Jejak Langkah Tzu Chi di Singaraja

Jurnalis : Leo Samuel Salim 林弋崴 (Tzu Chi Bali), Fotografer : Lynda Suparto (Tzu Chi Bali)
Setiap relawan Tzu Chi Bali saling membantu dalam memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pasien yang datang untuk memeriksa kesehatan mereka.

Untuk pertama kali jalinan jodoh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Bali dengan kota Singaraja, kabupaten Buleleng terjalin dengan diadakannya Baksos Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Gedung Serbaguna Kampung Anyar, Kelurahan Kampung Anyar pada tanggal 7 Agustus 2016. Dalam kegiatan ini, sebanyak 376 warga Kampung Anyar mendaftar untuk memeriksakan kesehatan mereka.

Sebelum pelaksanaan, para relawan Tzu Chi Bali dan tim dokter tiba satu hari lebih awal di lokasi baksos. Mereka harus menempuh perjalanan hampir 4 jam dari Kuta menuju Singaraja dikarenakan salah satu jalan utama menuju kota tersebut ditutup. Meski perjalanan jauh harus ditempuh, semangat relawan tidaklah surut. Dalam waktu 2,5 jam, lokasi baksos sudah tertata dengan baik dan siap digunakan. Setelah selesai menata lokasi, tim relawan dan dokter diundang ke rumah salah satu pemuka masyarakat, Nengah Gelgel untuk ramah tamah dan sosialisasi Tzu Chi kepada relawan baru.


Kegiatan Bakti Sosial Pemeriksaan Kesehatan Tzu Chi Bali di kota Singaraja, kabupaten Buleleng  pada tanggal 7 Agustus 2016, berhasil melayani 365 pasien yang menderita beberapa penyakit seperti darah tinggi, kolestrol, dan asam urat.

Pemuda-pemudi yang tergabung dalam Satya Dharma Mahotama di Singaraja juga turut membantu menjadi relawan. Dengan kesungguhan hati, mereka mendampingi warga untuk diperiksa oleh tim dokter hingga proses pengambilan obat di bagian apoteker. Bukan hanya sebagai pendamping, mereka juga berperan sebagai penerjemah dikarenakan sebagian warga lansia tidak dapat berbahasa Indonesia sehingga sangat membantu banyak dalam proses pemeriksaan.

Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Setiap orang mengerjakan satu tugas dan setiap tugas ada orang yang mengerjakannya.” Inilah yang diterapkan dalam kegiatan baksos ini, mulai dari pembagian nomor antrian, bagian pendaftaran, timbang berat badan, tensi, pendamping pasien, pengecekan darah, tim dokter, apoteker, dan konsumsi.


Tim dokter Tzu Chi Bali sedang memeriksa mata salah seorang pasien dalam baksos kesehatan di Kampung Anyar, Singaraja.

Salah satu dokter yang mengikuti kegiatan ini adalah dr. Mozes, Ia menuturkan rata-rata keluhan kesehatan warga sewaktu datang memeriksakan diri. "Kebanyakan dari mereka menderita darah tinggi, kolestrol, dan asam urat." Ungkapnya. Ia juga menambahkan, gaya hidup dan pola makan yang kurang baik membuat sebagian warga Singaraja mengidap penyakit-penyakit tersebut termasuk yang masih dalam usia muda dan produktif.  

Meski telah memiliki kartu jaminan kesehatan dari pemerintah, masih banyak masyarakat yang tidak mengerti cara penggunaannya dan masih saja enggan untuk mengontrol kesehatannya ke Puskesmas meski jaraknya dari rumah tidaklah jauh. Melalui kesempatan ini, relawan menganjurkan untuk terus secara rutin mengontrol kesehatannya ke Puskesmas terdekat karena baksos hanyalah bersifat sementara dan bukan solusi jangka panjang. 


Setelah kegiatan baksos selesai, relawan Tzu Chi Bali mengajak warga setempat yang ikut membantu dalam kegiatan baksos, bersumbangsih melalui Semangat celengan bambu. Sebanyak 71 celengan bambu dibagikan dalam acara ini.

Warga Kampung Anyar, Singaraja yang berjualan di pasar juga mengikuti kegiatan baksos ini.  Setelah selesai berjualan, mereka berdatangan ke lokasi baksos untuk memeriksakan kesehatannya. Baksos yang awalnya direncanakan selesai pada pukul 12 siang diundur menjadi jam 2 siang. Tim baksos Tzu Chi Bali yang terdiri dari 7 orang dokter, 5 apoteker, 3 perawat , 15 relawan dan 20 orang warga setempat turut bersumbangsih dalam baksos ini menunda makan siang mereka agar tidak membuat warga yang baru berdatangan tidak menunggu terlalu lama.  

Setelah kegiatan baksos selesai, relawan Tzu Chi Bali mengajak warga yang ikut menjadi relawan untuk bersumbangsih melalui semangat celengan bambu. Relawan menjelaskan visi misi Tzu Chi dan  awal mula celangan bambu dalam perjalan Master Cheng Yen menyebarkan cinta kasih Tzu Chi. Sebanyak 71 celengan bambu dibagikan kepada bodhisatwa baru singaraja


Artikel Terkait

Cinta Kasih yang Menyentuh Hati Masyarakat

Cinta Kasih yang Menyentuh Hati Masyarakat

22 Desember 2014 Baksos pengobatan ke-34 Tzu Chi Pekanbaru diadakan pada hari Minggu, 14 Desember 2014. Sebanyak 49 Bodhisatwa Tzu Chi Pekanbaru (termasuk 4 Dokter, 2 Apoteker dan 2 Perawat) turun ke halaman Rumah Bu Haji untuk bersumbangsih dan berbagi untuk masyarakat Rumbai, tepatnya di Jl. Yos Sudarso.
Bahu Membahu di Misi Kesehatan Tzu Chi

Bahu Membahu di Misi Kesehatan Tzu Chi

21 November 2018
Pada 18 November 2018, relawan Tzu Chi Bandung menggelar sosialisasi bakti sosial degeneratif yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2018 mendatang di SMK Kiansantang Kec. Andir Kota Bandung.
Menyatukan Tali Persaudaraan Melalui Misi Kesehatan Tzu Chi

Menyatukan Tali Persaudaraan Melalui Misi Kesehatan Tzu Chi

23 September 2014

Penyakit bisa menyerang siapa saja dan tak pernah pandang bulu. Bagi golongan masyarakat berpendapatan rendah, terserang penyakit dapat menjadi masalah besar. Kesulitan biaya pengobatan sering kali menjadi alasan banyak masyarakat tidak periksa kedokter sehingga penyakitnya kian hari kian memburuk. Jangankan untuk berobat, biaya untuk kehidupan sehari-hari saja terkadang sulit dipenuhi.

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -