Kamp Pengusaha: Berkontribusi Tanpa Pamrih
Jurnalis : Erlina, Hadi Pranoto, Khusnul Kotimah, Fotografer : Agus DS (He Qi Barat 2), Yusniaty (He Qi Utara 1), Erli Tan, Arimami Suryo A.Mr
Rabin (kanan) mendapat kesempatan untuk berbagi pengalamannya di atas panggung.
Jalinan jodoh antara Tzu Chi Indonesia dan Tzu Chi Malaysia yang terjalin sejak tahun lalu terus berlangsung. Hingga tahun ini Kamp Pengusaha Indonesia Malaysia kembali diselenggarakan di Yayasan Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Banyak pengusaha baru dari kedua negara yang hadir untuk ikut serta dalam kamp ini, baik itu yang muda maupun yang sudah matang.
Mr. Rabin Gurung, sebagai salah seorang peserta yang berasal dari Nepal, mengaku mendapat banyak pelajaran dari kegiatan ini, terutama bagaimana para pengusaha besar yang pastinya sibuk namun masih dapat bersumbangsih di Tzu Chi. Kamp ini merupakan kegiatan besar Tzu Chi pertama yang Mr. Rabin ikuti. Namun, ketika ia menyampaikan sharingnya di depan panggung, Mr. Rabin menyatakan akan segera menjadi relawan Tzu Chi sekembalinya ke Nepal.
“Saya sebenarnya tahu Tzu Chi dari kakak saya yang sudah mengajak saya untuk bergabung di Tzu Chi sejak lama. Saya juga pernah ikut dan berpartisipasi di kegiatan Tzu Chi di Nepal dan beberapa tempat. Di Negara saya sendiri (Nepal) juga banyak bencana, ada gempa, ada banjir dan sebagainya. Saya juga bertekad bahwa saya juga akan memulai ikut bersumbangsih di dalam Tzu Chi ke depannya lagi,” kata Mr Rabin Gurung.
Raj
Khumar Sheth (kiri) sedang mendengarkan sharing
pengusaha lain dengan antusias.
Tidak hanya Mr. Rabin, seorang peserta dari India bernama Raj Khumar Sheth, juga termotivasi setelah mengikuti Kamp Pengusaha dua hari ini di Indonesia. Ia merupakan Ketua dari Malaysian Vegetarian Society dan juga seorang pengusaha yang fokus di bidang periklanan.
Delapan bulan yang lalu, ia baru mengenal Tzu Chi ketika ia ikut serta dalam membantu para pengungsi. Raj merasa Tzu Chi sangat banyak melakukan kegiatan amal, sehingga dalam kamp ini, ia mendapat banyak inspirasi dari berbagai sharing pengusaha lain.
“Saat saya kembali ke Malaysia nanti, saya akan bergabung dengan Tzu Chi untuk menjadi relawan. Kontribusi Tzu Chi dalam masyarakat sungguh menginspirasi dan saya ingin ikut bersumbangsih bersama para relawan lain,” ucap Raj Khumar Seth.
Rasa terima kasih juga disampaikan oleh Datuk Ng Peng Hay karena para pengusaha Malaysia disambut dengan hangat oleh relawan-relawan di Indonesia. Ia sangat terkesan saat di hari pertama para pengusaha Malaysia diajak untuk melihat Rusun Cinta Kasih. Dua hari mengikuti kamp, melihat langsung bagaimana kontribusi Tzu Chi Indonesia bagi masyarakat luas betul-betul patut diteladani.
Ng
Peng Hay, pengusaha dari Malaysia, sangat terkesan terhadap banyaknya relawan
yang berbeda agama ikut berkontribusi bersama Tzu Chi Indonesia.
“Yang paling penting bahwa Tzu Chi Indonesia berhasil melampui perbedaan ras dan agama, bahkan ada guru agama Islam yang menjadi relawan Tzu Chi,” ujarnya. Ia berharap di lain kesempatan bisa mengundang lebih banyak lagi pengusaha Malaysia untuk mengikuti kegiatan serupa agar mereka bisa bersama-sama bersumbangsih di Tzu Chi.
Rasa Terima Kasih dan Syukur
“Kita semua bisa melihat Tzu Chi Indonesia telah bersumbangsih selama 25 tahun. Inilah yang kita katakan membentangkan jalan dengan cinta kasih, dan yang mengharukan adalah bahwa yang sharing adalah relawan yang berkontribusi tanpa pamrih. Kalau kontribusi itu hanya sedikit-sedikit, mungkin kami juga tidak akan seterharu ini,” tutur Jian Tzu Lu, Ketua Tzu Chi Malaysia.
Jian
Tzu Lu (tengah), Ketua Yayasan Malaysia, menyampaikan rasa terima kasihnya atas
pelayanan baik yang diberikan Tzu Chi Indonesia selama Kamp Pengusaha ini
berlangsung.
Ia berterima kasih atas pelayanan kasih Tzu Chi Indonesia dalam mengadakan Kamp Pengusaha ini, sehingga tahun depan Tzu Chi Malaysia juga akan kembali mengadakan Kamp Pengusaha sebagai balasan dan wujud rasa syukur yang ia rasakan kali ini.
“Saya harap semua yang ada di sini dapat berinvestasi untuk ke depannya sehingga negara kita bisa lebih harmonis, dan lebih sejahtera. Kami juga berharap pemerintah Malaysia lebih bijaksana sehingga bisa menerima kita,” tambahnya.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Kamp Pengusaha: Berkontribusi Tanpa Pamrih
16 Oktober 2018Kamp Pengusaha: Tekad Praktik Kebajikan
17 Oktober 2018Misi kemanusiaan Tzu Chi memiliki dua tujuan utama: "Mendidik mereka yang mampu untuk membantu yang kurang mampu" dan "Membantu mereka yang kurang mampu untuk mewujudkan kekayaan batin mereka." Semuanya adalah sarana yang tepat untuk membimbing dan menjernihkan hati manusia, dengan mempertimbangkan berbagai perbedaan antara orang yang kaya dan mereka yang kurang mampu.