Kalahkan Ketakutan dan Tak Menyia-nyiakan Kesempatan
Jurnalis : Sufenny (He Qi Utara 1), Fotografer : Sufenny, Wijaya (He Qi Utara 1)Dengan tekad yang kuat untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan berbuat baik, Relawan Sugiharto Widjaja berhasil mendonorkan darahnya dan mengalahkan rasa takutnya yang begitu besar terhadap jarum suntik.
Sugiharto Widjaja (40 tahun) berjuang mengalahkan ketakutannya terhadap jarum suntik saat mengikuti donor darah di Tzu Chi School Pantai Indah Kapuk Jakarta 27 November 2016. Padahal sebagai relawan, Sugi, nama panggilannya sudah sering ikut membantu kegiatan donor darah yang rutin digelar Tzu Chi tiga bulan sekali.
“Saya sebenarnya takut sama jarum suntik, kalau sakit tidak parah benar, tidak mau ke Dokter. Saya juga sudah mengikuti kegiatan donor darah ini selama dua tahun, tapi belum pernah mendonorkan darah saya, karena saya takut jarum suntik,” kata Sugiharto Widjaja.
Rupanya ada cerita di balik tekad Sugi yang kali ini benar-benar berhasil mendonorkan darahnya. Sebelumnya Sugi sudah sering bertemu dan berbincang-bincang dengan Hantowo Tjhia (58 tahun), relawan yang beberapa tahun ini tak aktif lagi dalam kegiatan karena kesibukannya di pekerjaan. Istri Hantowo, Lily Thang yang juga relawan Tzu Chi meminta Sugi untuk mengajak suaminya untuk ikut Training Relawan Abu Putih pada 4 Desember mendatang.
“Setelah berbincang-bincang tanpa saya sadari, Han (panggilan Hantowo) sangat mengenal saya. Bahkan ketakutan saya akan jarum sudah beliau ketahui juga,” papar Sugi.
Setelah Han tahu golongan darah Sugi adalah AB, golongan darah yang langka maka Han menyemangati Sugi untuk mendonorkan darahnya, karena darahnya sangat dibutuhkan. “Saat saya mengajak Han untuk ikut Training Abu Putih, beliau bilang mau tapi dengan syarat, saya harus ikut Donor Darah. Setelah mendengar itu, saya sempat shock sekitar tiga menitan,” kata Sugi.
Sugi (seragam abu kerah putih sebelah kiri) dan Han (kaos hijau di sebelahnya) saling mendukung untuk berbuat kebajikan.
Sugi pun menjawab tantangan Hantowo Tjhia. “Tiga bulan lagi saya baru siap”. Han pun tertawa dan mengatakan kepadanya jika baru siap tiga bulan lagi untuk berdonor maka tiga bulan juga bagi Han untuk ikut training. Lagi-lagi Sugi tercengang, ia belum siap dengan jarum suntik. Ketika memikirkan soal ketakutannya, ia tiba-tiba teringat dengan kata Perenungan Master Cheng Yen, “Jangan sia-siakan waktu dan kesempatan.”
Dengan tekad bulat, Sugi akhirnya mendaftarkan diri dan mendapatkan nomor urut 90. Sementara Han mendapatkan nomor urut 60. Saat menunggu giliran, Han memberi Sugi trik-trik untuk menghindari rasa takut. “Setelah mendaftar, keringat saya meluncur makin kencang. Baju saya basah dan sempat menjadi perhatian dan dikomentarin anak-anak, “Baju Shibo (sebutan paman) basah”. Anak-anak tidak mengetahui rasa takut saya akan jarum suntik,” ujarnya
Saat nama Sugi disebut, semua relawan berkumpul di depan jendela melihat dan memberikan dukungan kepadanya. “Perasaannya seperti orang yang hendak melahirkan, ditunggu sanak keluarga. Ternyata apa yang saya takutkan itu salah, semua berjalan dengan lancar dan sukses,” kata Sugi.
Sugiharto Widjaja pun mendapatkan pelajaran agar tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan hanya karena kerisauan. Dengan melepaskan ketakutan akan jarum, Sugiharto merasa mendapatkan berkah untuk menolong orang lain.
“Semoga darah yang saya donorkan akan berguna bagi yang membutuhkan. Saya berjanji ke depannya akan ikut berdonor, jika ada kesempatan,” tekadnya.
Artikel Terkait
Sehari Berbuat Kebajikan dengan Donor Darah
09 Mei 2022Donor Darah Implementasi Nilai-Nilai Kemanusiaan
08 Februari 2023DAAI TV Jakarta menyelenggarakan donor darah pada 8 Februari 2023 di lobby Gedung DAAI, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Sebanyak 70 orang berhasil mendonorkan darahnya.
Peduli Sesama Melalui Donor Darah
21 April 2017Minggu, 16 April 2017 relawan Tzu Chi Padang mengadakan kegiatan rutin berupa donor darah yang bekerja sama dengan PMI Kota Padang. Kegiatan ini nampaknya merupakan kegiatan yang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena sejak dibuka, masyarakat antusias datang dan mendaftarkan diri untuk donor.