Relawan Tzu Chi komunita He Qi Timur membagikan 100 Paket Natal di Gereja Kristen Indonesia, Kebon Bawang, Jakarta Utara. Paket ini yang berisi berisi 5 kg beras, 2 liter minyak goreng, 2 kg gula putih, 20 bungkus DAAI Mie, dan 1 buah celengan Tzu Chi.
Pada tahun 1982, di usia masih remaja, tepatnya di umur 15 tahun, Enok Sri Marfuah (55), warga RT 012 RW 009, Kebon Bawang, Jakarta Utara bekerja sebagai tukang jahit di salah satu konveksi yang tidak jauh dari rumahnya. Rutinitas itu berlangsung hingga tahun 2011.
“Di tahun 2011, tempat kerja saya gulung tikar, kami hanya dapat pesangon massal saja. Uang itu saya gunakan buat kebutuhan makan sehari-hari. Di tahun 2011 itu juga, anak saya sudah mulai besar, dia sudah bisa cari kerja yang bantu biaya makan sehari-hari,” cerita Enok, panggilan akrabnya.
Enok adalah tulang punggung keluarga yang harus menghidupi anaknya sendirian sejak suaminya meninggalkan mereka tanpa berita pada tahun 1994 silam. Meski begitu, Enok sangat bersyukur memiliki anak yang sangat berbakti. Ia mengatakan anaknya meminta ibunya tidak perlu khawatir, “Mama, sekarang gantian saya kerja,” kata Enok meniru perkataan Mohammad Firmasyah (30), yang sudah berkeluarga dan tinggal terpisah darinya.
Enok Sri Marfuah (55) bersyukur masih ada yang peduli dan memberikan sedikit bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan seperti kelauarganya.
Ketika relawan Tzu Chi berkunjung dan memberikan kupon sembako untuk ditukarkan dengan Paket Natal kepada Enok 3 Desember 2022 lalu, perasaannya kaget dan gembira. Ia menjelaskan selama ini belum pernah mendapat bantuan semacam sembako tersebut. “Terima kasih, sudah memberikan sedikit bantuan kepada orang tidak punya seperti saya,” ujar Enok, “bersyukur sekali karena masih ada yang peduli, memberi kami sembako, beras. Mudah-mudahan bisa berlanjut terus. Senang sekali.”
Selain Enok, ada pula Neneng Siti Halimah (45) yang kehidupannya sangat bergantung pada anak pertama dan keduanya yang sudah bekerja. Walau hanya hidup pas-pasan, Neneng Siti Halimah masih bersyukur bisa membesarkan empat anaknya. Pada tahun 2014 suaminya terserang stroke selama sebulan lamanya. Namun, hanya berselang 2 tahun sehat, pada tahun 2016 stroke kembali menyerang suaminya dan akhirnya meninggal di tahun yang sama.
Melalui baksos ini, Neneng Siti Halimah sangat bersyukur masih ada yang peduli pada keluarganya dan berharap program ini terus berjalan sehingga bisa membantu masyarakat yang membutuhkan.
Ikut Berbagi
Pada hari pembagian paket dilakukan, 17 Desember 2022, 100 warga datang ke Gereja Kristen Indonesia, Kebon Bawang, lokasi kegiatan dilakukan. Adapun Paket Natal itu berisi 5 kg beras, 2 liter minyak goreng, 2 kg gula putih, 20 bungkus DAAI Mie dan 1 buah celengan Tzu Chi. Selain paket tersebut, Tzu Chi juga mengajak warga Kelurahan Kebon Bawang turut berbagi juga kepada sesama melalui celengan bambu. Mereka pun sangat antuasias dan menyambut baik.
Johan Kohar menjelaskan arti celengan bambu Tzu Chi kepada warga tentang belajar untuk menggalang hati dengan berbuat kebaikan bagi yang membutuhkan.
Di sela kegiatan, Johan Kohar, relawan He Qi Timur menjelaskan tentang celengan bambu dari Tzu Chi dimana mengajak masyarakat untuk belajar menggalang hati sendiri dengan berbuat kebaikan bagi yang membutuhkan. “Mungkin ibu-ibu ke pasar, ada kembalian 500 atau 1000 rupiah, bisa dimasukkan ke celengan. Dengan berbagi, berarti setiap hari kita berbuat baik. Walau sedikit, lama-lama jadi bukit,” kata Johan Kohar sambil menunjukkan kata-kata yang tertulis dalam celengan, yakni ‘Berdana merupakan perwujudan dari cinta kasih yang tulus’.
Salah satu umat Gereja Kristen Indoensia yang menerima paket kali itu adalah Merry Kudamasa (60) yang sangat bersyukur dan berterima kasih. “Kami sangat berbahagia sebagai jemaat Tuhan, bahwa ketika memasuki bulan yang penuh bahagia ini, perayaan Natal, kami menerima berkah ini,” tutur Merry.
Menjelang Natal, Merry biasanya merayakannya dengan sederhana, yakni berbagi kebahagiaan dengan keluarga. Bertermu dengan Tzu Chi hari itu membuatnya makin bersyukur karena ia mendapatkan inspirasi bahwa di momen Natal, Tzu Chi menunjukkan cinta kasih serta kepedulian bagi mereka, umat Kristiani yang merayakan Natal. “Kami bersyukur, berkat (Paket Natal) ini akan kami olah untuk dapat kami nikmati bersama di momen Natal,” ucap Merry.
Merry Kudamasa (berbaju biru) sangat bersyukur Tzu Chi memberikan suatu inspirasi bagi mereka bahwa di momen Natal, Tzu Chi menunjukkan cinta kasihnya serta kepedulian bagi mereka, umat Kristiani yang merayakan Natal.
Merry Kudamasa juga akan mengajak anak cucu belajar menabung di celengan yang ia dapat pada hari ini, “Kami belajar, bahwa hidup ini harus berbagi dalam hal apapun. Itu adalah suatu momen atau simbolis hidup itu harus berbagi,” kata Merry Kudamasa sangat bersyukur bahwa Tzu Chi melihat suatu hal kecil, namun ketika disatukan akan menjadi satu hal yang besar.
Tentunya beras cinta kasih akan habis pada waktunya, namun cinta kasih tidak akan habis, tetapi akan terus mengalir. Demikian juga kegiatan pembagian paket Natal ini, tidak putus sampai di sini, namun akan terus terjalin melalui celengan Tzu Chi yang telah dibagikan, “Kita (relawan Tzu Chi) akan datang kembali, menunggu bapak ibu menuangkan celengan Tzu Chi, pada 14 Februari 2022 nantinya,” jelas Johan Kohar.
Editor: Metta Wulandari