Jujur Pada Diri Sendiri dan Semua Orang
Jurnalis : Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly, Calvin, Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Mengawali kelas budi pekerti Xiao Tai Yang pada Minggu, 13 November 2016 di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, seluruh murid kelas budi pekerti memberikan penghormatan kepada Master dan dilanjutkan membacakan 10 sila Tzu Chi.
Rintikan hujan pada Minggu 13 November 2016 yang membasahi karimun, sama sekali tidak menyurutkan niat untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Justru menambah semangat bagi murid kelas budi pekerti Xiao Tai Yang untuk menambah ilmu baru.
Seperti yang dilaksanakan Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun bulan lalu, kelas budi pekerti dibagi menjadi dua: kelas kecil dan kelas besar. Kelas kecil diperuntukkan bagi anak Pra-TK hingga kelas 2 SD. Sedangkan kelas besar diperuntukkan bagi anak yang duduk dibangku SD kelas 3 hingga 6.
Untuk mengawali kegiatan hari ini, seluruh murid kelas budi pekerti memberikan penghormatan kepada Master dan dilanjutkan membacakan 10 sila Tzu Chi. Lissa, relawan pendidikan Tzu Chi memberikan motivasi agar murid kelas budi pekerti dapat menghafal sepuluh sila Tzu Chi sekaligus meminta agar dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar lebih mudah membaca dan menghafal, murid kelas budi pekerti diminta untuk mencatat 10 sila Tzu Chi di buku mereka masing-masing agar dapat mereka hafalkan di rumah.
Lissa memberikan motivasi kepada murid Xiao Tai Yang agar dapat menghafal dan melaksanakan 10 sila Tzu Chi dalam kehidupan sehari-hari.
Wilbin, Edelyn, Darrel (kiri ke kanan) mendapatkan hadiah buku tulis karena berhasil menghafalkan 10 sila Tzu Chi.
Sesuai dengan materi yang disampaikan Pungky, relawan pendidikan Tzu Chi, mengenai kejujuran yang berkaitan langsung dengan 10 sila Tzu Chi. “Siapa yang sering berkata jujur? Siapa yang sering berbohong? Tanya Pungky. Hanya beberapa anak yang mengangkat tangannya. Kenapa kita sering berkata bohong daripada jujur? “Karena berbohong lebih mudah dilakukan” jelas Pungky. Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya, dan kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya. Jadi ketika kita berbohong ingatlah perbuatan itu akan membawa kita kepada penderitaan, namun sebaliknya ketika kita dapat mengikis kebohongan dan perbanyak mengatakan kejujuran maka kebahagaiaan akan selalu menyertai. “Bicara mengenai jujur ada yang tau apa itu jujur”? Tanya Pungky. “Mengatakan yang sebenarnya,” jawab salah satu murid Xiao Tai Yang Zoeys Shi (11). “Iya tepat sekali,” ujar Pungky.
Jujur itu Mudah
Zaman sekarang memang sulit untuk menemukan anak yang selalu jujur, namun ingat bahwa kejururan akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan, salah satunya adalah dipercaya samua orang. Maka dari itu mulai dari saat ini belajarlah untuk berkata jujur, mulai dari jujur pada diri sendiri barulah kepada semua orang. Dengan cara demikian perlahan kebiasaan baik seperti itu akan mendarah daging pada diri kita. Di akhir sharingnya mengenai kejujuran, Pungky mengajak murid Xiao Tai Yang untuk renungan menganai kesalahan yang pernah diperbuat kepada orang tua tentang kejujuran. Salah satu murid Xiao Tai Yang Oktaviana (10) dengan mata yang berkaca-kaca, “Saya pernah bohong sama mama, melawan dia (mama) dan buat mama sedih,” ungkap anak kelas 5 SD ini. “Saya janji mau buat mama bahagia, belajar dengan rajin, dan selalu berkata jujur,” ungkapnya penuh harap.
Di akhir kegiatan, Lissa meminta beberapa murid Xiao Tai Yang untuk maju kedepan menyebutkan 10 sila Tzu Chi. Benar saja, “Baru saja dijelaskan 10 sila Tzu Chi mereka sudah hafal semua. Benar-benar mantap,” ujar Lissa Mama. Untuk memberikan semangat dan motivasi Lissa memberikan satu pack buku tulis untuk masing-masing murid Xiao Tai Yang yang dapat menghafal 10 sila Tzu Chi.
Di kelas kecil pembelajaran juga tidak kalah serunya, murid Xiao Tai Yang yang terdiri dari anak pra-TK hingga kelas 2 SD mendapatkan pembelajaran menganai kejujuran dengan dipandu oleh Sukmawati dan Susi. Untuk melatih kejujuran sejak dini murid Xiao Tai Yang mengikuti game dengan tema kejujuran.
Game yang dilaksanakan di kelas kecil, menggambar wajah seseorang dengan cara menutup mata, untuk mengetahui kejujuran mereka.
Dengan didampingi masing-masing Daai Mama, murid Xiao Tai Yang memberikan hasil terbaik mereka dalam mewarnai gambar pinokio.
Dengan mata tertutup murid Xiao Tai Yang diminta untuk menggambar wajah seseorang. Senyum tawa bercampur di kelas kecil karena banyak sekali wajah yang mereka gambar tidak sesuai. Ini menandakan bahwa mereka benar-benar melakukannya sesuai dengan perintah Daai Mama, untuk menutup mata saat menggambar. Dan hasilnya memang jauh dari sempurna. Walaupun jauh dari sempurna, game ini mengajarkan bahwa kejujuran sangat penting kita terapkan dalam hal apapun, sehingga dengan perbuatan baik yang telah kita lakukan dapat berdampak positif bagi kehdupan kita sekarang maupun yang akan datang.
Selain menggambar, murid Xiao Tai Yang juga diajak untuk mewarnai gambar tokoh kartun pinokio yang dalam kisahnya saat dia berbohong hidungnya akan bertambah panjang. Dengan kegiatan pembelajaran sekaligus bermain ini dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi para murid Xiao Tai Yang untuk kemudian dapat memotivasi mereka agat lebih giat lagi untuk menimba ilmu.
Artikel Terkait
Mewariskan Cinta Kasih dan Rasa Syukur Melalui Pendidikan
06 Januari 2015Bersukacita di Kelas Budi Pekerti
28 September 2016Belajar Memanfaatkan Waktu
03 April 2018Memasuki minggu keempat di bulan Maret 2018, komunitas He Qi Utara 2 kembali mengadakan kelas budi pekerti Tzu Chi dengan mengusung tema Memanfaatkan Waktu. Para murid diajak untuk belajar menentukan mana saja kegiatan yang seharusnya menjadi prioritas untuk didahulukan.