Kamp 4 in 1: Garap Ladang Berkah dari Pulau Batam hingga Cikarang

Jurnalis : Nunik Triyana (He Qi Barat 2), Fotografer : Mery Hasan, James Yip (He Qi Barat 2), Indra Gunawan (He Qi Angke)

Wakil Ketua Kantor Cabang Batam, Megawati, mengawali talk show dengan memaparkan tujuan sebenarnya dari sistem 4 in 1.

Hari kedua Kamp 4 in 1 yang diadakan di Aula Jing Si, Tzu Chi Centre PIK Jakarta ini diisi dengan sesi talk show yang disampaikan oleh para relawan dari Pulau Batam. Sharing relawan ini tentunya melengkapi rangkaian acara Kamp 4 in 1 yang diadakan selama 2 hari pada 28-29 September 2024.

Dalam talk show ini Megawati, Wakil Ketua Ketua Kantor Cabang Batam sebagai moderator menghadirkan 4 narasumber yaitu, Rudy Tan Ketua Kantor Cabang Batam, Nelly Wakil Ketua Kantor Cabang Batam, Dukman Ketua He Qi Batam 1, dan Yasin Wakil Ketua He Qi Batam 2. Talk show ini mengangkat tema ‘Praktek Nyata dari Semangat 4 in 1’. Tzu Chi Batam sendiri berdiri tahun 2005 dengan diawali hanya 1 Hu Ai dan 2 Xie Li, hingga saat ini telah berkembang menjadi 2 He Qi, 6 Hu Ai, dan 21 Xie Li. Perkembangan yang luar biasa ini tentunya tak lepas dari peran relawan yang terus menebarkan cinta kasih di Pulau Batam dan sekitarnya.

Sebagai seorang pengusaha kesibukan Rudi Tan tidak diragukan lagi, namun ia masih menyibukkan diri aktif di Tzu Chi. Berawal dari mengikuti kamp pengusaha di Singapura, Rudi mulai menjalin jodoh dengan Tzu Chi. Awalnya Rudi pun ragu saat diminta menjadi relawan, Ia mengira bahwa kegiatan Tzu Chi merupakan bagian dari kegiatan politik sehingga Ia pun enggan untuk bergabung. Hingga saat Rudi berkunjung ke Hualien dan melihat langsung bahwa ternyata apa yang Ia pikirkan adalah salah. “Saya ke Hualien dan melihat langsung bahwa ternyata Tzu Chi menjalankan misi kemanusiaan, cinta kasih dan memberi tanpa pamrih, dari situlah saya merasa ini cocok dengan saya,” ungkap Rudi.

Tzu Chi Batam saat ini telah memiliki Aula Jing Si, yang merupakan aula kedua di Indonesia. Nelly yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua kantor cabang Batam merasa masih harus terus belajar berkomunikasi dengan sesama relawan dan belajar mengatur. “Saya banyak belajar hal baru, yang sebelumnya hanya di amal, bedanya ya selama ini saya cuma fokus bagaimana cara meringankan penderitaan, bagaimana cara memberikan bantuan, tapi ini sekarang saya belajar managerial,” ungkap Nelly.

Megawati (kiri) bersama 4 narasumber relawan Batam yaitu Rudi Tan, Nelly, Dukman, dan Yasin membagikan kisahnya dalam mengembangkan Tzu Chi Batam.

Dalam talk show ini Dukman juga memaparkan caranya untuk meyakinkan para relawan agar mau bertanggung jawab sebagai pengurus. Dalam hal ini Dukman selalu memperhatikan bakat, kecocokan atau kemampuan para relawan untuk posisi yang sesuai. Selanjutnya ia meyakinkan relawan bahwa dirinya akan selalu mendukung dan tidak akan meninggalkan mereka. Salah satu manfaat yang dirasakan Dukman adalah dapat belajar menghadapi para relawan dengan karakter dan watak yang berbeda-beda.

Sementara itu Yasin yang juga seorang pengusaha, terbiasa berada dalam situasi atasan dan bawahan. Namun di Tzu Chi semuanya adalah setara, yang membedakan adalah tanggung jawabnya. Awal mula Yasin bergabung dengan Tzu Chi semata karena ingin melakukan kebajikan. Sepeninggal ayahnya, ia merasa belum banyak berbakti pada orang tua sehingga ingin melakukan kebajikan supaya hal baik juga kembali ke sang ayah. Hal inilah yang menjadi motivasi utamanya untuk terus menjalankan tanggung jawab di Tzu Chi.

Menjadi pengurus di Tzu Chi juga menjadi sebuah pembelajaran bagi Yasin. “Kalau di Tzu Chi saya berusaha untuk tidak terikat dengan pendapat saya pribadi, selama tidak melanggar prinsip, saya akan mengikuti atau mengalah, yang penting kegiatan dapat berjalan dengan baik dan harmonis,“ ungkap Yasin. Saat terjadi salah paham dengan sesama relawan, ia pun tak segan untuk meminta maaf. Sebagai Ketua He Qi, Yasin merasa memiliki jalinan jodoh yang baik dengan para relawan, sehingga segala sesuatunya pun dimudahkan.

Sebanyak 142 panitia di balik kamp 4 in 1 ini diajak naik panggung di akhir acara untuk saling mengucapkan gan en (terima kasih) kepada para peserta.

Ladang Berkah Relawan He Qi Cikarang
Kesuksesan Kamp 4 in 1 ini juga tak lepas dari 142 panitia yang bekerja di baliknya. Selain relawan komunitas Jakarta dan sekitarnya yang selama ini telah berkontribusi di setiap kamp 4 in 1, kali ini terdapat tambahan yaitu He Qi Cikarang yang baru pertama kali mengemban tanggung jawab sebagai panitia kamp 4 in 1. Pertama kali bertugas, mereka langsung dihadapkan dengan yang cukup berat. Namun dengan penuh semangat mereka menggarap ladang berkah sebagai tim panitia di beberapa bagian sekaligus yaitu konsumsi, dekor, tim penyambutan, pelayanan, serta posko kesehatan.

Salah satu relawan yang bertugas dalam kamp ini adalah dokter Helen Suryana (kiri) dan Ratna Pujiwati (kanan) dari He Qi Cikarang. Ini adalah pertama kalinya bagi He Qi Cikarang mengemban tanggung jawab sebagai panitia di kamp 4 in 1 Indonesia.

Dikoordinasikan oleh Helen Suryana (49), sebanyak 54 relawan turut bergabung menggarap ladang berkah yang luar biasa ini. “Kita karena baru pertama kali tim Cikarang menggarap ladang berkah yang besar ini, kita bagi-bagi tugas dan ini kan tidak mudah ya supaya semua lancar,” ungkap Helen di sela-sela kesibukannya menyiapkan konsumsi.

Ratna Pujiwati (54) yang bertugas mengkoordinir relawan tim konsumsi mengungkapkan persiapan untuk dua hari kegiatan kamp ini sangat mendadak dimana ia dan tim harus menyiapkan 6 menu untuk hampir 1.000 orang. Sempat ada keraguan untuk menggarap ladang berkah ini namun hal ini tak menyurutkan Ratna dan tim untuk tetap yakin dan semangat untuk menyelesaikan tugas. “Ya sempat ragu, apa bisa menyiapkan sebanyak itu, tapi saya sampaikan ke teman-teman relawan bahwa niat baik Insya Allah ada jalan,” ungkap Ratna.

Makanan vegetaris yang lezat nan sehat untuk makan malam peserta di hari Sabtu yang telah dipersiapkan dengan sepenuh hati oleh para relawan konsumsi.

Ratna sendiri mengenal Tzu Chi sejak tahun 2008 di Taiwan, saat itu Ia bekerja sebagai TKW. Jalinan jodoh Ratna di Taiwan ia teruskan saat kembali ke Indonesia dimana saat ini ia aktif di misi amal di He Qi Cikarang. Untuk hari kedua kamp ini, Ratna mendapat tugas untuk menyiapkan satu jenis sayur. Dikarenakan rumahnya yang cukup jauh dan tidak ada relawan yang tinggal di dekatnya, Ratna mempersiapkan semuanya dengan dibantu oleh tetangga-tetangganya dengan sukarela.

“Malam saya harus ngupasin brokoli, wortel, putren, karena gak ada relawan yang dekat, jadi saya dibantu tetangga saya, bukan relawan Tzu Chi tapi mereka mau bantuin,” ungkap Ratna dengan penuh semangat. Ia berharap makin banyak orang yang mau bergabung menjadi relawan Tzu Chi. “Saya berharap nanti makin banyak yang mau gabung jadi relawan ya, dari tambun sendiri (tempat tinggal Ratna) saya baru bawa satu orang jadi relawan,” tambahnya.

Sukacita menggarap ladang berkah memang tergambar sangat jelas di wajah para relawan, meskipun berat namun ketika dijalani dengan niat dan hati yang tulus maka terasa jadi ringan. Seperti ajaran Master Cheng Yen, “Mampu melayani orang lain adalah lebih beruntung daripada orang yang dilayani orang“.

Editor: Erli Tan

Artikel Terkait

Kamp 4 in1 yang Istimewa dan Penuh Berkah

Kamp 4 in1 yang Istimewa dan Penuh Berkah

28 September 2024

Kamp 4 in 1 yang digelar pada 28-29 September 2024 kali ini sungguh penuh berkah dengan kehadiran empat Shifu dari Griya Jing Si Taiwan. Ditambah lagi rombongan relawan dari Tzu Chi Taiwan dan Malaysia.

Kamp 4 in 1: Garap Ladang Berkah dari Pulau Batam hingga Cikarang

Kamp 4 in 1: Garap Ladang Berkah dari Pulau Batam hingga Cikarang

30 September 2024

Relawan Tzu Chi Batam menceritakan kisah inspiratif mereka dalam menggarap berkah dan mengembangkan komunitas di Batam. Ada pula relawan He Qi Cikarang yang mengemban tanggung jawab di tim konsumsi dan pelayanan.

Kamp 4 in 1: Mengaplikasikan Dhamma Menjadi Bodhisattva dalam Melenyapkan Penderitaan

Kamp 4 in 1: Mengaplikasikan Dhamma Menjadi Bodhisattva dalam Melenyapkan Penderitaan

01 Oktober 2024

Kamp 4 in 1 pada 28-29 September 2024, menghadirkan 4 biksuni dari Griya Jing Si, di antaranya ada De Man dan De Jian Shifu yang juga membawakan materi pelatihan.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -