Lo Chun Moy (seragam biru) membagikan kado cinta kasih untuk anak disabilitas di Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya Pematang Siantar dalam perayaan Natal bersama.
“Yang terindah di langit adalah bintang-bintang, yang terindah di Bumi adalah cinta kasih”.
Kata Perenungan Master Cheng Yen
Hari Natal yang dirayakan oleh Umat Kristiani pada 25 Desember, tahun ini jatuh pada hari Minggu. Di moment yang membahagiakan itu, relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Pematang Siantar mengadakan Kunjungan Kasih ke Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya, Pematang Siantar dan membagikan 85 Kado Cinta Kasih Natal kepada anak-anak istimewa penyandang disabilitas di sana.
Sr. Cypriana Samosir Fcjm Suster, Kepala di Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya mengucapkan terima kasih kepada relawan yang telah datang membawa sukacita Natal bersama anak-anak di pusat rehabilitasi. “Selama ini Yayasan Buddha Tzu Chi juga sudah menjalin kerja sama yang baik dengan kami di bidang pengobatan orthopedi dan pembuatan alat bantu jalan (kaki palsu),” ungkap Suster Kepala. “Semoga kita selalu menjadi perpanjangan Tuhan untuk mereka, anak-anak disabilitas, yang membutuhkan cinta dan kasih sayang,” tuturnya lagi.
Pada kesempatan itu pula, Siti Nurhalima Marbun dan Leny Lim mengisi sesi sharing perjalanan hidupnya sejak kondisi awal hingga mereka sembuh dan berada di Harapan Jaya. Setia, nama panggilan Siti Nurhalima Marbun merupakan siswi kelas 8 SMP, mengungkapkan rasa syukurnya dari kondisi awal yang tidak bisa berdiri hingga sekarang sudah bisa berdiri dan berjalan berkat cinta kasih yang ia dapatkan di Harapan Jaya. “Saya dulunya nggak bisa berdiri dan berjalan hanya bisa ngesot, saya bersyukur berada di tempat ini dan saya bisa berjalan lagi,” ungkapnya.
Suster Kepala Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya Pematang Siantar, Sr. Cypriana Samosir Fcjm, memberi sambutan dan menuturkan ungkapan terima kasih kepada relawan.
Begitu juga dengan Leny Lim, remaja asal Medan kelahiran tahun 1999 ini menceritakan awal masuknya di Harapan Jaya belum bisa apa-apa dan dibantu oleh orang lain karena mengalami kaki bengkok tidak bisa berjalan sama sekali. “Saya dioperasi di Rumah Sakit Harapan Pematang Siantar pada bulan Februari 2017,” kisahnya. “Pada saat saya dibangukan papa saya, saya kaget, saya melihat kaki saya sudah lurus dan sudah di gips, dan pada akhirnya saya bisa diterapi dan duduk di kursi roda,” tambahnya bersyukur dan bersukacita.
Perasaan sukacita yang sama juga disampaikan oleh Iwan, Koordinator Kegiatan Kunjungan Kasih Natal ini karena bisa kegiatan ini terlaksana dengan baik dan relawan bersedia bersatu hati dan bergotong royong mulai dari berbelanja kado dan membungkusnya.
“Saya sangat rindu semua relawan bisa ikut kegiatan ini karena kesempatan dan jodoh tidak selalu dapat kita genggam,” ungkap Iwan. “Saya menggunakan kesempatan ini untuk bernatalan bersama anak-anak di Harapan Jaya meski gereja saya juga mengadakan Ibadah Natal, biarlah kita menjadi orang tua mereka meski hanya dua jam berbagi kebahagiaan bersama mereka. Agar anak-anak juga bisa merasakan kasih sayang dari kita menjadi tempat curhatan hati mereka,” imbuhnya haru.
Henny (seragam biru) membagikan kado cinta kasih untuk anak disabilitas di Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya Pematang Siantar.
Kegiatan Kunjungan Kasih Natal ini berjalan dengan sangat hikmat penuh sukacita meliputi perasaan seluruh relawan, sukarelawan, semua Suster dan penghuni Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya Pematang Siantar. Usai acara sebelum relawan pulang, Suster dan penghuni panti berfoto bersama. Mereka juga menyanyikan lagu Sayonara untuk mengantarkan relawan pulang.
Editor: Metta Wulandari