Jing Si Talk : Pertobatan Untuk Dunia

Jurnalis : Metasari (He Qi Utara), Fotografer : Metasari (He Qi Utara)
 
 

fotoSejumlah 23 orang relawan berkumpul untuk mengikuti acara Jing Si Talk. Sebagai pembuka acara, ditayangkan video Sanubari Teduh.

“Kedamaian di dunia berawal dari niat baik (anda) sedangkan bencana yang terjadi di dunia berawal dari sekilas niat jahat yang timbul.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Pada Minggu, 10 April 2011, pukul 15.00 WIB,  Jing Si Books and Cafe Pluit sudah diramaikan oleh 23 orang relawan Tzu Chi yang ingin mengikuti sharing dharma Jing Si Talk.  Sharing dharma ini kembali mengusung tema acara yang sangat menarik, yaitu “Pertobatan dan Bervegetarian”. Dalam kesempatan ini Kumuda Shixiong yang sudah pernah menjadi Pembicara pada Jing si talk perdana lalu, dengan tema bahasan “Melatih Kesabaran” kembali di undang sebagai pembicara di jing si talk yang ketiga ini.

Acara ini dimulai dengan pemutaran video ceramah Sanubari Teduh. Di ceramah tersebut Master Cheng Yen berkata: “Kita hidup berawal dari buah karma, baik buruknya karma seseorang tergantung perbuatan kita dalam kehidupan ini.” Seperti kata perenungan diatas, sekilas niat buruk dapat menimbulkan bencana untuk dunia, sedangkan niat baik yang dilakukan, dapat membuat dunia menjadi nyaman dan damai.

Kita harus berdoa dengan tulus karena kita telah membuat karma buruk yang dapat menimbulkan bencana. Setiap orang memiliki sikap egois yang akan menimbulkan noda batin dan noda batin itu akan terus bersama kita di kehidupan selanjutnya. Jika kita dapat memahami semua satu kesatuan siklus ini dan dapat menerapkannya dalam perbuatan, maka kita akan dapat meyebarkan cinta kasih yang luas.

Dalam Sanubari Teduh, Master Cheng Yen Berkata “Dengan senantiasa melatih batin dengan penuh pertobatan, kita baru dapat merangkul semua makhluk dan memahami kebenaran. Meninggalkan penyimpangan, kembali pada kebenaran, dan meninggalkan karma buruk”. Hal Demikianlah yang Master inginkan, sesuai dengan resolusi Master di tahun ini yaitu Tahun Pertobatan.

foto  foto

Keterangan :

  • Kumada Shixiong berbagi empat kekuatan bertobat, salah satunya kekuatan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. (kiri)
  • Sharing ini sangat membuka wawasan para relawan, sehingga mereka bersemangat mengajukan pertanyaan. (kanan)

“Apakah bertobat menghapus dosa?” pertanyaan itu muncul pada sharing dharma kali ini. Pertobatan tidak dapat menghapus dosa, bertobat hanya berarti mengakui kesalahan yang telah kita lakukan. “Mengapa perlu bertobat?” dengan tidak mengakui kesalahan maka karma buruk kita akan semakin tertimbun dan dapat menghambat kebebasan dan kebahagian diri. “Batin ini seperti bulan purnama yang tertutup awan gelap. Awan gelap adalah noda batin. Dengan mengakui kesalahan maka tidak ada lagi yang disimpan dan semuanya akan menjadi lebih tenang,” ujar Kumuda Shixiong.

Kekuatan Bertobat membuka harapan baru
Ada empat kekuatan bertobat yang Kumuda Shixiong sebutkan dalam sharing ini, yaitu kekuatan dari penyesalan, kekuatan keyakinan yang berlindung pada Triratna dan membangkitkan kepedulian, kekuatan memperbaiki melakukan aktifitas positif, dan yang terakhir kekuatan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. “Sebuah hambatan jika tidak diselesaikan akan mengakibatkan sebuah penyakit. Dengan bertobat kita membuka harapan baru. Jika sesuatu yang buruk disimpan terlalu lama maka akan membuat kita berpikir negatif,” jelasnya.

Pada akhir penutupan sharing, Kumuda Shixiong menyiapkan sebuah Syair Pertobatan. Dalam syair pertobatan tertulis bahwa kita harus menyadari bahwa segala karma buruk yang dilakukan disebabkan oleh keserakahan, kebencian dan kebodohan yang tercipta melalui tubuh, ucapan, maupun pikiran. Hal ini berhubungan dengan bervegetarian, dengan bervegetarian maka akan membuat kita lebih memiliki rasa belas kasih terhadap semua mahluk hidup, sehingga secara otomatis noda batin kita akan berubah, Karena jika pada saat hewan tersebut merasa tersiksa dan tidak tenang saat ia mati, maka akan menimbulkan dendam yang akan terus menerus mengikutinya. Bayangkan jika karma buruk selalu mengikuti sehingga membuat diri kita tidak terlepas dari ikatan karma buruk yang ada, dan jangan pernah kita bahagia diatas pendiritaan makhluk hidup lainnya.

Para relawan Tzu Chi yang hadir, masih ingin mendengarkan sharing dharma yang disampaikan oleh Kumuda Shixiong. Semangat relawan mengajukan pertanyaan begitu besar, Pertanyaan pun dilontarkan oleh para perserta, hal ini disebabkan karena sharing dharma tersebut sangat membuka wawasan para relawan tentang dharma. Para relawan sudah paham, dengan kita mengakui kesalahan yang kita perbuat, maka akan membuat kita merasa tenang dalam menjalani kehidupan dan akan membuat dunia ini menjadi lebih damai karena kita dapat mengikhlaskan karma buruk yang sedang berjalan.

  
 

Artikel Terkait

Peduli Merapi: Teman Bermain Bagi Anak-anak

Peduli Merapi: Teman Bermain Bagi Anak-anak

16 November 2010
Tanggal 15 November 2010, tahap keempat relawan Tanggap Darurat Tzu Chi tiba di Yogyakarta. Mereka datang dengan membawa misi menjadi pemerhati bagi para pengungsi anak-anak.
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Secara Holistik

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Secara Holistik

09 Mei 2018
Lembaga Australia, The ICAN Foundation (ICF) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Sekolah Cinta Kasih (SCK) Tzu Chi Cengkareng pada 8 Mei 2018. Dalam kerja sama tersebut, SCK dan ICF membuat program pembelajaran bahasa Inggris selama satu tahun untuk siswa dan guru.
Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Saling Dukung untuk Mengukir Sejarah Tzu Chi

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Saling Dukung untuk Mengukir Sejarah Tzu Chi

18 Januari 2016 Bertempat di Jiang Jing Tang Lt. 4 Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, drama berjudul “Sejarah Perjalanan Tzu Chi Indonesia” berhasil dipentaskan dihadapan tamu undangan di acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 pada 16 dan 17 Januari 2016.
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -