Just Do It!
Jurnalis : Dwi Luhadi (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
|
| ||
Lima puluh satu relawan yang hadir saat itu terdiri dari berbagai umur baik dari yang muda maupun tua. Mereka langsung melakukan kegiatan pemilahan sumber daya daur ulang. Suasana di depo Muara Karang saat itu cukup panas. Banyaknya jumlah dan bervariasinya bahan daur ulang yang tertampung di lokasi tidak membuat para relawan mengeluh dan lelah. Mereka ada yang berdiri, berjongkok, dan duduk sewaktu memilah sumber daya daur ulang tersebut. Semua mengerjakannya dengan hati penuh syukur dan keceriaan. Semangat dan antusiasme para relawan Tzu Chi akhirnya membuat kami tertarik untuk melakukan pengamatan kecil mengenai bagaimana proses pemilahan sumber daya daur ulang yang terdapat di depo. Ternyata seperti inilah cara dan langkah-langkah melakukan pemilahan sampah daur ulang. Pertama, pada tahap awal sampah dipilah terlebih dahulu antara yang berbahan dasar plastik, kaleng, dan sebagainya. Kedua, untuk yang berbahan dasar plastik, khususnya botol air minum kemasan. Tutup dan label botol dipisahkan dari kemasannya. Bila masih terdapat air di dalamnya. Air di dalamnya dikeluarkan terlebih dahulu. Untuk yang berbentuk gelas, label juga dipisahkan dari kemasannya. Setelah dipilah, plastik-plastik itu lalu dikumpulkan sesuai dengan jenisnya. Ketiga, untuk yang berbahan dasar kaleng. Kaleng-kaleng itu dipisahkan antara yang berjenis besi dan aluminium. Setelah dipisahkan, untuk kaleng yang berbahan aluminium dipipihkan sehingga menjadi kecil, dan dapat ditampung lebih banyak.
Keterangan :
Terakhir, untuk bahan baku kertas, dibedakan dahulu antara yang buku, majalah, brosur, dan sejenisnya. Setelah itu semua barang tersebut dinilai. Apakah masih dapat dipergunakan atau tidak. Pada saat itu, buku yang dapat dipergunakan adalah buku pelajaran sekolah dan beberapa buku gambar yang masih layak digunakan. Untuk buku yang tak lagi dapat dipakai, mereka dipisah lembar demi lembar dan dibedakan antara yang putih dan berwarna. Bagaimana dengan pakaian layak pakai? “Awalnya pakaian-pakaian itu diperoleh dari sumbangan masyarakat sekitar. Kemudian setelah pakaian terkumpul cukup banyak, baju dan celana dipilah. Apakah pakaian tersebut masih layak atau tidak. Jika masih layak, maka akan disalurkan kepada penerima bantuan yang lebih membutuhkannya. Bazar, ataupun bagi mereka yang mampu dapat membayarnya dengan hati (seikhlasnya),” ujar Yopie.
Keterangan :
”Tujuan membayar dengan hati agar mereka dilatih tidak hanya selalu diberi tetapi melatih mereka juga untuk memberi bagi sesamanya. Lalu untuk pakaian yang dinilai tidak layak, agar masih dapat digunakan pakaian tersebut diperbaiki dan diberikan kepada yang membutuhkannya,” lanjut Yopie. Kepedulian kita terhadap lingkungan dapat memberikan kedamaian dunia dan membuat kehidupan di seluruh dunia menjadi lebih bermakna. Jadikan kewelasasihan sebagai citra yang luhur, dan praktikkan dalam tindakan nyata. Karena dari daur ulanglah, hasilnya akan menjadi emas yang menyebarkan cinta kasih ke seluruh penjuru dunia. | |||
Artikel Terkait

Membangkitkan Hati Welas Asih
14 Februari 2012 Pada tanggal 12 Februari 2012, pukul 10.00, para mahasiswa Universitas Tzu Chi berkunjung ke Pesantren AL-Ashriyyah Nurul Iman, Parung. Mengapa ke Pesantren? Karena di tempat ini telah tiga tahun lamanya, terjalin pertukaran budaya antara relawan Tzu Chi dengan para santri di sana berjalan.Memupuk Benih Baik dengan Berdana
07 Juli 2015Satu bulan lebih bencana telah berlalu, Nepal yang kini telah memasuki fase pemulihan masih tetap membutuhkan uluran bantuan dari para donatur untuk membantu memulihkan Nepal. Oleh karena itu penggalangan dana peduli Nepal terus dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi.

Bersumbangsih Untuk Bumi
17 Juni 2014Hari libur nasional, dimanfaatkan oleh insan Tzu Chi He Qi Pusat, Xie Li Sunter untuk mengemban dan melaksanakan misi pelestarian lingkungan demi menyelamatkan bumi.