Kado yang Indah
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
|
|
||
Femmy Puontaan, pemilik rumah sekaligus Rumah Makan Majesty ini secara sukarela menyediakan tempat bagi relawan memasak. “karena torang (kita) ingin kebersamaan terjalin pascamusibah banjir, supaya ada kebersamaan,” ungkap Femmy yang pada tanggal 27 Februari 2014 tepat berusia 51 tahun. Hal ini menjadi ‘kado terindah’ baginya, karena di usia yang ke-51 ini ia bisa turut bersumbangsih dengan menjadi relawan. “Menjadi relawan dengan melayani orang-orang di sekitar kita dan kita bisa bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Ini hal yang luar biasa,” tegasnya. Keramahan yang Berkesan
Keterangan :
Dari kejadian bencana ini, Femmy memetik satu hikmah bahwa harta dan benda tidak akan abadi. “Sekali kena banjir, habis semua,” ujarnya. Ia pun merasakan jika kebersamaan dan kepedulian masyarakat di lingkungannya terjalin lebih erat pascamusibah ini. “Lebih ada kebersamaan. Lebih terasa. Sebelumnya kurang. Mungkin di lorong sebelah kurang akrab, tetapi setelah kejadian ini menjadi lebih akrab satu sama lain.” Terlebih Femmy merasakan sendiri contoh nyata yang dibawa para relawan Tzu Chi, yang bersumbangsih tulus tanpa pamrih, bersikap ramah, sopan, dan baik kepada masyarakat. “Setelah relawan Tzu Chi pulang ke kotanya masing-masing, nanti kita sebagai ibu rumah tangga ingin mengambil contoh dari Yayasan Tzu Chi ini, kepeduliannya kepada masyarakat sangat tinggi,” kata Femmy berjanji. “Kita yang Lebih Bersyukur”
Keterangan :
Hal yang sama dirasakan oleh Lynda Suparto, relawan Tzu Chi Jakarta yang juga Ketua He Qi Timur. Ia merasakan suasana kehangatan di antara mereka, meski baru saling mengenal satu sama lain. “Ibu-ibu ini bilang kita ramah-ramah, tetapi sebenarnya merekalah yang ramah. Mereka bilang mereka bersyukur kita datang, padahal sebenarnya kita yang bersyukur. Beruntung kita bisa berada di lingkungan ibu-ibu ini,” pujinya. Lynda yang bersama relawan Tzu Chi lainnya turut membantu merasakan sendiri ketulusan Femmy dalam membantu, mulai dari menyiapkan tempat sampai peralatan masak-memasaknya. “Berkesan, sangat gotong royong. Apa yang kita perlu, mereka selalu bilang ada. Nasi kurang, langsung ada yang berikan nasi dari rumahnya,” tambah Lynda. Dengan melihat berbagai respon masyarakat Tikala Baru (salah satunya Femmy), Lynda yakin jika bibit-bibit cinta kasih Tzu Chi bisa tumbuh dan berkembang di Manado. “Melihat kesungguhan hati bapak-ibu di sini, ini membangkitkan semangat kita untuk mengembangkan Tzu Chi di Manado,” ujarnya. |
|||