dari 4 lantai. Masing-masing Kepala Keluarga menempati kamar tipe studio terdiri dari satu kamar tidur, satu kamar mandi, dan dapur.
Editor: Metta Wulandari