Jing Si Talk: Mengapa Ikut Tzu Chi?

Jurnalis : Christine Desyliana (He Qi Barat), Fotografer : Nandar (He Qi Barat)

fotoHendry Zhou selaku pembicara di kegiatan ini membagikan informasi mengenai apa yang diharapkan oleh Master Cheng Yen dan apa saja yang harus dilakukan oleh insan Tzu Chi dalam melakukan kegiatan Tzu Chi.

Terdapat berbagai yayasan atau organisasi yang bergerak di bidang amal sosial dan kemanusiaan dengan tujuan yang mulia. Dengan banyaknya pilihan, manusia sebagai mahkluk sosial dapat menentukan apakah dirinya ingin ikut terlibat dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan atau tidak, bahkan setelah memutuskan untuk ikut terlibat maka pertanyaan selanjutnya adalah:  Yayasan atau organisasi apa yang akan dipilih?“

 

 

Pertanyaan di atas tentunya juga pernah terlintas dalam benak setiap relawan yang bergabung di Tzu Chi. Begitu pula halnya dengan Tika Shijie, yang baru saja mengikuti kegiatan sosialisasi pada bulan September 2011 di Kantor Pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bertempat di Gedung ITC Mangga Dua, Jakarta. Oleh sebab itu, untuk memperoleh jawaban dan memastikan apakah pilihannya sudah tepat atau belum maka Tika Shijie memutuskan untuk hadir sebagai peserta, bersama 29 orang lainnya di kegiatan Jing Si Talk, pada hari Minggu tanggal 13 November 2011 pada pukul 10.05 WIB, karena tema Jing Si Talk pada hari itu adalah “Mengapa Tzu Chi?“,  yang dibawakan oleh Hendry Zhou Shixiong.

Tika mengikuti kegiatan Jing Si Talk karena dirinyaingin mengetahui apa yang  istimewa dari Tzu Chi, mengingat dirinya belum terlalu mengenal Tzu Chi secara mendalam, sekaligus ingin memanfaatkan waktu luangnya di hari Minggu. Jika dilihat dari alasan ataupun latar belakang Tika  mengikuti kegiatan ini, seperti kata perenungan Master Cheng Yen yang tertulis di brosur informasi kegiatan Jing Si Talk yaitu, ”Daripada berhitung untuk mendapat waktu istirahat satu-dua hari dalam seminggu, lebih baik berhitung dengan diri sendiri untuk memanfaatkan setiap detik dalam usaha memperkaya batin”.

Menjadi Murid Master Cheng Yen.
Dengan senyum wajah yang sangat khas, Hendry Zhou Shixiong mengajak semua peserta yang hadir untuk relaks karena sesuai dengan nama kegiatan yaitu “Jing Si Talk” memiliki arti “Mengobrol Perihal Jing Si”. Kalau namanya “ngobrol” berarti suasana kegiatan hendaknya santai dan akrab. Ketika melihat para peserta mulai merasa santai seperti di rumah sendiri, Hendry Zhou Shixiong mulai menjelaskan terlebih dahulu mengapa Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi kepada para peserta.

foto  foto

Keterangan :

  • Para peserta yang datang, mencatat setiap hasil sharing untuk dijadikan catatan yang akan menjadi pengingat dan direnungkan kembali begitu sampai di rumah . (kiri)
  • Tika Shijie (kaus hitam), relawan yang baru saja mengikuti sosialisasi Tzu Chi datang untuk mengenal lebih dalam mengenai Tzu Chi. (kanan)

