Kalau Tidak Sekarang, Kapan Lagi ?

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

* Tidak hanya mengembalikan kelestarian hutan bakau, kegiatan Penanaman 2.000 bakau ini bertujuan agar semua orang yang hadir, bisa menjadi lebih peka dan peduli terhadap lingkungan.

Bibir laut itu kian melebar. Dan untuk menahannya, dua ribu bibit mangrove jenis sejati ditanam di Hutan Lindung Angke Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Kegiatan penanaman yang dilaksanakan pada hari Minggu, 2 November 2008 ini, diikuti oleh lebih kurang 400 relawan, yang terdiri dari murid dan guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, relawan He Qi Utara, karyawan Sinar Mas Agribisnis, serta mahasiswa penerima beasiswa Sinar Mas di Institut Pertanian Bandung (IPB), Jurusan Perkebunan Kelapa Sawit.

"Penanaman mangrove kali ini, adalah hasil kerja sama antara Tzu Chi perwakilan Sinar Mas dan DAAI TV Indonesia," tutur Rudi Suriana, salah satu relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas.

Rudi menambahkan, ini bukanlah kali pertama Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas melakukan penanaman bakau. Sebelumnya, Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas juga turut berpartisipasi dalam kegiatan penanaman bakau yang diadakan oleh DAAI TV tanggal 7 Juni 2008 lalu. "Tidak hanya mengembalikan kelestarian hutan bakau, kami berharap dengan adanya kegiatan ini, semua orang yang hadir akan menjadi lebih peka dan peduli terhadap lingkungan," lanjutnya.

Seperti diutarakan oleh Jaja Sutarja, dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta, "Sejak Tahun 2003, pemerintah sudah mencanangkan 'Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan', namun setelah berjalan selama lebih kurang 5 tahun, kegiatan ini dinilai belum memberikan hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, gerakan ini akan terus diperpanjang, hingga kondisi hutan kita bisa pulih."


foto   foto

Ket : - Sebelum kegiatan penanaman pohon mangrove dilakukan, Hong Tjhin, selaku perwakilan dari DAAI TV
           memberikan secara simbolik sebuah pohon mangrove, kepada mahasiswa penerima beasiswa Sinar Mas
           di IPB. (kiri)
        - Dengan tangan penuh lumpur dan kaki tak beralas itu, siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi asyik menanam
           pagar pelindung lingkungan di Hutan Lindung Angke Kapuk. (kanan)

Kegiatan penanaman mangrove ini, merupakan salah satu bentuk dukungan Tzu Chi dan DAAI TV terhadap program yang dicanangkan oleh pemerintah tersebut. "Selama kita masih memiliki potensi, mengapa tidak kita lakukan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?" tegas Rudi.

Sarana Belajar
Jari mungil Andira Suryadanita, tidak segan-segan berlumuran lumpur. Dengan serius, ia membantu sang bunda, Iis Ismawati, salah satu relawan dari Sinar Mas Agribisnis, mengikat pohon mangrove pada bambu yang telah disediakan.

"Seneng banget ikutan tanam. Gampang tanamnya, tinggal dimasukkan ke lubang terus diikat," kata Andira.

Iis, sang bunda menuturkan, dirinya sengaja mengajak Andira, dalam beberapa kegiatan Tzu Chi. "Di sini saya melihat banyak sekali pelajaran yang bisa ia dapatkan. Salah satunya adalah, mereka belajar untuk bersyukur dengan apa yang telah mereka miliki saat ini," terangnya.


foto  

Ket : - Melalui kegiatan seperti ini, Iis mengaku bisa memberikan banyak pelajaran berharga kepada Andira
           Suryadanita, buah hatinya. "Praktik langsung seperti ini lebih efektif dibandingkan teori," katanya.

Sejauh ini Andira tidak pernah mengeluh apabila diajak. Bahkan Iis melihat banyak perubahan positif yang tejadi dalam diri Andira. "Sekarang ini ia memiliki hobi baru yakni, bertanam. Dan yang paling penting, ia mulai terbiasa dengan menjaga lingkungannya, bahkan ia menegur sang kakak apabila membuang sampah sembarangan," kata Iis bangga.

Semangat kepedulian terhadap lingkungan tidak hanya tumbuh dalam diri bocah kelas satu Sekolah Dasar tersebut. Sugianto, salah satu mahasiswa semester 3, penerima beasiswa Sinar Mas di IPB, mengaku terinspirasi untuk membersihkan lingkungan kosnya.

"Kebetulan lingkungan kos saya tidak terlalu bersih. Dan setelah mengikuti beberapa kegiatan, saya sadar, mengapa saya tidak memulainya dari lingkungan kos saya terlebih dahulu," jelas Sugianto, yang berencana akan mulai menggalang teman-teman satu kosnya untuk mulai peduli lingkungan.

 

Artikel Terkait

Mengukir Bodhisatwa Dunia

Mengukir Bodhisatwa Dunia

14 Juli 2009 Para relawan Tzu Chi secara berkala diberi pelatihan dan pendalaman tentang misi dan visi Tzu Chi serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan setiap kegiatan. Melalui sesi-sesi pelatihan ini, relawan juga diharapkan bisa memetik pelajaran berharga dari sharing pengalaman relawan lainnya.
Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Jawaban Dari Doa-doa Warga Palu

Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Jawaban Dari Doa-doa Warga Palu

15 Maret 2020
Air mata berlinangan di pipi Marlina Manopo (33) saat hendak mengambil nomor huni rumah Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Sabtu 14 Maret 2020. Sesekali ia mengusap air mata itu dengan ujung jilbabnya.
Perhatian dan Kepedulian untuk Korban kebakaran di Bagansiapiapi

Perhatian dan Kepedulian untuk Korban kebakaran di Bagansiapiapi

10 Desember 2021

Relawan Tzu Chi Pekanbaru menyerahkan bantuan pemerhati kepada korban kebakaran di Jalan Bintang, Bagansiapiapi pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -