Jing Si Talk: Melatih Kesabaran
Jurnalis : Metta (He Qi Utara), Fotografer : Metta (He Qi Utara) Kumuda (kemeja putih) sedang menjelaskan tentang kesabaran. Menurutnya kesabaran tiada batas, tetapi memiliki tingkatan. |
| ||
Minggu siang, 13 Februari 2011, diadakan acara Jing Si Talk, di Jing Si Books and Café Pluit. Di kesempatan perdana ini, ada 18 relawan Tzu Chi yang mengikuti Jing Si Talk . Jing Si Talk akan diadakan sebulan sekali pada minggu kedua, dengan tema dan pembicara yang berbeda-beda pula. Tujuan diadakannya acara ini yaitu untuk memberikan pengetahuan lebih tentang dharma demi kemajuan visi dan misi Tzu Chi. Dharma merupakan makanan untuk batin kita, agar batin kita menjadi tenang seperti yang dikatakan Master Cheng Yen bahwa kita harus sering membaca buku dan mendengarkan dharma. Pembicara yang diundang di tiap acara Jing Si Talk ini berasal dari insan-insan Tzu Chi sendiri. Para relawan Tzu Chi sangat tertarik terhadap acara Jing Si Talk ini, termasuk Like Shijie, Ketua He Qi Utara. “Saya sangat tertarik dengan acara ini, walaupun intisari dalam topik hari ini sama, namun dengan bahasa yang sederhan hal ini akan membuat kita lebih memahami dharma,” katanya. Kumuda adalah salah satu relawan Tzu Chi yang mendapat kesempatan pertama sebagai pembicara di Jing Si talk. Saat mulai, Kumuda mengatakan sangat terkagum dengan Master Cheng Yen. “Master Cheng Yen menuntun kita dalam bertingkah laku baik, mengajarkan kita untuk berbakti kepada orang tua dan mengajak kita melakukan kebajikan, karena menurut Master Cheng Yen dua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda di dunia ini,” kata Kumuda. Kumuda juga membicarakan tentang kesabaran. Ia bertanya kepara para relawan, “Apakah kesabaran itu ada batasnya?” Menurut Kumuda, kesabaran itu tidak ada batasnya, tetapi kesabaran ada tingkatannya. Kesabaran memiliki 3 tingkatan: tingkat pertama yaitu tidak mengeluh, tingkat kedua bermasalah namun tetap bahagia, dan tingkat ketiga adalah tetap mencintai walaupun disakiti. Pada tingkat pertama, kita harus memiliki sikap pengendalian diri, dengan tidak mengeluh. Jika kita sering mengeluh kita tidak akan pernah merasakan apa arti bersyukur. Jika ingin hidup kita menjadi baik, bersyukurlah selalu, karena dengan bersyukur akan membuat kita hidup lebih tenang.
Keterangan :
Pada tingkat kedua, jika karma buruk kita sedang berbuah kita harus tetap sabar dalam menjalaninya, dengan berharap, "Semoga saya dapat sabar dalam menjalani karma buruk saya yang sedang berbuah ini, semoga saya tidak lagi membuat sebab untuk karma buruk lagi." Karena segalanya berasal dari sebab akibat yang sesuai dengan tingkah laku yang kita perbuat. Pada tingkat ketiga, ini merupakan tingkatan kesabaran yang paling berat, yaitu kekuatan cinta kasih yang dapat menghancurkan kebencian, jangan pernah memiliki dendam dalam diri kita, karena dendam hanya membuat kita merasa tidak tenang hidup di dunia.Kumuda mengatakan, “Kekayaan yang paling tinggi adalah rasa syukur. Jika seseorang tidur hanya diselimuti kain, namun ia tidur dengan batin yang tidak serakah maka kehidupan orang tersebut akan indah dan nyaman. Sebaliknya seseorang yang tidur diselimuti kain sutra atau emas namun batin dipenuhi oleh keserahkan, orang tersebut tidak dapat menikmati indahnya kekayaan yang sesungguhnya.” Manusia pada umumnya suka membandingkan sesuatu hal, ini yang menyebabkan timbulnya masalah. Jika kita bersyukur kita akan merasa damai, kesombongan dan keserahkan hanya dapat menimbulkan sikap meremehkan orang lain. Sama halnya dengan berpikir negatif, dengan berpikir negatif akan membuat kita menjalin jalinan jodoh yang tidak baik, jangan sampai hal ini terjadi. Banyak hal yang sangat bermakna dalam pembahasan di Jing Si Talk ini, selain kesabaran, rasa syukur, 4 kebenaran mulia, 8 jalan unsur utama sampai pembahasan meditasi, semuanya dibicarakan di sini. Keseriusan para relawan dalam mendengarkan dharma sangat terasa. Banyak sekali pertanyaan yang terus-menerus dilontarkan, karena rasa ingin tahu relawan yang sangat kuat dan juga banyak hal-hal positif yang diterima oleh para relawan. Para relawan Tzu Chi merasa acara Jing Si Talk yang pertama ini sangat menarik, semakin menyadarkan kita untuk terus menerus bersyukur atas berkah yang kita miliki. Dengan bersyukur kita akan memperoleh ketenagan batin, karena bersyukur adalah kekayaan yang sesungguhnya. | |||
Artikel Terkait
Kebersamaan Antarsesama di Misi Kesehatan Tzu Chi
22 Februari 2017Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisatwa
13 September 2011 Janganlah terpengaruh oleh keuntungan, kekuasaan, dan ketenaran yang dapat menyebabkan batin kita ternoda oleh ketamakan, kebencian, dan kebodohan.Menggugah Semangat Awal Bersumbangsih
11 November 2022Tzu Chi Biak mengadakan Training Relawan Abu Putih yang bertempat di Swisbell Hotel, Biak, Papua. Kegiatan yang diadakan pada Sabtu 5 November 2022 ini diikuti 31 peserta.