Setelah penjelasan diberikan kemudian Hendry bertanya mengapa kita (para peserta dan relawan) memilih Tzu Chisebagai tempat atau wadah untuk berbuat kebaikan? Hendry memberikan beberapa alasan mengapa orang memilih Tzu Chi. Alasan awal adalah karena orang mau bersumbangsih di Tzu Chi, dalam diri mereka telah muncul tekad ingin berbuat kebaikan. Ketika terlibat di kegiatan Tzu Chi, sebagai relawan harus menaati  peraturan dan Sila Tzu Chi. Mengapa perlu diadakan peraturan dan sila, karena Yayasan Buddha Tzu Chi bekerja lintas agama, ras, suku bangsa, negara, keterbatasan fisik dan status sosial, jadi adalah hal yang sangat wajar jika kadangkala ada perbedaan atau budaya dari tiap orang yang masih terbawa pada saat melakukan kegiatan Tzu Chi. Peraturan dan sila ditujukan mengatur setiap relawan yang berbeda latar belakang, suku, ras, dan agama dan Sila Tzu Chi untuk mencegah timbulnya niat pikiran buruk, pandangan dan pikiran yang salah, sehingga setiap relawan dapat menampilkan hati yang jernih dan pada akhirnya dapat menjadi panutan bagi orang lain.

Kemudian Hendry Zhou Shixiong menerangkan bahwa seringkali orang juga berkata bukankah menjadi donatur berarti sudah melakukan kegiatan sosial, mengapa masih harus menjadi relawan untuk terlibat di berbagai kegiatan sosial yang diadakan oleh Tzu Chi? Hendry menjelaskan jika hanya berdonatur tiap bulan maka kita akan merasakan welas asih kita terbangkitkan pada saat kita menyerahkan dana amal, tapi “rasa” tersebut tidak akan bertahan lama. Tetapi ketika turun tangan sendiri melakukan perbuatan bajik melalui kegiatan di Tzu Chi dan ramai-ramai bersama relawan Tzu Chi lainnya, welas asih akan bertahan lama di hati kita. Apalagi semakin sering dan banyak melakukan kegiatan Tzu Chi pasti akan banyak perubahan yang berarti dan lebih baik di dalam diri kita.

Kemudian Hendry menayangkan cuplikan video dimana Master Cheng Yeng mengharapkan para relawan Tzu Chi harus melatih dirinya untuk menjaga keselarasan antara jiwa dan raga sehingga dapat bersatu hati dan harmonis ketika berinteraksi dengan orang lain ataupun relawan lainnya di saat bersumbangsih. Setiap orang adalah sutra hidup. Ketika ingin menilai diri sendiri, cobalah diingat bahwa jikalau ada perasaan tidak senang ketika melihat orang lain, itu menandakan pelatihan diri sendiri belumlah cukup. Dan ketika ingin menilai relawan Tzu Chi lainnya ataupun orang lain, cobalah diingat bahwa dalam kelompok yang terdiri atas 3 orang, pasti dapat menemukan guru, teladani segala sisi baiknya, dan ambillah pelajaran dari sisi buruknya.

Hendry menerangkan jika relawan dianjurkan untuk menjadikan aturan dan Sila Tzu Chi sebagai life style (gaya hidup), yang mana dapat memberikan efek yang positif untuk relawan sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Lalu Hendry memutarkan sebuah video yang berisi penggalan Ceramah Master Cheng Yen yang mengatakan jika ingin menjadi murid- Nya maka relawan Tzu Chi harus melakukan kegiatan Tzu Chi, menaati peraturan dan Sila Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Christine Shijie selaku MC kegiatan Jing Si Talk, mencoba berbagi informasi mengenai apa itu Tzu Chi dan apa saja yang telah dilakukan Tzu Chi kepada para peserta yang hadir. (kiri)
  • Para relawan mencoba menghibur peserta yang hadir dengan memeragakan gerakan isyarat tangan(kanan)

Setelah mengobrol dan memberikan penjelasan atas pertanyaan Mengapa Tzu Chi selama 60 menit, Hendry Zhou Shixiong mengakhiri dengan 2 kata, yaitu Gan En disertai dengan senyuman dan para peserta bertepuk tangan sebagai ungkapan terima kasih dan rasa hormat.

Dan kemudian saya sebagai pembawa acara (Christine Desyliana-red) memberikan kesimpulan atas penjelasan tersebut bahwa Tzu Chi berbeda dengan organisasi amal lainnya. Master Cheng Yen menekankan pada para relawan Tzu Chi bahwa sesudah bersumbangsih mereka juga harus memiliki kejernihan batin dengan kesadaran yang tanpa penghalang. Dengan demikian kesadaran batin baru dapat tumbuh. Di organisasi Tzu Chi yang terpenting adalah “harmonis” dan “bersatu”. Bila hati dapat bersatu, baru ada keharmonisan. Andaikan keharmonisan dalam suatu organisasi tidak cukup besar, tentu tidak akan mampu membentuk sebuah aliran kebajikan.

Terus Berbuat kebajikan.
Diharapkan agar setiap relawan Tzu Chi  yang sudah menjalin jodoh dengan Tzu Chi dan telah melakukan perbuatan bajik dan kebaikan, serta sudah melatih diri untuk menjadi lebih baik dengan melaksanakan aturan dan Sila Tzu Chi haruslah menjadikan aturan dan Sila Tzu Chi sebagai life style, maka relawan Tzu Chi tersebut akan mengembangkan misi-misi Tzu Chi secara sukarela dan ikhlas, sebagai ungkapan balas budi kepada Master Cheng Yen. Lalu isyarat tangan yang berjudul “Ren Jian You Ai “ yang memiliki arti “Di Dunia Ada Cinta Kasih”, ditampilkan oleh tim shouyu  (isyarat tangan) di depan panggung. Kelembutan dan keseragaman gerakan isyarat tangan yang merupakan salah satu bentuk budaya humanis Tzu Chi ini sungguh indah dan terlihat para peserta menikmati sumbangsih dari tim shou yu.

Kemudian saya memberikan kata penutup yang dikutip dari Ceramah Master Cheng Yen yaitu, “Dalam berjalan di jalan Tzu Chi, kita harus memiliki kesatuan dan hati untuk dekat satu sama lain. Kalian harus giat mengalang Bodhisatwa dunia. Setiap orang adalah Bodhisatwa. Saya berharap kalian semua makin giat dan dapat menjadi anggota komite Tzu Chi. Saya senantiasa mendoakan kalian. Semoga kita bisa menghargai jalinan jodoh ini dan bergandengan tangan dengan erat untuk menyebarkan semangat Tzu Chi sehingga cinta kasih banyak orang dapat terbangkitkan”. Lalu ditambahkan secara pribadi oleh MC bahwa setelah mendengar penjelasan dari Hendry Zhou Shixiong di kegiatan Jing Si Talk hari ini, semoga banyak orang yang berjodoh, memilih dan mengambil keputusan untuk turut bergabung ke Tzu Chi.

Dan kegiatan Jing Si Talk pun berakhir sekitar jam11.30 WIB. Lalu saya memperoleh konfirmasi dari Tika Shijie bahwa dirinya sungguh merasa bersyukur dapat hadir di Jing Si Talk hari ini dan memperoleh banyak pengetahuan mengenai Tzu Chi dan Master Cheng Yen. Selain itu, ia semakin merasa mantap bahwa pilihan dia adalah benar dan akan mau terus berbuat kebajikan bersama barisan Tzu Chi.

 

 


Artikel Terkait

Menjembatani Perbedaan dengan Cinta Kasih Universal

Menjembatani Perbedaan dengan Cinta Kasih Universal

14 September 2017
Pada 9 dan 10 September 2017, Tzu Chi Batam mengadakan baksos kesehatan gratis yang ke-4 di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulau Meranti, Provinsi Riau. baksos ini berhasil mengobati 539 warga kurang mampu di dearah tersebut.
Kebahagiaan Senantiasa Dinantikan

Kebahagiaan Senantiasa Dinantikan

21 Juni 2018
Sebelum takbir kemenangan dikumandangkan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1439 H yang jatuh pada 15 dan 16 Juni 2018, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat sudah menyiapkan hal istimewa bagi para pasien kasus yang masih tinggal di rumah singgah maupun rumah sakit di Jakarta.
Waisak 2556: Semoga Dunia Bebas Bencana

Waisak 2556: Semoga Dunia Bebas Bencana

14 Mei 2012
Tzu Chi Surabaya menyelenggarakan perayaan Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia dengan khidmat pada hari Minggu, 13 Mei 2012, bertempat di Hall D Mangga Dua Centre Surabaya yang dihadiri oleh insan Tzu Chi, donatur, masyarakat umum, dan Gan En Hu (penerima bantuan) Tzu Chi.
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -