Joyful Living
Jurnalis : Amelia Devina (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara)Para peserta bedah buku bertepuk tangan layaknya anak-anak untuk merasakan rasa bahagia yang polos, tanpa beban apa pun. Orang dewasa sering menjadi tidak bahagia karena banyak beban. |
| |
Are You Happy? Ji Shou malam itu membuka sharingnya dengan bertanya, “Are you happy? Apakah Anda bahagia?” Kalau Anda yang ditanya, apa jawaban jujur Anda? Malam itu, terlihat beberapa perserta mengacungkan tangan, sedangkan selebihnya memilih untuk menjawab dalam hati mereka masing-masing. Kebahagiaan memang selalu menjadi pembahasan menarik yang tak pernah usang untuk dibicarakan. Namun pertanyaannya, apakah kita tahu kebahagiaan itu? Dan apakah kita telah mencari kebahagiaan di tempat yang tepat, di arah yang benar?. Seperti Anak Kecil Dalam hidup, banyak kali kita diekspos pada tips-tips tentang kebahagiaan. Kita mungkin tahu banyak, tapi apakah kita sudah melakukan apa yang kita ketahui? Sudahkah kita melakukan hal-hal yang sesungguhnya bisa membuat kita bahagia? Menurut Ji Shou, tahu banyak tetapi tidak bisa melakukan hanya akan menimbulkan kerisauan hati kita. Dengan cara melakukan, kita diharapkan dapat senantiasa merasakan perasaan, menjadi sadar dan kenal dengan emosi kita setiap saat. Begitu pula sebaliknya. Dengan cara lebih mengenali perasaan diri sendiri, kita dapat dengan sadar memutuskan untuk memilih menjadi bahagia.
Ket: - Lim Ji Shou mengungkapkan bahwa ia bisa menemukan arti kata bahagia ketika pada awal bergabung Tzu Chi merasakan rasa aneh ketika bisa membuat bahagia seorang nenek janda. (kiri). Memahami Emosi dan Kebahagiaan Ji Shou menceritakan tentang kisah bergabungnya ia di Tzu Chi. Setelah tiga bulan berturut-turut menolak untuk hadir pada kegiatan apapun setelah ditelepon oleh seorang relawan, suatu hari Ji Shou berpikir, “Kasihan juga orang ini. Baiklah, saya ‘entertain dia’. ” Dari dua buah kata “entertain dia”, Ji Shou menemukan sebuah dunia yang selama ini belum pernah dikenalnya, namun yang ternyata mampu menghadiahkan sebuah kebahagiaan untuk jiwanya. Saat itu, 14 tahun yang lalu, Ji Shou bertugas membagikan sembako ke rumah yang hanya ditinggali oleh seorang nenek tua, suaminya sudah meninggal. Rumah nenek itu full star alias beratap bolong sehingga ketika malam hari, kilau bintang pun semarak terlihat. Setiap kali sebelum sang nenek makan, ia akan menaruh sebuah hidangan di suatu tempat khusus diperuntukkan sebagai hidangan bagi almarhum suaminya. Sungguh mengharukan! Seluruh kejadian itu meninggalkan kesan yang dalam pada Ji Shou. Mulai hari itu hingga saat ini, ia terus berdiri bergabung dalam barisan Tzu Chi. Jujur ia akui, “Saat itu saya merasa aneh. Perasaan apakah ini yang saya rasakan? Ternyata itu adalah perasaan bahagia.” Baru saat itulah Ji Shou merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, saat ia berbagi kasih sayangnya dengan orang lain. Master Cheng Yen mengajarkan bahwa kebahagiaan adalah saat kita merasa bahwa diri ini berguna bagi orang lain. Dengan kata lain, kebahagiaan dapat kita rasakan ketika berbagi dengan orang banyak. Sebagai seorang relawan, Ji Shou pun pernah bertanya-tanya, “Apakah kalau tidak datang ke Tzu Chi, saya akan lebih bahagia?” Setelah merenungi pertanyaan ini, Ji Shou berani menjawab, “Tidak! Karena sebelumnya saya tidak tahu apa itu kebahagiaan. Saya pikir saya bahagia, padahal tidak.” Ya, sama seperti kebanyakan orang, Ji Shou pun pernah mengalami masa ketika ia selalu mengejar kebahagiaan-kebahagiaan yang bersifat semu dan sesaat. Ketika pesta usai, hati tetap terasa hampa.
Ket: - Para peserta dengan serius mendengarkan bahasan tentang cara meraih kebahagiaan, suatu tema yang sangat sering terdengar tapi tetap saja tidak usang dimakan waktu. (kiri). Cara Menjadi Bahagia 1. Budaya humanis Tzu Chi 2. Don’t judge (jangan menghakimi) Pernahkah Anda mendengar nama Susan Boyle? Ia adalah seorang runner up untuk acara televisi “British Got Talent” yang sangat populer. Ketika pertama kali melihat Susan, para dewan juri dan seluruh hadirin menatap wanita 40-an tahun ini dengan tatapan sinis. Mereka tidak percaya Susan yang secara fisik kelihatan kurang menarik bisa mempersembahkan kualitas bakat yang bisa mereka kagumi. Namun, sekali Susan Boyle membuka mulut dan bernyanyi, seisi gedung pun bertepuk tangan riuh penuh kekaguman dan keharuan. Ya, seringkali kita berpandangan sempit dan negatif terhadap orang lain. Padahal, perasaan suka dan tidak suka justru membuat kita menderita. 3. Segalanya merupakan takdir yang baik, segalanya akan berlalu 4. Tidak perlu memiliki, tapi nikmati saja
Ket: - Ji Shou membagian 7 resep agar para peserta bedah buku bisa menemukan kebahagiaan seperti apa yang pernah ia rasakan.(kiri). 5. Mencari peluang untuk menolong orang lain Apakah Anda merasa beruntung karena nyawa kalian berdua telah terselamatkan? Ya, hal itu benar. Namun, terpikirkah oleh Anda apa jawaban pasangan tersebut? Mereka berkata, “Ah, seandainya saja kami masih ada dalam bus tersebut.” Mengapa demikian? Karena pikir mereka, apabila mereka tidak turun dari bus tersebut, tentunya bus itu sudah melaju dan dengan demikian akan terhindar dari malapetaka tanah longsor. Ya, memang betul bahwa kita harus senantiasa bersyukur atas kesempatan hidup yang telah diberikan pada kita. Namun, akan lebih baik lagi kalau kita bersyukur bahwa dengan adanya kita, akan ada banyak orang yang dapat merasakan pertolongan dan kasih sayang kita. Berpikirlah dari banyak sudut yang berbeda, dan ingat selalulah cari peluang untuk menolong orang lain. 6. Enjoy life’s gifts (nikmatilah hadiah kehidupan) 7. Be in nature (berada bersama alam) Seluruh aktivitas Tzu Chi bermuara pada satu hal, yaitu cinta kasih. Hendaknya langkah kita tidak pernah surut dan tidak pernah padam untuk hidup dalam aktivitas yang penuh cinta kasih (live to love activities). Dengan demikian, kita selalu dapat untuk berbagi, dan dengan berbagilah kita dapat terus hidup diliputi rasa kebahagiaan. Joyful–Soulful–Wise: hidup yang penuh dengan kebahagiaan juga adalah hidup dengan jiwa yang penuh, dimana keduanya membuat kita menjadi lebih bijaksana. Joyful–mindful: hidup penuh kebahagiaan pun harus senantiasa diikuti dengan sebuah kesadaran; senantiasa merasakan perasaan. Pola hidup bahagia memang tidak semudah yang sudah dijabarkan. Dalam hidup, seringkali kita jatuh dalam ketakberdayaan dan penyesalan. Tak jarang juga kita lalai dan melakukan kembali kesalahan yang sama. Namun, percayalah bahwa Anda tidak sendirian. Hidup bahagia memang perlu latihan. Dan bukankah hidup itu sendiri adalah pelatihan sepanjang masa? Semoga hidup bahagia ala Ji Shou ini dapat menginspirasi sekaligus menggerakkan kita semua untuk menjalani hidup dengan lebih bahagia lagi. Akhir kata, have a joyful life, everyone! .
| ||