Kacamata itu Telah Sampai
Jurnalis : Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas), Fotografer : Yudha Arya Putra (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas)Para relawan memperlihatkan hasil kacamata yang telah jadi untuk dicek lagi oleh para murid apakah terasa nyaman atau tidak |
| |
“Bu…! Bu…! Bu…! kacamatanya sudah datang !” teriak Anto, siswa SDS Binasawit 1 Rungau, Kalimantan Tengah kepada salah seorang gurunya. Pemeriksaan kesehatan mata sendiri telah dilakukan pada tanggal 19-23 Juli 2011 lalu kepada 5.632 siswa dan guru. Sebagai hasilnya 1.060 kacamata diberikan bagi peserta yang terdeteksi sebagai penderita rabun jauh maupun rabun dekat pada tanggal 26 – 30 September 2011. Banyak ungkapan rasa syukur yang datang dari para murid dan guru yang menerima bantuan kacamata ketika kacamata itu diberikan. Satu per satu nama dipanggil berdasarkan abjad, lalu kacamata yang akan diberikan dicocokkan dengan bentuk wajah dari penerima bantuan agar kacamata tersebut nyaman digunakan. “Saya bersyukur sekali bahwa anak-anak didik dan tenaga pengajar kami dapat menerima manfaat nyata yang langsung dapat diaplikasikan, yaitu penglihatan yang lebih jelas,” ujar Ibu Suyitni, Kepala SDS Binasawit 1 Rungau.
Keterangan :
Bakti sosial pemberian kacamata ini juga dihadiri oleh Camat Danau Seluluk Angga dan Camat Telawang R. Enda Sakti. Kedua camat dan para kepala desa mendampingi para siswa dan guru saat menerima kacamata. “Kami senang sekali bahwa kacamata bagi penderita rabun, baik untuk anak-anak maupun guru telah datang. Memang mata adalah organ tubuh yang penting, namun kadang, anak-anak kurang perhatian. Mereka pun belum tentu tahu bahwa matanya bermasalah,” ujar Angga. Angga pun menambahkan jika permasalahan mata juga dialami oleh para guru. Karena toko optik hanya terdapat di kota, mereka pun mengalami kendala kalau harus menempuh perjalanan yang jauh dan ditambah lagi dengan harga lensa yang cukup mahal. Jadi ia pun merasa sangatlah tepat jika Yayasan Buddha Tzu Chi bersama Tzu Chi Perwakilan Sinarmas mengadakan baksos kacamata di sini. Rasa syukur yang sangat dalam juga diungkapkan oleh Tawang Shixiong, Ketua Tzu Chi Perwakilan Sinarmas. Ia merasa dengan adanya baksos ini, penerima bantuan bisa langsung menggunakan kacamata setelah diberikan. Tawang Shixiong pun menambahkan jika makna sebenarnya dari baksos yang melibatkan 200 relawan ini adalah untuk melatih diri menggarap ladang berkah yang telah disediakan oleh Sinarmas. “Pada saat bekerja, para relawan hanya melakukan pekerjaannya secara rutin. Ketika melakukan baksos, kami mencoba melatih diri untuk menerapkan apa yang Master Cheng Yen katakan, dengan adanya kekuatan cinta kasih, kondisi masyarakat yang stabil pun bisa tercapai. Karena bagaimana pun juga penerima bantuan kacamata ini merupakan masyarakat terdekat kita. Gan en kepada mereka, dengan adanya mereka, kita mendapat lahan berkah yang dapat kita tanam,” ujar Tawang Shixiong.
Keterangan :
Kita Semua Adalah Satu Keluarga. Lusi yang berasal dari keluarga yang sederhana sudah terbiasa untuk tidak meminta apapun kepada kedua orang tuanya. Ketika optician memeriksa kedua matanya dan diketahui menderita rabun jauh minus (-) 1,5 dan akan mendapat bantuan kacamata, ia merasa amat gembira. Ini bisa terlihat dari raut wajahnya. ”Syukur alhamdulillah, sekarang kalau melihat jadi lebih terang. Listrik di rumah kadang nyala, kadang mati. Kalau listrik mati, bisa seharian, jadi saya tetap paksa belajar dengan petromaks atau lilin. Mungkin ini yang membuat saya jadi rabun jauh,” ujar Lusi ketika mencoba kacamata barunya. “Kami berharap semua kacamata yang telah diberikan dapat berguna untuk jangka panjang. Semoga manfaatnya dapat membawa anak-anak tersebut menuju kehidupan yang lebih baik. Dengan meraih nilai-nilai yang lebih baik, masa depan yang lebih cemerlang tentu akan menyambut mereka,” ujar Shixiong Hendra Mapasa, Region Controller Kalimantan Tengah 3. Tatkala kacamata itu telah sampai, cinta kasih dari para relawan bersemi indah di hati Lusi dan penerima bantuan lainnya. Banyak lika-liku kehidupan yang mewarnai manusia, namun ketika cinta kasih yang datang, senyuman terindah pun dikembangkan. Sebagai manusia, hidup bersosialisasi merupakan kodrat utama. Sebelum memerhatikan orang yang membutuhan pertolongan nun jauh di sana, mari kita perhatikan masyarakat terdekat kita, karena walau bagaimanapun kita semua adalah saudara, kita adalah satu keluarga.
|