Kado Spesial untuk Nenek Tersayang

Jurnalis : Nur Maghfiroh (He Qi Utara), Fotografer : Iea Hong, Joe Suati (He Qi Utara)

Para gan en hu yang hadir berfoto bersama para relawan Tzu Chi setelah perayaan Hari Ibu usai. Acara yang digelar pada 7 Desember 2014 di Jing Si Books and Cafe Pluit ini bertujuan membangkitkan rasa bakti sang anak kepada orang tuanya.

Perayaan hari ibu tahun 2014 lalu terasa istimewa karena saya berkesempatan mengikuti perayaan hari ibu bersama relawan Yayasan Buddha Tzu Chi komunitas He Qi Utara dan para gan en hu (sebutan untuk para penerima bantuan Tzu Chi). Gerimis kecil yang mewarnai pagi di hari Minggu, tanggal 7 Desember 2014 itu tidak menghentikan langkah para relawan Tzu Chi untuk mendatangi Jing Si Books and Café Pluit, tempat diadakannya perayaan hari ibu.

Meski Jing Si Books and Café Pluit belum dibuka, para relawan Tzu Chi telah tiba lebih awal untuk mempersiapkan tempat berlangsungnya acara. Kami menyadari ternyata sudah ada seorang gadis yang menunggu lebih dahulu di depan pintu Jing Si Books and Café Pluit. Perbincangan antara relawan dan dengan gadis tersebut pun mengalir beriringan dengan suara gerimis yang masih turun.

Namanya Indah Anggreini. Parasnya pun indah seperti namanya. Gadis yang akrab disapa Indah ini merupakan salah satu anak asuh yang mendapat bantuan biaya pendidikan dari Tzu Chi. Saat relawan bertanya mengapa orang tuanya tidak ikut perayaan ini, Indah menjawab dengan kepala tertunduk bahwa kedua orang tuanya telah meninggal dunia sejak dirinya berusia lima tahun. Sejak saat itu juga dia dirawat oleh neneknya yang dia panggil “Umi”. Nenek Indah yang bernama Neneng itu sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci dan tukang urut guna memenuhi kebutuhan mereka.

Saat itu sang nenek tidak ikut Indah ke Jing Si Books and Café. Indah tidak mengajak neneknya karena dia tidak mengerti mengapa harus membawa orang tua datang dalam acara ini. Lalu dengan sabar salah satu relawan menjelaskan diadakan acara itu adalah menunjukkan bukti terima kasih seorang anak kepada orang tuanya.

Para relawan tersentuh melihat respon dari Indah yang berharap neneknya dapat ikut hadir dalam acara tersebut. Maka, para relawan pergi menjemput Neneng di rumahnya yang berada di daerah Bandengan, sementara Indah mengikuti acara perayaan hari ibu. Tetapi, ketika relawan mengajak ternyata Neneng menolak ikut karena kakinya sakit akibat jatuh dari tangga saat menuju kamar mandi. Namun, setelah dibujuk oleh para relawan, Neneng akhirnya bersedia ikut mengikuti perayaan hari ibu di Jing Si Books and Café Pluit.

Indah menunggu di Jing Si Books and Café sambil mengikuti acara. Dirinya bertanya-tanya apakah neneknya akan datang. Jam 9 pagi acara dimulai, Indah duduk di bangku paling depan dan satu bangku disisakan untuk nenek tersayang. Acara digelar dengan penayangan video Sutra Bakti Seorang Anak. Hingga menjelang pukul 10 pagi, sosok sang nenek tak kunjung hadir.

Indah merasa bahagia saat neneknya yang telah merawatnya sejak dia berusia lima tahun dapat ikut hadir dalam perayaan Hari Ibu.

Setelah menunggu lama, senyuman Indah merekah kala Neneng tiba. Acara dilanjutkan dengan prosesi menyuapi dan basuh kaki orang tua. Sebanyak 20 relawan biru putih masuk ke barisan bangku dengan membawa teh dan kue –simbol dari ucapan terima kasih kepada orang tua yang dahulu dengan sabar memberi makan dan minum kepada anak-anaknya. Sekitar 25 pasangan anak dan orang tua mengikuti prosesi ini. Sang anak menyuapi orang tua mereka dengan kue dan secangkir teh hangat. Ketika prosesi berlangsung, atmosfir dalam ruangan berubah. Rasa haru dirasakan oleh para anak dan orang tua. Beberapa di antaranya menitikkan air mata bahagia.  Selanjutnya sang anak membasuh kaki orang tuanya. Prosesi ini dimaksudkan agar sang anak memahami bahwa sebagai anak hendaknya kita dapat mengingat kembali jasa orang tua dan berbakti selagi masih ada kesempatan. Orang tua memeluk hangat anak mereka karena merasa terharu dengan acara ini. Pada hari itu juga anak-anak menyatakan ucapan terima kasih serta meminta maaf atas kesalahan yang pernah mereka lakukan.

Usai acara, Indah menuturkan ingin segera menamatkan Sekolah Menengah Atas dan membahagiakan neneknya. Kami relawan berdoa agar cita-cita Indah dapat terwujud. Semoga di tahun – tahun kedepannya acara ini dapat terus dilaksanakan sehingga kisah-kisah inspiratif lainnya dapat muncul agar bisa menambah rasa bersyukur dan kemauan berbakti anak kepada orang tuanya.


Artikel Terkait

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -