Jing Si Talk: “Jing Si Experienceâ€
Jurnalis : Dina (He Qi Utara), Fotografer : Dina (He Qi Utara) Minggu 12 Juni 2011, Jing Si Talk yang biasa diadakan di Jing Si Books and Cafe Pluit ini mengangkat tema yang berbeda dari biasanya, yaitu mengenai Jing Si Experience yang disampaikan oleh seorang relawan Malaysia, Lim Ji Shou. |
| ||
Tema yang ingin dibawakan oleh Jishou Shixiong adalah “Jing Si Experience”. Kata Jing Si berawal dari Master Cheng Yen. Jing Si adalah nama Master setelah keluar dari rumah atau sebelum menjadi bhiksuni. “Jing” berarti “tenang”, sedangkan “Si” berarti merenung, jadi Jing Si secara keseluruhan berarti “Merenung dengan hati yang tenang bagaikan alam yang memberikan kehidupan kepada manusia tanpa pamrih”. Di dunia Tzu chi semuanya berawal dari Jing Si, semua insan Tzu Chi pastilah mengenal kata Jing Si, di mulai dari Griya Jing Si, Jing-Si Books and Cafe, semua memiliki kata Jing Si, tetapi di balik semua itu memiliki satu tujuan yang sama yaitu agar dapat mewariskan ajaran Jing Si. Di seluruh dunia terdapat 47 Jing-Si Books and Cafe termasuk Indonesia. Asal mula berdirinya Jing-Si Books and Cafe adalah dari pemikiran Master Cheng Yen, dimana beliau menginginkan satu tempat yang nyaman agar setiap orang dapat membaca buku sambil menikmati secangkir kopi. Dari ide tersebutlah Jishou Shixiong berkeliling Malaysia hingga ke Hongkong untuk mencari cafe yang menyediakan buku dan minuman (kopi), namun tempat yang dicari tidak ditemukan, justru yang ada hanya cafe yang menyediakan kopi saja tanpa menyediakan buku. Lalu dibuatlah konsep suasana yang memadukan antara buku dengan minuman kopi dan tanpa makanan. Kenapa tanpa makanan? Karena menurut Master Cheng Yen saat seseorang sedang makan, maka akan membuat orang itu lupa diri, hanya dengan minuman yang dapat membuat seseorang selalu sadar. Master Cheng Yen menginginkan Jing-Si Books and Cafe harus memiliki fungsi yang paling penting, yaitu dapat menjadi ruang tamu atau ruang keluarga bagi komunitas untuk bisa saling belajar dan berbagi pengalaman. Selain itu juga agar setiap orang dapat merasakan atau mengalami langsung budaya humanis Tzu Chi. Budaya humanis di sini adalah sebuah nilai yang sempurna dan jika mengalaminya barulah sempurna, seperti bisa membaca buku sambil menikmati secangkir kopi. Minuman yang dijual hanyalah sarana, sedangkan tujuan utamanya adalah agar setiap orang yang datang dapat membaca buku Master Cheng Yen dan memahami ajaran dari Master Cheng Yen lewat buku-buku yang ada di toko buku ini.
Keterangan :
Dengan merasakan semangat Jing Si, melihat dan mengalami langsung budaya humanis tersebut merupakan pengalaman yang sangat bagus yang dirasakan oleh Jishou Shixiong pada saat ia berkunjung ke Griya Jing Si di Hualien, Taiwan. Griya Jing Si merupakan kampung halaman kita dan rumah bagi insan Tzu Chi. Mengapa disebut sebagai kampung halaman? Karena di situlah kampung halaman batin kita. Batin kita bisa berkembang karena Master Chen Yen, dan di Griya Jing Si inilah Master Cheng Yen hidup mandiri tanpa sumbangan dari manapun dan tinggal bersama dengan murid–muridnya. Tempat ini juga menjadi rumah kita, tempat berkumpul dalam satu keluarga besar Tzu Chi dari berbagai Negara. Semangat Jing Si Semangat Jing Si tanpa Tzu Chi bagaikan sebuah hiasan. Jing Si dan Tzu Chi adalah 2 hal yang berbeda namun tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Jing Si adalah benteng dan merupakan ajaran dari Master Cheng Yen, sedangkan Tzu Chi adalah akar yang merupakan tempat berbuat kebajikan. Jing Si merupakan milik Master Cheng Yen, sedangkan Tzu Chi merupakan milik para relawan. Jadi murid Jing Si adalah orang yang mau mendalami dan belajar sesuatu dari ajaran Master Cheng Yen, sedangkan insan Tzu Chi adalah orang yang mau berbuat kebaikan dalam hidupnya. Semuanya tergantung pada kita, apakah kita ingin menjadi murid Jing Si atau insan Tzu Chi saja? Kebijaksanaan dapat tumbuh jika semangat Jing Si, yaitu Bersyukur, Menghormati dan Cinta Kasih telah direalisasikan. | |||
Artikel Terkait
Merasakan Kebahagiaan Bersama Warga Pademangan
30 Januari 2017Menyambut tahun baru Imlek, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menggelar bakti sosial pembagian paket cinta kasih kepada warga Pademangan. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu, 22 Januari 2017 di Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Mako Lantamal) III Jakarta.
Peresmian Kantor Penghubung Palembang
22 Oktober 2013 Peresmian ini menjadi spesial karena dihadiri oleh empat relawan Tzu Chi Taiwan, Salah satunya CEO Tzu Chi Internasional, Stephen Huang serta Ketua, Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia, beserta relawan Jakarta Lainnya.Bantuan Oxygen Concentrator untuk Penanganan Covid-19 di Kota Makassar
13 Agustus 2021Pada Kamis 12 Agustus 2021, Tzu Chi Makassar memberikan bantuan tiga buah tabung oksigen dan satu unit concentrator kepada dua rumah sakit di Makassar yaitu RSUP DR Wahidin Sudirohusodo dan RS Stella Maris.