Kamp Pengusaha: Tekad Praktik Kebajikan

Jurnalis : Metta Wulandari, Hadi Pranoto, Fotografer : James Yip (He Qi Barat 2), Yusniaty (He Qi Utara 1)


Anthony Salim, Pimpinan Salim Group menceritakan awal jalinan jodohnya dengan Tzu Chi, pengalamannya dalam bersumbangsih, dan prinsip hidupnya dalam acara Kamp Pengusaha Indonesia-Malaysia pada hari Sabtu, 13 Oktober 2018.

Misi kemanusiaan Tzu Chi memiliki dua tujuan utama: "Mendidik mereka yang mampu untuk membantu yang kurang mampu" dan "Membantu mereka yang kurang mampu untuk mewujudkan kekayaan batin mereka." Semuanya adalah sarana yang tepat untuk membimbing dan menjernihkan hati manusia, dengan mempertimbangkan berbagai perbedaan antara orang yang kaya dan mereka yang kurang mampu.

Hal ini yang menjadi salah satu alasan Tzu Chi Indonesia selain menggalang hati masyarakat secara luas di Indonesia, juga menggalang hati para pengusaha di Indonesia.

Kaya Secara Materi dan Juga Batin

Adalah sebuah kesempatan yang spesial karena di hari pertama Kamp Pengusaha Indonesia-Malaysia yang diadakan pada 13 dan 14 Oktober di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara ini bisa menghadirkan sosok pengusaha Indonesia yang telah mendunia, Anthoni Salim. Kesempatan ini dikatakan Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia merupakan sebuah kesempatan yang langka, karena sebelumnya beliau tidak pernah bersedia memberikan sharing di depan umum. Bukan hanya Liu Su Mei, Franky O. Widjaja, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi pun menunggu sharing yang dibawakan oleh pemimpin Salim Group ini. “Pak Franky itu sangat menunggu sharing dari Pak Anthoni,” ungkap Chia Wen Yu yang membawakan talkshow berjudul Tekad Praktik Kebajikan bersama Anthony Salim.


Sebuah kesempatan yang langka Anthony Salim bersedia sharing di depan umum. Banyak yang menanti momen pimpinan Salim Group ini berbagi kisah dan pengalamannya di Tzu Chi.

Berbicara sekitar 20 menit, cerita Anthoni Salim cukup singkat namun sangat bermakna. Dalam sharing ini ia berbicara mengenai pentingnya berbakti kepada orang tua, memanfaatkan waktu dengan  bijaksana, pengaruh keyakinan dalam beragama, belajar melepas materi, dan jalinan jodohnya dengan Tzu Chi.

Salim Group adalah perusahaan yang terdaftar di Indonesia, Hong Kong, Singapura, Filipina, dan negara lainnya dan merupakan salah satu grup perusahaan yang paling berpengaruh di Indonesia. Awal tahun 2002, banjir besar melanda Jakarta. Anthoni Salim menyanggupi ajakan pendiri Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja untuk bergabung bersama Franky O. Widjaja, Sugianto Kusuma. Anthoni dan pengusaha lainnya kemudian bersama-sama menjalankan program 5P yang dicanangkan oleh Master Cheng Yen, yaitu: Pembersihan sampah, Pengeringan genangan air, Penyemprotan (pencegahan penyakit), Pengobatan massal, dan Pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi.

“Ketika diajak Pak Aguan (Sugianto Kusuma) dan Pak Franky, saya mendapatkan banyak kesan,” kata Anthoni Salim berbicara mengenai Tzu Chi. “Sebenarnya banyak organisasi, tapi ada tiga yang saya lihat dari Tzu Chi sebagai contoh penting. Pertama, relawan tidak memikirkan gaji dan mereka datang dengan semangat dan komitmen yang tinggi,” katanya pelan namun pasti. Yang kedua, ia melanjutkan, dasar dari organisasi ini (Tzu Chi) adalah cinta kasih, dan cinta kasih tidak memiliki batasan. Lalu yang ketiga, bukan hanya cinta kasih, tapi di Tzu Chi semua tidak ada batasnya. “Membantu yang kurang mampu karena kita mempunyai kemampuan untuk membantu,” imbuhnya.

Pada tahun 2005, ketika gempa bumi mengguncang Pakistan. Atas rekomendasi Anthoni Salim, pengusaha Pakistan mendukung penuh koordinasi Tzu Chi dalam memberikan bantuan bencana dan bakti sosial di sana. Lalu dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan global pengungsian terus bermunculan. Tahun 2017, Anthoni Salim yang mendirikan perusahaan makanan di Serbia juga menggenggam jodoh baik dengan memberikan bantuan ke kamp pengungsi, serta membantu pembelian makanan dan air minum untuk para pengungsi asal Timur Tengah ini.


