Kacamata Penunjang Prestasi
Jurnalis : Willy, Fotografer : WillyAling, salah satu anak Panti LPA Guna Nanda (kiri) memilih gagang kacamata sesuai warna kesukaannya yaitu merah muda. Pada Rabu, 16 Maret 2016, relawan Tzu Chi membagikan 25 kacamata di Yayasan Kasih Mandiri Bersinar di Pasar Minggu dan LPA Guna Nanda di Cakung.
Maria Natalia semringah kala enam relawan Tzu Chi memasuki gedung Yayasan Kasih Mandiri Bersinar pada Rabu, 16 Maret 2016. Kehadiran relawan Tzu Chi tak lain untuk mengantarkan kacamata kepada Maria beserta teman-temannya. Sebelumnya, pada Minggu, 13 Maret 2016, relawan Tzu Chi telah berkunjung ke yayasan yang berada di Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu untuk melakukan pemeriksaan mata. Selain kacamata, relawan juga memberikan pelayanan pangkas rambut bagi anak-anak panti yang rambutnya sudah panjang.
Sudah dua tahun belakangan ini mata Maria mengalami miopia (rabun jauh) dan membuatnya kesulitan melihat papan tulis di sekolah. “Kalau baca buku masih kelihatan,” ungkap gadis yang duduk di bangku kelas sembilan SMP Dharma Bakti itu. Akibatnya, Maria mesti meminjam catatan teman-temannya karena papan tulis nampak buram olehnya.
Untung saja teman-teman Maria bersedia meminjamkan catatan mereka, sehingga kondisi mata Maria tak membuat prestasi akademisnya anjlok. Ke depannya Maria bertekad untuk lebih tekun belajar dan berdoa agar prestasi akademiknya dapat lebih meningkat. “Terima kasih banget sudah membantu dengan kacamata ini, membantu saya belajar,” kata Maria kepada para relawan Tzu Chi.
Maria Natalia bersyukur kini dia tak lagi mesti meminjam catatan temannya karena telah memiliki kacamata.
Memang, menurut relawan Tzu Chi yang juga koordinator kegiatan ini, Soei Hwa, bantuan kacamata ini bertujuan untuk menunjang pendidikan akademis anak-anak di panti. “Kalau matanya enggak kelihatan, pelajarannya pasti mundur kan. Jadi dengan kacamata ini diharapkan mereka bisa maju pelajarannya,” pungkas Soei Hwa. Selain itu, relawan senior itu kini juga tengah menyiapkan brosur berupa sosialisasi kepada anak-anak panti mengenai pencegahan agar mata mereka tidak mengalami rabun. “Misalnya jarak membaca buku harus tiga puluh sentimeter, harus makan sayuran,” cerita Soei Hwa.
Senada dengan itu, Sofia Da Cunha, pengelola administrasi Yayasan Kasih Mandiri Bersinar menuturkan bahwa kondisi mata anak-anak panti mempengaruh minat mereka untuk belajar. “Kalau disuruh baca (belajar) dia kadang males. (Saya) pikir awalnya dia malas belajar, tetapi ternyata di memiliki halangan di mata,” ujar Sofia yang juga berperan sebagai pembina anak-anak di panti itu.
Dia berharap dengan bantuan kacamata ini, anak-anak yang dinaungi itu dapat lebih semangat belajar. “Berharap mereka lebih terpacu. Setelah ada kacamata paling tidak ada peningkatan untuk semangat belajarnya,” harap wanita yang telah bergabung dengan Yayasan Kasih Mandiri Bersinar sejak tahun 1996 itu.
Setiap anak panti harus melakukan tes penglihatan setelah mendapatkan kacamata baru.
Relawan Tzu Chi juga menyediakan pelayanan pangkas rambut kepada anak-anak panti yang rambutnya telah panjang.
Selain di Yayasan Kasih Mandiri Bersinar, relawan Tzu Chi juga membagikan kacamata di Lembaga Penyantun Anak (LPA) Guna Nanda yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur. Total 25 kacamata diserahkan langsung kepada anak-anak panti yang membutuhkan.
Ingin Menjadi Seorang Psikolog
“Chandra setahu saya artinya bulan, kalau Dwipa artinya pulau,” cerita Chandra Dwipa, salah satu anak di LPA Guna Nanda, Cakung, Jakarta Timur di sela-sela pembagian kacamata oleh relawan Tzu Chi. Chandra yang kini duduk di bangku kelas 12 SMA 102 Jakarta itu merupakan salah satu anak yang menderita miopia di LPA Guna Nanda. Kerusakan matanya diperparah dengan astigmat (silinder) pada matanya.
Namun, kondisi matanya itu tak membuat semangat belajar Chandra menciut. Pria yang akan menghadapi Ujian Nasional pada April mendatang itu bertekad untuk lulus dan melanjutkan pendidikan di Jurusan Psikologi. “Saya ingin mempelajari kehidupan, keadaan orang, dan tingkah laku. Saya juga mau menolong orang lain, kenapa seseorang bisa seperti itu,” cerita Chandra.
Chandra Dwipa (kanan) bertekad untuk menjadi seorang psikolog agar dapat membantu sesama.
Chandra percaya bahwa pada dasarnya semua orang itu baik. “Orang bisa menjadi buruk bisa dari dalam atau faktor luar. Harus ada niat untuk menjadi orang baik,” jelas Chandra yang sering memimpin kebaktian di LPA Guna Nanda itu.
Hari itu, kehadiran relawan membuat Chandra merasa bersyukur. Kacamata baginya hanya alat, tapi perhatian dari relawan Tzu Chi yang membuatnya tersentuh. “Merasa gan en (bersyukur –red) karena masih ada yang mau perhatian. Semoga semakin semangat menjadi Bodhisatwa dunia,” pesan Chandra kepada para relawan.