Penutupan kelas bimbingan budi pekerti ini di ramaikan dengan pertunjukan penampilan isyarat tangan dari para murid.
Minggu pagi itu, murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Bandung tampak begitu semangat saat memasuki kelas. Kelas Budi Pekerti kali ini, (12/11/2023) sekaligus sebagai kelas penutup tahun ajaran 2023. Kali ini murid-murid belajar tentang arti berbakti kepada orang tua, serta belajar bagaimana menyajikan teh kepada orang tua dengan penuh tata krama.
Banyak sekali perubahan baik yang dapat disaksikan dari perilaku anak-anak ini. Seperti yang disampaikan Anita Cariline, salah satu orang tua murid. “Saya senang anak saya jadi lebih berempati, dia lebih senang membantu saya dan jadi bisa lipat baju. Saya rasa itu lucu sekali ya dan karena banyak pertanyaan yang dilontarkan pada saat kelas, anak saya jadi lebih percaya diri , karena di Tzu Chi anak dibiarkan menyampaikan pendapat mereka.”
Kelas ditutup dengan dengan belajar menyajikan teh dari para murid kepada orang tua sebagai bentuk ucapan terima kasih.
Acara ini juga menmapilkan fashion show dengan barang-barang daur ulang.
Hal serupa diutarakan Erwin Sanjaya dan Velly. Perubahan mencolok dari anaknya adalah perilakunya yang makin baik. “Kemudian juga bagaimana mereka bisa mengetahui langkah- langkah apa saja yang harus dilakukan dalam menghadapi seseorang yang lebih senior, itu salah satunya.” Ucap Erwin.
Setelah kelas selesai, seluruh murid dan orang tua murid melanjutkan seremonial penutupan tahun ajaran 2023. Di sesi ini tiap anak dengan ceria mempersembahkan kreasi mereka di depan orang tua mereka. Tak terasa kegiatan kelas budi pekerti telah di penghujung tahun. Masing-masing murid mendapatkan sertifikat sebagai tanda telah mengikuti kelas budi pekerti di Tzu Chi.
Anita Cariline senang selama satu tahun anaknya mengikuti kelas bimbingan ini banyak perubahan yang positif.
Trimino Putih, relawan Tzu Chi, berharap dengan kelas budi pekerti ini generasi penerus bangsa dapat tumbuh berkembang dan menjadi fondasi untuk memajukan negara dengan nilai nilai kebaikan serta berbudi pekerti baik. Karena sebaik-baiknya suatu bangsa adalah bangsa yang berbudi pekerti.
“Karena di dunia luar dengan perkembangan teknologi semakin canggih seperti di medsos apapun mereka dengan cepat mendapat hal yang negatif dan positif. Tapi umumnya banyak hal yang tidak benar atau hoax. Jadi di kelas ini mengajarkan anak-anak lebih mengerti dalam budi pekerti,” ujar Trimino Putih.
Editor: Khusnul Khotimah