Kamp Anak Asuh Beasiswa Karir (bagian 1)
Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy
|
| ||
Ia adalah Veronika Sisilia Anggraini Utama, yang akrab disapa Sisil. Dengan penuh percaya diri ia berbagi kisahnya di depan anak asuh Tzu Chi lainnya. Ia bercerita bahwa sebuah “ombak” melanda keluarganya, sehingga ia harus membuat plihan untuk tetap melanjutkan kuliah atau berhenti untuk memberikan kesempatan bagi adiknya memulai kuliah. Hingga akhirnya pada tahun 2013 lalu, tempatnya belajar, yaitu STIK Saint Carolus memberikan kabar tentang program beasiswa yang diberikan Tzu Chi. Dari sana ia pun berpikir untuk ikut serta agar ia dapat terus menyelesaikan pendidikannya. Saat itu ia hanya mengetahui Tzu Chi sebatas pemberi beasiswa, ia mencari tahu tentang Tzu Chi namun belum ada satu perasaan yang membuatnya ingin bergabung didalamnya selain sebagai penerima beasiswa. Hingga ia melihat tayangan di DAAI TV dan ia pun mulai sedikit tertarik.
Keterangan :
Pada tanggal 1-2 Maret 2014, Tzu Chi mengadakan kamp bagi anak asuh yang tergabung dalam program beasiswa karier. kamp ini diadakan agar anak-anak dapat lebih mengenal apa itu Tzu Chi. Sisil adalah salah satu dari 69 anak asuh yang datang pada kamp itu. Saat itu ia merasa bahwa ia mengikuti kegiatan ini hanya untuk sekedar memenuhi kewajibannya sebagai penerima beasiswa. Tapi kegiatan selama 2 hari itu membuatnya merasakan bahwa ternyata di dalam dirinya masih ada sedikit ruang yang terbuka yang membuatnya ingin tahu lebih dalam apa itu Tzu Chi. “Sebelumnya saya tahu Tzu Chi hanya dari beasiswa dan nggak pernah tahu didalamnya banyak lingkup yang benar-benar “wah” buat saya, sebuah lingkup yang saya benar-benar diterima seperti keluarga baru, karena keluarga saya ada di luar kota,” ucapnya. Dari kamp selama dua hari ini ia belajar bahwa cinta kasih itu tidak terpatok dari sebuah agama, “Karena saya kan seorang Kristiani, di agama saya juga dasarnya adalah cinta kasih, ternyata diluar sana juga banyak cinta kasih yang tersebar, salah satunya dari Tzu Chi. Bahwa cinta kasih itu tidak mengenal agama dan universal,” tambahnya.
Keterangan :
Saat ini ia mengambil program studi gizi dan sedang menjalani semester ke-6 kuliahnya. Ia mengambil program studi ini karena ia ingin dapat membantu orang lain yang membutuhkan bantuan tentang gizi hingga keluar daerah. Ia yang juga Ketua Senat di STIK Saint Carolus ini berharap dengan keikutsertaannya di dalam Tzu Chi, ia juga bisa mendalami bahwa sebenarnya bukan materi yang ia inginkan tapi ia ingin mempunyai sebuah budaya humanis yang membuatnya bisa berbagi dengan orang lain. Ia juga berharap dapat bergabung sebagai relawan bersama Tzu Chi dan membentuk wadah bagi muda-mudi di dalam kampusnya untuk bergabung dengan Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) ,”Mana tahu kita bisa menarik tangan orang lain untuk ikut bergabung berbagi cinta kasih,” ucapnya menutup sharing. (Bersambung bagian 2) | |||