Karena di Mana Ada Kesulitan, di Situ Ada Pertolongan

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah, Videografer: Chandra S.

Sudah dua tahun Pak Rahmat (68) tak bisa melihat karena glaukoma. Glaukoma merupakan penyakit yang menyerang syaraf mata dan sering diderita kelompok lanjut usia.

“Pandangan putih seolah tertutup kabut tebal, jadi objeknya enggak kelihatan,” ujar Pak Rahmat mengenai penglihatannya.

Sebenarnya Pak Rahmat sudah mengalami glaukoma sekitar 10 tahun. Saat itu mata kanannya masih berfungsi. Namun sejak dua tahun ini kedua matanya benar-benar tak bisa melihat lagi.


Rita Malia membawakan bingkisan dalam kunjungan kasihnya ke tempat tinggal Pak Rahmat di Periuk, Tangerang.

Setiap hari Pak Rahmat harus menggunakan obat tetes mata. Kalau tidak, matanya terasa tak nyaman, kepala pun terasa sakit. Bersyukur, sang istri, Lina begitu sabar menemaninya.

Namun kesulitan yang dialami Pak Rahmat bukan hanya terkait penglihatan, tapi juga penghasilan. Pak Rahmat sudah tak bekerja. Sebelumnya ia dan istri, Lina punya warung kecil. Karena sepi, warung itu akhirnya gulung tikar. Keduanya pun menumpang di rumah kontrakan adiknya, masih di wilayah Periuk, Tangerang.

Dibantu Tzu Chi


Pak Rahmat bercerita tak ada keluhan sakit di badan, hanya di mata saja ketika misalnya obat matanya habis. Bersyukur ia mendapat bantuan biaya hidup dari Tzu Chi yang salah satunya ia gunakan untuk membeli obat mata.

Namun di mana ada kesulitan, di situ ada kemudahan dan pertolongan. Suatu hari seorang penginjil memberitahu Pak Rahmat dan istri tentang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Pada November 2019, adik dari Lina kemudian mengajukan bantuan bagi Pak Rahmat ke Kantor Tzu Chi Tangerang. Tak butuh waktu lama, beberapa relawan pun datang menyurvei keadaannya.

“Saat kami kunjungi, kondisi Pak Rahmat memang ekonominya sangat sulit sekali. Boleh dibilang tabungannya tidak ada, trus ia jual perabot rumah tangganya, dan kondisinya juga sakit mata yaitu galukoma. Dan ia sudah tidak bisa bekerja. Itu lah kenapa kami bantu,” kata Rita Malia, relawan Tzu Chi Tangerang.

Mulai Desember 2019, Pak Rahmat pun menjadi Gan En Hu atau penerima bantuan Tzu Chi jangka Panjang.

Kunjungan Kasih


Pak Rahmat berjalan menggunakan tongkat.

Pagi itu, Selasa 16 Maret 2021, Rita Malia, yang rumahnya tak jauh dari kontrakan Pak Rahmat, datang menjenguk. Sejak pandemi, Rita Malia lah yang membawakan bantuan biaya hidup Pak Rahmat. Dengan langkah tertatih, Pak Rahmat dituntun istrinya Lina, menyambut kedatangan Rita Malia.

“Senang sekali, saya merasa diperhatikan. Saya setiap hari berdoa karena memang keadaan saya seperti ini. Kalau bukan pertolongan dari Tuhan ya saya juga bingung. Tapi saya percaya ini semua campur tangan Tuhan juga melalui Yayasan Buddha Tzu Chi,” kata Pak Rahmat yang terharu dengan kunjungan Rita Malia.


Jika tak hujan, hampir setiap hari Pak Rahmat berjemur sekitar satu jam. 

Meski sudah tak bisa melihat, semangat hidup Pak Rahmat tak luntur. Hal itu ia buktikan dengan rajin berolahraga ringan dan berjemur setiap hari.

“Saya olahraga di tempat saja. Kalau untuk jalan mondar-mandir kan tidak bisa. Tujuannya supaya saya jangan terkena penyakit lain yang bisa menyusahkan orang-orang yang sudah membantu merawat saya, terutama istri saya, jangan sampai terbebani,” ujarnya.

Selain itu, Pak Rahmat selalu berpikir positif dan selalu mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Belajar Bersyukur dalam Kunjungan Kasih

Belajar Bersyukur dalam Kunjungan Kasih

21 Oktober 2021

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Downstream Lampung melakukan kunjungan kasih kepada balita yang memiliki gizi kurang baik di Desa Rangai Tri Tunggal, Kec. Katibung, Lampung Selatan.

Membawa Kegembiraan dalam Tenda

Membawa Kegembiraan dalam Tenda

19 Mei 2015 Rudi Suryana yang baru dua hari bergabung dengan tim juga merasakan hal yang sama dengan Ong Seng Yeow yang telah lebih dulu datang. Ia membawa hobinya dalam menyanyi dan bermain musik untuk menghibur anak-anak dan beberapa warga yang dikunjungi oleh relawan
Keputusan Cepat yang Menyelamatkan Jiwa

Keputusan Cepat yang Menyelamatkan Jiwa

20 Juni 2022

Ibu adalah sosok malaikat tanpa sayap yang bersedia memberikan seluruh kasihnya. Ibu adalah sandaran bagi anak-anaknya. Perjuangan seorang Ibu ketika melahirkan bertaruh nyawa demi anak. Ibu adalah sosok yang hebat dalam keluarga.

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -