Jembatan Perantara Ilmu
Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha * Laksana wisuda di sebuah universitas, siswa-siswi Kelompok Bermain juga mendapatkan tropi dan sertifikat secara simbolis dari Poping perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi Wiyata dan Zaenah Mawardi, selaku penanggung jawab Kelompok Bermain. | Cahaya lilin yang dibawa oleh dua guru pembimbing, Sandra Dewi dan Ignatia Wikatinasa, perlahan mulai menerangi Aula Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Bagaikan pelita, kehadiran pahlawan tanpa tanda jasa dalam pendidikan murid-murid Kelompok Bermain, merupakan landasan yang penting bagi pendidikan mereka kelak. |
Wisuda Kelompok Bermain Setelah satu tahun belajar sambil bermain, akhirnya 20 Juni 2008, 54 siswa-siswi kelompok bermain (23 siswa dan 31 siswi), mengadakan pelepasan dan pentas seni Kelompok Bermain Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Keceriaan dan kegembiraan terlihat jelas pada wajah-wajah lugu angkatan ke-4 kelompok bermain tersebut. Dengan menggunakan toga, mereka terlihat seperti sarjana-sarjana mungil yang siap menyongsong pendidikan selanjutnya. ”Rasanya senang, tapi juga sedih tidak bisa ketemu sama teman-teman lagi nanti,” ucap Putri Lestari polos, mengungkapkan perasaannya. Setelah sambutan dan laporan kegiatan kelas bermain oleh Sandra Dewi, acara dilanjutkan dengan pementasan tarian Badinding, pembacaan puisi oleh Aries Tirtama, serta pementasan drama oleh siswa-siswi kelompok bermain. ”Saya sangat senang dan tersentuh sekali melihat kegiatan hari ini. Saya berharap pendidikan moral dan budi pekerti yang telah diajarkan di kelompok bermain, dapat menjadi pegangan untuk anak-anak nantinya,” ucap Poping, sebagai perwakilan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Wiyata. Sandra menambahkan, dirinya dan beberapa guru lainnya, hanyalah jembatan ilmu bagi para muridnya. ”Walaupun setiap kali berpisah, rasanya berat. Saya hanya bisa berharap, apa yang telah kami lakukan dapat menjadi bekal yang baik bagi pendidikan mereka kelak,” tuturnya. Ket : - Dua lilin yang dibawa oleh guru pendamping Kelompok Bermain Tzu Chi, Sandra Dewi dan Ignatia Segenggam Ilmu yang Berarti ”Badan saya sampai bergetar, rasanya bahagia sekali. Saya ucapkan ribuan terima kasih kepada semua guru yang telah membimbing Lilis,” tutur July terbata. Wanita yang tinggal di blok A/17 Perumahan Cinta Kasih Cengkareng ini mengakui banyak perubahan yang telah terjadi pada diri putrinya setelah menerima pendidikan di Kelompok Bermain Tzu Chi. ”Lilis menjadi anak yang patuh, sopan dan sayang kepada orangtua. Tidak hanya itu, Lilis juga semakin menghargai pentingnya pendidikan.” Camp Pendewasaan Anak Sekolah 2008 ini diikuti oleh 255 peserta dan didukung oleh para guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, serta muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching). Ket : - Senyum kebahagiaan siswa Kelompok Bermain Tzu Chi dalam acara Pelepasan dan Pentas Seni Keharuan tidak hanya dirasakan oleh July. Mendengar tutur kata sang bunda, air mata pun menetes di pipi Lilis. Dengan sesenggukan, Lilis berjanji kepada ibunda untuk belajar dengan rajin, dan tidak akan mengecewakan wanita yang hanya mengantongi ijasah SMP tersebut. | |
Artikel Terkait
Peresmian Klinik Paru
16 November 2015Yayasan Buddha Tzu Chi Medan bekerja sama dengan pemerintah Kota Medan membangun klinik paru, yang diresmikan pada 11 November 2015 di Puskesmas Sukaramai, Medan. Pembangunan klinik ini untuk membantu masyarakat terbebas dari ancaman penyakit Turbekulosis (TBC) yang mengkhawatirkan. Klinik Paru diresmikan oleh Walikota Medan, drs. H. Randiman Tarigan, M.Ap ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti.
Lebih Memahami Kasih Sayang Seorang Ibu
18 November 2013 Kasih ibu sepanjang masa, demikian kata pepatah. Maka tak heran bila ada seorang ibu yang mempertaruhkan jiwa dan raganya demi kehidupan anak-anaknya.Menyambut Berkah Melalui Pindapata
18 November 2024Sebanyak 113 orang Biksu/Biksuni berpartisipasi dalam kegiatan pindapata di Tzu Chi Center. Ini keempat kalinya Keluarga Besar Buddhayana Indonesia menjadikan Tzu Chi Center sebagai tempat Sanghadana Khatina Nasional KBI 2024.