Kamp TIMA 2015: Hingga ke Pelosok Nusantara

Jurnalis : Willy, Fotografer : Willy

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei (kedua dari kanan) mengajak insan TIMA mengembangkan cinta kasih universal yang menjadi prinsip Tzu Chi ke pelosok Nusantara.

Beberapa kali mengikuti kegiatan bakti sosial kesehatan Tzu Chi, dr. Anggraeni Adiwardhani, Sp.M., tersentuh akan ketulusan para relawan Tzu Chi. “Relawan Tzu Chi begitu mendedikasikan diri sekali. Dan kelihatan sekali mereka menolong dengan hati. Ini membuat saya minder, maka saya harus sebaik mereka juga,” ujar Anggraeni di sela-sela Kamp Tzu Chi Medical Association (TIMA) Indonesia yang berlangsung pada 5-6 Desember 2015 di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Anggraeni menjadi satu dari 42 dokter dan perawat yang menjalani pelantikan menjadi anggota TIMA dalam kamp tersebut. Selain itu, kamp ini juga berisi pendalaman misi Tzu Chi serta pemaparan ilmu kedokteran dari para pakar yang kompeten di bidang mereka masing-masing. Perayaan  HUT TIMA yang ke-13 bertajuk “Cinta Kasih TIMA untuk Indonesia” menutup kamp yang berlangsung selama dua hari tersebut.

Salah satu relawan TIMA yang baru dilantik, dr. Anggraeni Adiwardhani, Sp.M., merasa tergerak oleh ketulusan relawan Tzu Chi saat memberikan pelayanan kepada para pasien.


Pemain guzheng Tzu Chi University Continuing Education Center (TCUCEC) ikut meramaikan perayaan HUT TIMA Ke-13 bertajuk “Cinta Kasih TIMA untuk Indonesia”.

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang turut hadir dalam perayaan HUT TIMA ke-13 mengungkapkan rasa syukurnya. “Setapak demi setapak, kita melangkah maju,” ujarnya. Menurutnya, TIMA Indonesia sebagai organisasi medis profesional pertama di Indonesia berkontribusi besar bagi perkembangan misi kesehatan Tzu Chi di Nusantara.

“Kita juga mempunyai suatu kewajiban, tanggung jawab untuk menyebarluaskan cinta kasih universal ini ke seluruh Indonesia,” tambahnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua TIMA Indonesia, dr. Tonny Christianto, Sp.B., MM., dalam kata sambutannya menuturkan bahwa saat ini relawan TIMA di Nusantara mencapai 700-an insan. “Itu masih kurang. Kita berharap insan-insan untuk bergabung dengan TIMA agar mengembangkan dan memberikan kebaikan ke pelosok-pelosok Indonesia,” tambahnya.

Saat ditemui langsung, Tonny berharap anggota TIMA yang baru dilantik dapat mendalami misi kesehatan Tzu Chi. “Dapat semakin memahami visi dan misi kesehatan Tzu Chi, dan dapat mengembangkan di daerahnya masing-masing,” pungkas pria yang murah senyum tersebut.

Lebih lanjut, dia juga menuturkan bahwa selama menjadi relawan medis, dirinya mendapatkan suatu kepuasan batin. “Kita bisa menyalurkan kemampuan kita, profesi kita, untuk di-share kepada orang yang membutuhkan dengan tulus. Ini yang agak berbeda,” ujarnya.

Wakil Ketua TIMA Indonesia, dr. Tonny Christianto, Sp.B., MM., mengajak setiap insan untuk ikut menebarkan cinta kasih ke seluruh pelosok Indonesia.

Serupa dengan itu, niat awal Anggraeni hanya sekedar mengikuti baksos Tzu Chi. Perlahan, muncul keinginan untuk bersumbangsih lebih lagi. Meski menjadi relawan medis, Anggraeni ingin ikut bersumbangsih juga dalam berbagai misi Tzu Chi. “Jadi tidak melulu baksos. Mungkin bisa di pendidikan atau misalnya saat ada bencana bisa ikut membantu,” ujar dokter kelahiran 1978 itu.

Salah satu kegiatan yang membekas dalam diri Anggraeni adalah saat mengikuti baksos di wilayah timur Indonesia, yaitu Papua. “Ada keterbatasan bahasa, padahal kita perlu berkomunikasi dengan mereka,” kenangnya. Meski begitu, dia menyadari bahwa sebagian pasien tersebut berasal dari wilayah pegunungan dan pendalaman yang berbeda. “Antar suku saja berbeda bahasanya. Bahkan, pihak Tzu Chi juga sudah menyiapkan kendaraan untuk mereka karena lokasi mereka jauh-jauh,” tambahnya.

Satu keyakinan Anggraeni, yaitu kebaikan itu seperti rantai yang mengular. “Kita berbuat kebaikan, penerima bantuan itu akan berbuat kebaikan lagi kepada orang lain,” jelasnya. Karenanya, dia  berharap TIMA Indonesia dapat terus berkembang sehingga dapat berbuat kepada lebih banyak orang yang membutuhkan. 


Artikel Terkait

HUT TIMA Indonesia ke-21: Bersatu Hati Kembali Melayani Setiap Insan

HUT TIMA Indonesia ke-21: Bersatu Hati Kembali Melayani Setiap Insan

20 November 2023

TIMA Indonesia merayakan hari jadinya yang ke-21 di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara pada Minggu, 19 November 2023. Dalam acara ini, TIMA Indonesia juga melantik 151 anggota baru.

HUT TIMA ke-22: Bersyukur dan Bersatu Hati Menapaki Jalan Kebajikan

HUT TIMA ke-22: Bersyukur dan Bersatu Hati Menapaki Jalan Kebajikan

22 November 2024

TIMA Indonesia tahun ini usianya telah menginjak 22 tahun. Dengan tekad yang sama, anggota TIMA menyatukan hati untuk bersama melakukan kebajikan menolong sesama. . 

HUT TIMA ke-17:  Bergandengan Tangan Dalam Barisan TIMA Indonesia

HUT TIMA ke-17: Bergandengan Tangan Dalam Barisan TIMA Indonesia

11 November 2019

Peringatan 17 tahun berdirinya Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia berlangsung sederhana namun meriah, Minggu (10/11/19). Para anggota TIMA menjadikan moment sweet seventeen ini sebagai suatu perjalanan menuju kedewasaan yang baru, dengan tetap bergandengan tangan dan membantu masyarakat hingga pelosok negeri.

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -