Jing Si Talk: Jing Si Experience
Jurnalis : Christine Desyliana (He Qi Barat), Fotografer : Christine Desyliana (He Qi Barat) Ji Shou Shixiong menjelaskan bahwa kata “Jing Si Experience” atau “Pengalaman Jing Si” terlintas di pikirannya berdasarkan pengalamannya ketika pulang ke kampung halaman batin (Hualien) dan mengikuti pelatihan di Taiwan. |
| ||
Tapi, di ujung telepon sana, dengan lemah lembut mamaku berkata, ”Sudahlah tak apa, mama sudah memaafkan dan melupakannya.” Saya pun kemudian dapat merasakan kehangatan yang mengalir di batinku, dan saya yakin mamaku juga merasakan hal yang sama. Sebuah kebekuan yang terpendam di antara kami telah mencair dengan sendirinya. Rasa berani untuk berkata maaf kepada mama dan mengalahkan gengsi di dalam diri itu berawal ketika saya bersama 47 orang relawan dan peserta Jing Si Talk lainnya mendengarkan materi yang bertemakan “Jing Si Experience”. Acara Jing Si Talk ini diadakan di Aula Lantai 2 Gedung Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dari pukul 13.00 – 15.15 WIB. Ji Shou Shixiong mengatakan bahwa “Jing Si” dipilih oleh Master Cheng Yen sebagai nama beliau setelah keluar dari rumah (sebelum menjadi biksuni), dan Master Cheng Yen sering menggunakan kata “Jing Si” seperti Griya Jing Si, Aula Jing Si, Jing Si Books and Café, dan ajaran Jing Si. Selain itu, Ji Shou Shixiong menjelaskan bahwa kata “Jing Si Experience” atau “Pengalaman Jing Si” terlintas di pikirannya berdasarkan pengalaman ketika pulang ke kampung halaman batin (Hualien) dan mengikuti pelatihan di Taiwan. Ji Shou Shixiong berkata walaupun dia termasuk salah seorang yang sudah cukup lama mengikuti kegiatan Tzu Chi, namun ia selalu merasa diperlakukan dengan bergitu ramah oleh para biksuni dan relawan Tzu chi di Hualien Taiwan. Hal ini sungguh mencerminkan wujud nyata lagu “Satu Keluarga”. Hal ini menurut Ji Shou disebabkan karena ajaran Jing Si dari Master Cheng Yen telah berakar di dalam diri mereka sehingga para biksuni dan relawan Tzu Chi tersebut bersumbangsih tanpa pamrih dan sepenuh hati menggarap ladang berkah. Selain itu, tentunya mereka berharap relawan Tzu Chi yang pernah kembali ke kampung halaman batin dan telah merasakan pengalaman tersebut, juga dapat mewariskan ajaran Jing Si dan mengembangkan mazhab Tzu Chi di negara asal, sebagai salah satu wujud janji bakti sebagai relawan Tzu Chi kepada Master Cheng Yen yang merupakan pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi.
Keterangan :
Setelah relawan merasakan suasana dan makna “Satu Keluarga”, maka perlu dilandasi 3 hal dalam berinteraksi dengan orang lain, yaitu bersyukur, menghormati dan cinta kasih. Bersyukur artinya kita mempunyai kesabaran terhadap orang lain. Dan ketika kita menerima kekurangan orang lain berarti kita sudah menghormati orang lain. Selain itu kita juga harus melatih diri kita untuk selalu memiliki cinta kasih tanpa pamrih. Kemudian Ji Shou ShiXiong memperlihatkan video-video berdurasi singkat untuk memberi contoh bagaimana wujud dari sikap bersyukur, menghormati dan cinta kasih. Video tersebut sungguh inspiratif dan menggugah hatiku, sehingga air mata menetes terus menerus di pelupuk mataku. Cerita video tersebut menggambarkan betapa besarnya cinta kasih orangtua kepada anaknya. Meskipun orangtua juga manusia yang tak sempurna baik fisik dan karakternya, tetapi cinta kasih mereka selalu sempurna untuk anaknya. Kadangkala kekurangan itu dapat membuat kehidupan menjadi sempurna, bahkan ada keindahan dari ketidaksempurnaan. Dan jikalau kita sungguh mudah mengatakan “love” ke anak-anak kita ataupun pasangan, apakah kita bisa semudah itu juga berkata kepada orangtua bahwa kita sangat mencintai mereka? Intisari dari cerita video itu sungguh memberi kesan yang mendalam, dan tiba-tiba terlintas di pikiran semua kesalahan masa laluku kepada mama. Penyesalan muncul dari dalam hati, sangat ingin bertobat, ingin memperbaiki diri, dan saya memutuskan akan menelepon mama setelah Jing Si Talk ini selesai. Ji Shou Shixiong berkata bahwa ada kaitan antara berbakti kepada orang tua dengan berbuat kebajikan. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi bahwa “ Ada dua hal yang tak bisa ditunda di dunia ini yaitu berbakti kepada orangtua dan melakukan kebajikan”. Ketika kita berbakti kepada orangtua berarti kita telah melatih diri kita untuk terbiasa memberikan cinta kasih tanpa pamrih, maka ketika berbuat kebajikan, kita dapat menciptakan suasana tulus dan penerima bantuan juga akan merasakan cinta kasih tanpa pamrih dan rendah hati dari insan Tzu Chi, dan otomatis para insan Tzu Chi juga telah menjadi praktisi dan mewariskan ajaran Jing Si.
Keterangan :
Selanjutnya Ji Shou Shixiong menuturkan bahwa relawan Tzu Chi melakukan kebajikan dan menciptakan berkah. Selain itu, relawan juga harus mempraktikkan, melakukan, menyadari ajaran Jing Si dan jalan Boddhisatwa agar setiap relawan Tzu Chi mampu untuk membuka hati, melatih diri dan menyucikan hati agar jiwa rohani dan kebijaksanaan semakin bertumbuh. Jadi, selain sebagai relawan Tzu Chi, juga berusaha untuk menjadi murid Jing Si. Ajaran Jing Si dapat diperoleh dari acara DAAI TV, seperti Lentera Kehidupan dan Sanubari Teduh. Jing Si adalah benteng pertahanan Tzu Chi. Dan saat bertemu dengan Jing Si Experience, kita akan menyadari bahwa kita mampu mempengaruhi dunia. Demikianlah intisari Jing Si Experience yang saya petik dari Ji Shou Shixiong di kegiatan Jing Si Talk ini. Dan melalui Jing Si Experience yang didasari dari ajaran Master Cheng Yen, saya menjadi begitu sangat tersentuh sehingga saya dapat meminta maaf kepada mama sebagai wujud rasa tobat. Selain itu, sebagai relawan Tzu Chi, saya juga berusaha menjadi murid Jing Si. Besar harapan saya agar semakin banyak orang yang dapat menyelami dharma di kegiatan Jing Si Talk He Qi Barat yang akan datang, sehingga semakin banyak pula orang yang memiliki Jing Si Experience yang indah di dalam sejarah hidupnya. Gan En Master Cheng Yen, Gan En Ji Shou Shixiong, dan Gan En semua relawan Tzu Chi.
| |||