Bagi Anthoni Salim, Master Cheng Yen dan Tzu Chi adalah suatu mukjizat dari kehidupan ini. Dengan fondasi berupa cinta kasih dan kebijaksanaan, sudah sepatutnya Tzu Chi terus berkembang.

Ketika Anthoni Salim mengetahui bahwa Master Cheng Yen akan membantu Mozambik (salah satu negara di Benua Afrika), ia juga menyumbangkan roti dan mesin pembuat roti kepada penduduk setempat. Master Cheng Yen pernah memuji niat dan perbuatan baiknya dalam salah satu ceramahnya. “Orang yang kaya, dan dalam perbuatannya penuh dengan cinta kasih adalah orang yang kaya materi sekaligus kaya batin,” kata Master Cheng Yen.

Anthoni Salim menekankan bahwa apa yang dilakukannya bukanlah untuk menuai pujian melainkan untuk membantu mereka yang kurang mampu dan mengurangi permasalahan sosial yang ada. “Yang paling penting adalah bagaimana memperkecil kesenjangan antara yang mampu dan tidak mampu. Kalau kita mampu dan mempunyai kesempatan, marilah (kita) buat aktivitas-aktivitas yang menarik atau mengangkat mereka yang kurang mampu. Itu merupakan salah satu cara yang bisa meringankan permasalahan sosial yang timbul saat ini,” katanya.

Apalagi sebagai seorang pengusaha, menurut Anthoni Salim mereka ini akan mudah apabila mempunyai hati yang tulus untuk bersumbangsih kepada sesama. Pengusaha mempunyai akses yang tidak terbatas karena apabila mau, bisa langsung turun tangan. Pekerjaan mencari uang juga merupakan hal yang lumrah baginya. Namun setelah mendapatkannya, uang juga harus digunakan dengan baik sehingga manfaatnya bisa lebih banyak dirasakan oleh masyarakat secara luas. “Sebenarnya yang perlu diingat adalah apa yang dicari bisa digunakan dengan baik. Bukan lagi persoalan untuk disimpan dan dipakai sendiri karena setelah kita pergi (meninggal), kita tidak membawa semua itu. Jadi gunakanlah apa yang dicari dengan baik sehingga bisa bermanfaat untuk orang banyak,” tuturnya berpesan.

Bagi Anthoni Salim, Master Cheng Yen dan Tzu Chi adalah suatu mukjizat dari kehidupan ini. Dengan fondasi berupa cinta kasih dan kebijaksanaan, sudah sepatutnya Tzu Chi terus maju dan berkembang. Relawan Tzu Chi juga sudah seharusnya terus belajar dan menyebarkan cinta kasih. Menurutnya, ilmu dari Tzu Chi tidak akan pernah habis karena setiap hari Master Cheng Yen terus menelurkan banyak teori maupun kebijaksanaan yang baru.


Seorang pengusaha, menurut Anthony Salim memiliki banyak kemampuan untuk berbuat kebajikan. Kemampuan yang dimiliki haruslah digunakan dengan baik sehingga bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.

“Akan sulit mendapat pengalaman yang sudah dibuat oleh Master Cheng Yen. Ini suatu mukjizat, suatu momen yang kemungkinan 100 ribu tahun barangkali belum akan terjadi. Saya pikir perlu tugas kita untuk memperbanyak maupun lebih banyak untuk memperpanjang spirit cinta kasih dari Tzu Chi ini,” harapnya.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Kamp Pengusaha: Tekad Praktik Kebajikan

Kamp Pengusaha: Tekad Praktik Kebajikan

17 Oktober 2018

Misi kemanusiaan Tzu Chi memiliki dua tujuan utama: "Mendidik mereka yang mampu untuk membantu yang kurang mampu" dan "Membantu mereka yang kurang mampu untuk mewujudkan kekayaan batin mereka." Semuanya adalah sarana yang tepat untuk membimbing dan menjernihkan hati manusia, dengan mempertimbangkan berbagai perbedaan antara orang yang kaya dan mereka yang kurang mampu.

Kamp Pengusaha: Berkontribusi Tanpa Pamrih

Kamp Pengusaha: Berkontribusi Tanpa Pamrih

16 Oktober 2018
Jalinan jodoh antara Tzu Chi Indonesia dan Tzu Chi Malaysia yang terjalin sejak tahun lalu terus berlangsung. Hingga tahun ini Kamp Pengusaha Indonesia dan Malaysia kembali diselenggarakan oleh Tzu Chi Indonesia.
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -