Juara 2 (Foto): Gan En, Zhun Zhong, Ai

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Teksan Luis (He Qi Utara)

Pada umumnya saat mendengar kata sampah, orang akan membayangkan sesuatu yang kotor, menjijikkan dan tidak bermanfaat. Namun di Tzu Chi, hal buruk ini tidak berlaku. Sampah akan didaur ulang di depo pelestarian lingkungan Tzu Chi, sehingga bisa dijual dan menghasilkan uang (emas). Uang dari penjualan sampah ini akan dipergunakan Tzu Chi untuk menyebarkan cinta kasih universal saat menjalankan misi amal, misi kesehatan dan misi lainnya. Jadi Tzu Chi mengubah sampah menjadi emas, dan emas menjadi cinta kasih.

 

Slogan daur ulang tersebut tertera di spanduk depo mini pelestarian lingkungan Tzu Chi. Depo baru ini diresmikan pada tanggal 10 Agustus 2014, berlokasi di lapangan tenis perumahan Pluit sakti, Jakarta. Sebanyak 51 orang relawan Tzu Chi datang bersumbangsih, turut mensukseskan acara depo baru Hu Ai Pluit, He Qi Utara. Para warga kompleks perumahan Pluit sakti sangat peduli lingkungan. Mereka membawa kendaraan untuk mengangkut sampah daur ulang ke depo. Puncak acara peresmian, dengan pemotongan tumpeng. Para relawan Tzu Chi makan bersama dengan para warga, menambah suasana keakraban di siang itu.

 

MEETING AWAL Di Jing Si Books & Cafe Pluit, dari kiri ke kanan, Melliza Shijie, Stephen Ang Shixiong, Teksan Luis Shixiong, Tju Andi Shixiong, Supardi Shixiong (Koordinator) dan Veny Shijie (03/08/2014) membahas perencanaan pembagian undangan dan sosialisasi kepada warga komplek Pluit Sakti, Penjaringan, Jakarta Utara.

 

TEAM PEMBAGI UNDANGAN Sebanyak 30 relawan (06/08/14) dari Hu Ai Pluit, He Qi Utara, bersiap-siap berangkat membagikan undangan Daur Ulang dan melakukan sosialisasi kepada warga di komplek Pluit Sakti, Penjaringan, Jakarta Utara. Dengan menyampaikan undangan langsung ke warga, relawan Tzu Chi memberikan penjelasan dan mengajak warga untuk ikut berpartisipasi melakukan daur ulang bersama di Mini Depo, depan lapangan Tenis Pluit Sakti.

 

SOSIALISASI MINI DEPO Sebanyak 30 relawan terbagi dalam 5 kelompok melakukan aksi “ketok pintu” untuk membagikan undangan kepada warga. Relawan Tzu Chi mengajak warga untuk ikut menyelamatkan bumi dengan melalukan daur ulang bersama di Mini Depo setiap Minggu ketiga setiap bulan di kompleks Pluit Sakti.

 

MINI DEPO Melliza Shijie, salah seorang relawan dari total 51 relawan yang hadir saat peresmian Mini Depo Pluit Sakti (10/08/14) membenarkan pengikat dari spanduk yang bermotokan “Mengubah Sampah Menjadi Cinta Kasih” yang berlokasi di depan lapangan Tenis komplek Pluit Sakti.

 

BUDAYA HUMANIS Relawan komunitas Hu Ai Pluit dengan hati berbahagia tetap mencerminkan budaya humanis dengan berbaris secara rapi dan tertib berjalan masuk ke Mini Depo.

 

PENCERAHAN BATIN Agus Shixiong menyatakan kembali betapa pentingnya daur ulang, yang selain dapat menolong sesama, juga dapat membantu menyehatkan kembali bumi yang sedang sakit dikarenakan keempat unsur alam tidak selaras sehingga menyebabkan timbulnya berbagai bencana alam.

 

POTONG TUMPENG Dari kiri ke kanan, Agus Shixiong, Tju Andi Shixiong, Supardi Shixiong, Airu Shijie dan Fonny Shijie bersama sama memotong tumpeng sebagai tanda diresmikannya Mini Depo di komplek Pluit Sakti (10/08/14). Dengan harapan bersama warga dapat berperan aktif dalam misi pelestarian lingkungan.

 

DAUR ULANG Supardi Shixiong pada kesempatan tersebut memberikan pengarahan dan penjelesan kepada para relawan dan warga yang hadir tentang jenis sampah yang dapat didaur ulang serta pendayagunaannya dengan cara merubah bentuk sampah menjadi hiasan rumah tangga.

 

BERSIH-BERSIH Huang Wei Ni Shijie dan Lim Siu Ling Shijie (21/09/14), dua orang dari 26 orang relawan yang hadir, ikut menyisingkan lengan baju dengan mengambil sekop untuk membersihkan daun di Mini Depo komplek Pluit Sakti ini agar bersih dari sampah sebelum digunakan untuk pertama kalinya sejak diresmikan.

 

ANTUSIAS WARGA Ko Apeng (Pluit Sakti 2 no. 21) mengajak relawan ke rumahnya untuk mengambil sampah daur ulang yang sudah dikumpulkannya selama sebulan. Ko Apeng selain memberikan sampah daur ulang, juga aktif ikut dalam memilah sampah daur ulang di Mini Depo bersama para relawan.

 

DEPO BERBASIS PENDIDIKAN Mini Depo komplek Pluit Sakti ini tidak hanya sebagai tempat pengumpulan sampah dan mendaur ulangnya. Akan tetapi juga merupakan wadah pembelajaran dan inspirasi kepada warga sekitar. Supardi Shixiong (kedua dari kiri) sedang menjelaskan cara pembuatan enzyme dan kegunaannya kepada warga.

 

BODHISATTVA MUDA Sebanyak 13 orang muda-mudi murid SMP Kairos Gracia dengan dipandu oleh Ibu Nunung, ikut berpartisipasi belajar dan melakukan daur ulang bersama relawan Tzu Chi di Mini Depo. Para murid diajarkan cara pemilahan sampah menurut jenisnya dan juga cara pembuatan enzyme dari sampah dapur.

 

CINTA KASIH Ibu Nunung,  koordinator murid SMP Kairos Gracia, sangat terinpirasi dan menyambut positif pembuatan enzyme yang ternyata tidak hanya membersihkan, juga menyiratkan CINTA KASIH karena enzyme tidak membunuh serangga, hanya mengusir, berbeda dengan bahan pembersih lantai yag dijual di pasaran.


Artikel Terkait

Mengantisipasi Banjir di Musim Hujan

Mengantisipasi Banjir di Musim Hujan

27 Januari 2010
Yayasan Buddha Tzu Chi sangat mendukung kegiatan bersih lingkungan di Pademangan. Tzu Chi berkeinginan melestarikan nilai-nilai kerukunan, kebersamaan, saling tolong-menolong tanpa memandang suku, agama maupun ras (SARA).
Pengalaman “Memaknai Hidup” dari Padang

Pengalaman “Memaknai Hidup” dari Padang

09 Oktober 2009 Malam itu, 8 Oktober 2009, Polin Shixiong hadir dalam acara bedah buku yang rutin diadakan setiap Kamis. Kedatangannya kali ini agak berbeda. Ia diminta untuk membagikan sedikit pengalamannya selama menjadi relawan di Padang dan sekitarnya sebagai anggota tim tanggap darurat Tzu Chi.
Pameran Tzu Chi

Pameran Tzu Chi

12 Juni 2013 Yang menjadi sorotan pada pameran kali ini adalah tentang pelestarian lingkungan, yaitu barang-barang bekas yang masih bisa kita pakai dan kita daur ulang, contohnya koran bekas bisa kita buat menjadi tempat tissue, tempat sampah ataupun hiasan seperti miniatur sepeda.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -