Jejak Langkah Pertama Tzu Chi di Singaraja
Jurnalis : Daniel Angkasa(Tzu Chi Bali), Fotografer : Daniel Angkasa(Tzu Chi Bali)Minggu, 1 Otober 2017, relawan Tzu Chi Bali memberikan bantuan kepada para pengungsi di Desa Les, Penuktukan, Sambirenteng, dan Tembok, Kecamatan Tedjakula, Kabupaten Buleleng, Bali.
Sejak
penetapan status “Awas” Gunung Agung pada Jumat, 22 September 2017, jumlah
pengungsi terus meingkat hingga mencapai 143 ribu jiwa lebih yang tersebar di 449 titik pengungsian di 9 kabupaten di Bali. Meningkatnya jumlah pengungsi ini
karena masyarakat yang berada di luar zona berbahaya juga ikut mengungsi.
Beberapa beralasan tidak tahu jika mereka berada di posisi mana dari batas
radius yang dilarang (zona berbahaya). Selain itu, beberapa faktor psikologis
akibat erupsi Gunung Agung dan ancaman bahaya letusannya membuat masyakarat khawatir
dan takut hingga kemudian memutuskan untuk mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Prihatin
dengan kondisi para pengungsi, pada hari Minggu, 1 Oktober 2017, sebanyak 40
orang relawan Tzu Chi Bali melakukan survei dan memberikan bantuan kepada para
pengungsi di 4 (empat) desa: Les, Penuktukan, Sambirenteng, dan Tembok yang
berada di Kecamatan Tedjakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Bantuan yang diberikan
berupa 50 buah kipas angin, 150 dus air mineral, 100 boks snack, 10 boks
masker, baju layak pakai, dan juga sayur-mayur.
Salah seorang pengungsi, Putu (baju merah) berharap agar kejadian ini dapat cepat berlalu dan masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Relawan mengecek kondisi pengungsian di Desa Les.
Hadi,
salah seorang relawan Tzu Chi Bali mengatakan, “Bantuan ini merupakan bantuan
awal yang diberikan kepada para para pengungsi, sambil kita memantau
perkembangan aktivitas Gunung Agung.” Karena menurut Hadi dan relawan Tzu Chi
lainnya proses ini tidaklah sebentar, bahkan bisa bertahun-tahun, seperti yang
terjadi di Gunung Sinabung, Sumatera Utara.
Hadi(relawan Tzu Chi) Relawan Tzu Chi ikut merasakan dan mendengar cerita dari para pengungsi.
Relawan bahu membahu menurunkan barang bantuan.
Putu,
salah seorang pengungsi mengatakan ia sangat bersyukur dan berterima kasih
kepada semua pihak yang sudah memberikan bantuan. “Semoga kejadian (bencana) ini
cepat berlalu dan kami dapat kembali ke aktivitas seperti biasanya,” kata Putu
berharap.
Sayur-mayur diberikan kepada warga di pengungsian agar kebutuhan gizi warga tetap terpenuhi.
Gede komang, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng menambahkan agar setiap bantuan nantinya, khususnya di Buleleng dapat terpusat pada 1 (satu) titik posko utama logistik agar setiap bantuan yang masuk dapat dibagikan secara merata. “Setiap lembaga atau masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan agar melapor supaya bisa lebih terkoordinasi mana yang kekurangan bantuan dan mana yang sudah mencukupi,” terangnya.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Jejak Langkah Pertama Tzu Chi di Singaraja
02 Oktober 2017Minggu, 1 Oktober 2017, sebanyak 40 orang relawan Tzu Chi Bali melakukan survei dan memberikan bantuan kepada para pengungsi di 4 (empat) desa: Les, Penuktukan, Sambirenteng, dan Tembok yang berada di Kecamatan Tedjakula, Kab. Buleleng, Bali. Bantuan yang diberikan berupa 50 buah kipas angin, 150 dus air mineral, 100 boks snack, 10 boks masker, baju layak pakai, dan juga sayur-mayur.
Tzu Chi Bali Kembali Distribusikan Bantuan Bagi Pengungsi Gunung Agung
31 Oktober 2017Tzu Chi Bali kembali memberikan paket bantuan kepada 552 Kepala Keluarga pengungsi Gunung Agung, Minggu, 22 Oktober dan Sabtu 28 Oktober 2017. Bantuan tersebut berupa selimut, sarung, sabun, sampo, sikat, pasta gigi, ember, obat nyamuk, dan masker.