Kakek-Nenek Bahagia, Kami Juga!
Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Indarto Zhang (He Qi Barat)Kegiatan Kunjungan ke Panti Jompo Tresna Wredha Budi Mulia 2 yang terletak di jalan Cendrawasih X no. 8, Jakarta Barat. Di kegiatan tersebut, relawan kembali melakukan silaturahmi dengan kakek dan nenek di sana.
Apa yang terlintas di benak jika mendengar kata “panti jompo” ? Banyak orang menganggap tempat tersebut adalah tempat untuk menitipkan orang tua. Apakah benarkah begitu?
Salah seorang nenek bernama Kasri (87), yang sudah tinggal di panti selama 9 tahun menerangkan jika ia tidak mempunyai sanak saudara dan di usianya yang makin tua, ia kerap mengalami sakit. Maka ia kuatir akan kehidupannya kelak. Ia lalu membulatkan tekad untuk mencari panti jompo agar ada yang mengurus di kala tua. Ia beruntung menemukan panti jompo Cendrawasih, di sana ia mempunyai banyak teman seusia nya dan juga masih bisa membantu temen lain yang lebih membutuhkan pertolongan. Kasri sadar hidup harus saling membantu dan bersyukur.
Lain halnya dengan Ani Among. Wanita berusia 62 ini tinggal di panti selama 5 tahun sejak suaminya meninggal dan tidak lagi bekerja sebagai pengasuh. “Tinggal di panti enak karena makan teratur dan ada tempat tinggal. Bisa bantu-bantu teman-teman yang lain. Selama ini senang bila ada kunjungan dari para tamu, tapi kadang merasa sedih juga ketika melihat ada teman-teman yang dikunjungi oleh sanak keluarganya, sementara saya nggak ada yang kunjungi,” tutur Ani.
Relawan Tzu Chi memberikan penghiburan dan interaksi dengan para kakek dan nenek.
Hal yang sama juga dituturkan oleh Winda yang baru 6 bulan tinggal di panti. Winda berada di panti karena dibawa oleh warga sekitar tempat tinggalnya. Mereka tidak tega dengan keadaan Winda yang sudah berusia 60 tahun, harus bekerja walau sakit-sakitan dan tinggal sendirian. Kini Winda merasa tenang karena sudah banyak teman dan bila terjadi sesuatu ada orang yang menolong.
Silaturahmi dengan Kakek dan Nenek
Minggu, 27 September 2015 pukul 08.15 WIB, sebanyak 73 relawan dari komunitas (He Qi) Barat mengunjungi Panti Jompo Tresna Wredha Budi Mulia 2 yang terletak di jalan Cendrawasih X no. 8, Jakarta Barat. Mereka memanfaatkan waktu akhir pekan dengan menjalin jodoh dengan kakek dan nenek di panti dengan kordinator Ongko Wiyono dan pembawa acara Eko Raharjo.
Acara hari itu sungguh meriah dan ceria sekali. Acara dimulai dengan games tebak kata dari anak-anak sekolah Cinta Kasih Cengkareng dan dilanjutkan dengan memeragakan shou yu (isyarat tangan) “ Satu Keluarga”, games berdandan oleh oma-opa, bernyanyi dan berjoget bersama, dan diakhiri dengan doa bagi kakek-nenek dan semua hadirin.
Pada hari itu, beberapa staf DAAI TV Indonesia juga bersama dengan relawan melakukan kunjungan ke panti jompo.
Ada yang menarik pada saat permainan berdandan. Masing-masing oma atau opa mendandani seorang relawan. Sebanyak 8 pasang mengikuti permainan ini. Tujuan dari games ini untuk memacu kreativitas para oma opa dan agar suasana lebih akrab. Mereka berdandan dengan berbagai tema seperti Aminah yang mendandanin Tera sebagai badut, Toto yang mendandani Yoga sebagai Charlie caplin. Nasaruddin yang mendandani Haerudin sebagai artis. Terlihat kebahagiaan di wajah para kakek dan nenek, serta relawan. “Seneng banget bisa dandanin Yoga seperti dandanin anak sendiri, bahagia banget deh hari ini”, ujar Aminah.
Hari ini merupakan kunjungan pertama kali bagi Tera (24) yang saat ini sedang menjalankan training di DAAI TV sebagai reporter. “Senang bisa kenal dengan oma-opa, hari ini kenal dengan Nenek Aminah tadi di dandanin seperti anak sendiri bisa berbagi kasih dengan mereka,” terang Tera. Tera dan Yoga hari itu datang bersama 11 teman lainnya.
“Ah … betapa terharu dan bahagianya melihat senyum dan tawa dari kakek-nenek dan para hadirin”. Para penghuni di panti jompo ini kebanyakan adalah mereka yang sudah tidak memiliki sanak keluarga dan tempat tinggal atau ada yang memiliki keluarga pun kadang karena kesibukannya keluarga jarang mengunjungi mereka. Kakek dan nenek amat sangat membutuhkan hiburan, perhatian dan kasih sayang. Tidak hanya datang, memberi bingkisan lalu pulang, tapi usahakan berinteraksi dengan oma-opa. Seperti memberikan pijatan, mendengarkan cerita dari mereka, bersenda gurau untuk menghibur mereka, bahkan menuntun mereka saat berjalan menuju aula.
Tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB. Sebagian relawan menuju ke kamar kakek-nenek (di mana ada sebagian yang tidak leluasa ikut kegiatan tersebut) untuk membagikan makanan dan minuman. Sebanyak 314 paket bingkisan yang berisi roti, biskuit dan minuman dibagikan pada hari itu. Acara pun berakhir pada pukul 12.00 WIB, para relawan mengantarkan kembali kakek-nenek ke kamar masing-masing dengan diiringi lagu “Kemesraan”. Sungguh September yang ceria dan mesra. “Kakek dan nenek kami pulang dan kami berjanji untuk datang ke panti kembali untuk meluangkan waktu bersama kalian. Salam sayang dan peluk hangat dari kami.”