Jembatan Cinta Kasih Bagi Sesama
Jurnalis : Dok. Tzu Chi Indonesia, Fotografer : Dok. Tzu Chi Indonesia Kantor Cabang Padang yang akan segera diresmikan. | Bangga, itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan perasaan para panitia Pelatihan Sukarelawan Junior I 2007 Padang, Sumatera Barat. Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu, 22 April 2007, di M2000 Tung-Tung Restaurant ini tidak hanya memberikan pelatihan dan pemahaman mengenai Tzu Chi, tapi juga telah menjadi pintu gerbang motivasi untuk saling berbagi cinta kasih di Tanah Minang. |
Mereka Jangan Menangis Di antara lebih kurang 200 peserta pelatihan, seorang wanita berperawakan tinggi dan putih, sesekali menghapus air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya. Pandangan matanya tidak lepas dari layar yang menayangkan video mengenai kisah perjuangan Siti Khodijah dalam melewati kehidupannya. Penderitaan yang mendera Enjah, panggilan Siti Khodijah, ternyata menyentuh satu ruang hati Loei Tjenj Kin atau yang hangat disapa dengan Christine Hakim. Bagi Christine, ia tidak pernah sanggup untuk melihat penderitaan orang lain. ”Rasanya sakit dan sedih sekali melihat keadaan mereka,” tuturnya haru. Berbagi kasih dengan sesama memang bukanlah hal yang baru Christine, karena sejak dulu hingga sekarang, ia sudah terbiasa terjun langsung membantu kaum lemah yang membutuhkan, dan salah satu bentuk nyatanya adalah usaha ”Kripik Balado” milik Christine yang bekerja sama dengan beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) di Sumatera Barat. ”Saya berharap, dengan bantuan dana dan kerja sama tersebut, bisa memberikan sedikit kesempatan untuk memperbaiki kehidupan mereka,” harapnya. Christine mengaku, ini merupakan pengalaman pertamanya mengikuti kegiatan Tzu Chi, meskipun sebelumnya ia sudah sering mendengar sepak terjang Tzu Chi. ”Awalnya saya hanya mengetahui kegiatan Tzu Chi di Jakarta melalui teman lama saya, Wen Yu, salah satu relawan Tzu Chi di Jakarta,” ungkap Christine. Dan melalui Wen Yu juga, Christine mengetahui Tzu Chi sudah mulai melebarkan sayap di Padang. Setelah mengetahuI Tzu Chi sudah ada di Padang, keinginan Christine untuk bergabung semakin kuat, namun ternyata jalinan jodoh belum berpihak kepadanya. Hingga pada 20 April 2007 lalu, ia mendapat undangan dari Ferryanto Gani, koordinator relawan Tzu Chi di Padang, untuk mengikuti kegiatan pelatihan sukarelawan Tzu Chi. ”Saya senang sekali mendapatkan kesempatan untuk turut hadir dalam pelatihan tersebut, karena dalam pelatihan ini pemahaman saya mengenai Tzu Chi semakin mendalam, sehingga keinginan saya untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi menjadi semakin mantap,” tuturnya bersemangat. Ket : - Tidak hanya diajarkan materi, pada pelatihan sukarelawan juga dipraktekkan etika di meja makan. Pondasi Kokoh Tzu Chi Padang ”Dalam waktu dekat ini, kami akan meresmikan kantor penghubung Tzu Chi Padang. Oleh sebab itulah, kami harus memantapkan pondasi kami, sehingga nantinya kami dapat melakukan kebajikan dengan maksimal,” tuturnya mantap. Ferry menyadari, hal itu memang bukanlah satu hal yang mudah untuk dilakukan, namun Ferry tetap optimis kalau Tzu Chi Padang bisa memberikan kontribusi yang tepat kepada masyarakat yang membutuhkan. ”Saya bersyukur, kegiatan Tzu Chi ini juga mendapatkan dukungan dari Walikota Padang, Fauzi Bahar,” ucap Ferry. Dukungan tersebut bukanlah hanya sekadar basa-basi, karena pada pelatihan sukarelawan, Fauzi menyempatkan diri untuk hadir dan mengikuti beberapa sesi pelatihan. ”Andai semua masyarakat dapat mengikuti jejak Tzu Chi, maka penderitaan di dunia ini dapat dihilangkan,” kata Fauzi. Pada kesempatan tersebut, Fauzi juga mengutarakan rasa terima kasihnya kepada Tzu Chi atas sumbangsih yang telah diberikan kepada masyarakat Padang. ”Semoga saja semua elemen masyarakat dapat bersatu padu untuk meringankan penderitaan sesama, dan terus berbuat kebajikan sehingga menghindarkan dunia ini dari bencana,” ucapnya. Semua itu memang harus kita lakukan bukan hanya saja di Padang, tapi juga di seluruh pelosok dunia karena kita adalah satu keluarga. Dan untuk mempererat semangat kekeluargaan, pelatihan sukarelawan dibuka dengan pertunjukkan bahasa isyarat Satu Keluarga yang dibawakan oleh para relawan wanita Padang. ”Saya sangat bangga dengan shi jie - shi jie (relawan wanita) Padang yang penuh semangat dan tekun berlatih bahasa isyarat. Bayangkan, dalam jangka waktu lebih kurang tiga hari, mereka dapat menguasai gerakan tersebut dan dapat mempertunjukkannya dengan baik,” ungkap Desnita, salah satu relawan Medan yang diminta membantu mengajarkan bahasa isyarat. Cinta Kasih yang Menyatukan Tidak hanya itu, acara ini juga membuka jembatan silahturahmi bagi dua kubu yakni Himpunan Bersatu Teguh (HBT) dan Himpunan Tjinta Teman (HTT), yang sempat berselisih paham untuk saling memaafkan dan membuka jalinan jodoh yang baik, seperti yang selalu Tzu Chi lakukan kepada semua masyarakat di seluruh pelosok bumi ini. | |
Artikel Terkait
Kunjungan Opa dan Oma ke Sekolah Tzu Chi
15 Desember 2011 Pada tanggal 9 Desember 2011, Sekolah Tzu Chi Indonesia yang bertempat di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara mendapat kunjungan dari para opa dan oma. Para opa dan oma ini merupakan peserta dari Senior Club Indonesia di Jalan Pantai Indah Utara 3, Blok U1, Sektor Utara - Timur.Dengan Welas Asih Melindungi Bumi
02 Juli 2009 Pembangunan depo daur ulang ini diselesaikan dalam waktu sekitar 3 bulan. Berkat semangat gotong royong yang tinggi dari para donatur dan insan Tzu Chi , maka berdirilah “Pusat Daur Ulang Sumber Daya Alam Tzu Chi” yang berlokasi di halaman belakang Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan Jl. Cemara Boulevard Blok G1 No. 1-3.Perayaan Hari Ibu di Selatpanjang
30 Mei 2024Relawan Tzu Chi Selatpanjang merayakan Hari Ibu Sedunia pada Selasa, 14 Mei 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh 72 peserta dan relawan Tzu Chi.