Jing Si Talk: 20 Kesulitan dalam Kehidupan
Jurnalis : Mei Hui (He Qi Utara) , Fotografer : Aping Rianto (He Qi Utara) Sudarno Shixiong membahas satu per satu kesulitan yang ada dalam buku “20 Kesulitan dalam Kehidupan” dengan menyertakan contoh nyata dalam kehidupan. |
| ||
Awal Terselenggaranya Kegiatan Ketika memperoleh kabar dari Yen Chiu Shijie (seorang anggota komite dari Taiwan) melalui Indrawati Shijie, bahwa pihak RS Royal Progress menyediakan satu ruangan khusus yang dapat digunakan untuk kegiatan Tzu Chi, maka Aping Shixiong segera mengusulkan diadakan kegiatan Jing Si Talk di sana dengan mengundang pembicara setiap bulan sekali. Rencana Aping Shixiong disambut baik oleh Nony Shijie, maka pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2011 malam, terselenggaralah kegiatan Jing Si Talk dengan mengundang Sudarno Shixiong (Wakil Ketua HeQi Timur) sebagai pembicara dan dihadiri oleh 35 orang peserta.
Keterangan :
Pembahasan yang Mencerahkan Ketika buku 20 Kesulitan dalam Kehidupan yang berbahasa Mandarin selesai diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, naskah terjemahan tersebut disampaikan kepada Master Cheng Yen di Taiwan, dan tim penerbit mendapat dua pesan langsung dari Master Cheng Yen. Pertama adalah mengenai layout tulisan yang harus disusun agak renggang agar dapat mudah dibaca oleh semua kalangan, baik muda hingga tua. Dan yang kedua, Master berpesan agar terjemahan harus benar, karena ibarat “jika menyimpang beberapa mili saja di awal, maka akan menyimpang berkilo-kilometer di akhir”. Ini menunjukkan welas asih Master Cheng Yen agar setiap insan menerima hal yang terbaik. Buku ini bersumber dari kesulitan manusia yang dibabarkan oleh Buddha dalam bab 12 dari sutra 42 bagian. Dalam buku ini, Master Cheng Yen menyampaikan Dharma melalui kisah-kisah orang yang telah mengalami kesulitan-kesulitan ini beserta solusi bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.
Keterangan :
Sudarno Shixiong menyampaikan sharing singkat yang dibagi dalam 4 bagian, yang masing-masing berisi 5 poin kesulitan. Pada bagian awal disampaikan 5 kesulitan pertama: sulit bagi orang miskin untuk berdana, sulit bagi orang kaya untuk belajar jalan kebenaran, sulit untuk menghadapi kematian, sulit untuk membaca Sutra-sutra Buddha, dan sulit untuk hidup sezaman dengan Buddha. Sifat kikir yang belum lenyap adalah kemiskinan yang utama, sesungguhnya bila memiliki cinta kasih di hati, orang miskin pun tetap kaya. Demikian juga tidaklah sulit bagi orang kaya untuk mempelajari kebenaran dengan berendah hati, bertata krama, dan memiliki cinta kasih di hati. Master mengatakan yang paling penting adalah bagaimana kita belajar kebijaksanaan dan mewariskannya. Sejak dahulu titik berat ajaran Buddha terletak pada praktik nyata, sia-sia bila mendengarkan ajaran Buddha namun tidak mempraktikkannya. Sharing bagian kedua adalah mengenai: sulit untuk mengendalikan hawa nafsu, sulit untuk tidak mengejar sesuatu yang baik, sulit untuk tidak marah ketika dihina, sulit untuk tidak memanfaatkan kekuasaan, dan sulit untuk menjaga pikiran tak tergoyahkan. Manusia hendaklah berpuas diri agar selalu bahagia, tidak tamak maupun melekat. Batin yang sering risau seringkali berasal dari sikap menuntut dan suka membanding-bandingkan. Pada bagian ketiga dibabarkan: sulit untuk belajar secara meluas dan mendalam, sulit untuk melenyapkan kesombongan, sulit untuk tidak meremehkan orang lain, sulit untuk memandang setara semua makhluk, dan sulit untuk tidak bergunjing. Untuk belajar secara meluas dan mendalam, setiap orang harus mau membuka pikiran untuk benar-benar mengerti diri sendiri dan orang lain. Manusia harus saling menghormati satu sama lain, menjunjung kesetaraan, melihat kebaikan dalam setiap orang, sehingga tercipta kehidupan yang indah dan penuh keadamaian. Di bagian akhir disampaikan 5 poin kesulitan: Sulit untuk menemukan mitra yang bajik, sulit untuk melihat hakikat diri dan mempelajari jalan kebenaran, sulit untuk mencerahkan orang di saat yang tepat, sulit untuk tidak terpengaruh oleh kondisi luar, dan sulit untuk memahami metode terampil. Mitra yang bajik adalah guru yang mendukung pelatihan diri. Master Cheng Yen mengatakan bahwa manusia mempunyai dua hal yang menghalangi untuk mempelajari jalan kebenaran, yaitu pikiran sempit dan prasangka buruk. Pengaruh dari dunia luar membuat manusia lupa akan hakikat dirinya. Tabiat dan kemalasan membuat manusia kehilangan tekad melatih diri. Sesungguhnya setiap tindakan merupakan metode terampil untuk melatih diri, segala hal hendaknya disikapi dengan penuh pengertian. Ketika 20 poin kesulitan selesai dibawakan, jam menunjukkan menjelang pukul sembilan malam. Tak terasa Jing Si Talk telah berjalan hampir dua jam, namun peserta masih bersemangat melakukan tanya jawab singkat, sebelum ditutup pada pukul sembilan. Buku “20 kesulitan dalam kehidupan” ini sarat pesan tentang kebijaksanaan, sebuah Dharma yang sederhana untuk dipraktikkan. Sebuah bacaan yang dapat menjadi perbendaharaan yang tak lekang waktu bagi setiap insan yang ingin meningkatkan jiwa kebijaksanaan mereka. | |||
Artikel Terkait
Kunjungan Relawan ke Panti Jompo Sabai Nan Aluih
12 Juli 2016Kunjungan para relawan Tzu Chi Padang ke Panti Jompo Sabai Nan Aluih di Sicincin Padang Pariaman disambut hangat kakek nenek yang tinggal di sana. Kunjungan ini mengobati kerinduan mereka akan perhatian keluarga.
Tzu Ching 2019: Running Man!
16 Oktober 2019Berdurasi sekitar lima jam, games Tzu Ching 2019: Running Man” sesungguhnya merupakan sumber kesenangan nonstop bagi pesertanya: Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi), Tzu Shao (murid kelas budi pekerti Tzu Chi), dan mahasiswa. Kegiatan diadakan pada Minggu, 6 Oktober 2019.