Murid-murid TK Perguruan Sultan Agung tampil menggemaskan mempersembahkan lagu Kasih Ibu dan Zhi Sang Ce You Ma Ma Haw.
Relawan Tzu Chi di Pematang Siantar kembali mengukir jejak cinta kasih dengan merayakan Hari Ibu Sedunia yang juga bertepatan dengan ulang tahun Tzu Chi, dan Hari Waisak. Sebanyak 26 relawan Tzu Chi serta 18 relawan kembang berkumpul di Aula Perguruan Sultan Agung menyambut hangat para tamu.
Acara dibuka oleh MC, Nurlela dan Agustina. Satu tembang lagu berjudul 'Zhu Gwang Te Mama' yang dibawakan oleh salah seorang relawan kembang membuat suasana terasa berwarna. Persembahan lagu dan tarian dari anak-anak TK Sultan Agung tidak ketinggalan mengisi acara ini dengan membawakan lagu 'Kasih Ibu dan Zhi Sang Zhi You MaMa Haw'.
Kuis dan sharing dari beberapa tamu peserta ibu dan anak makin menciptakan kedekatan ibu dan anak. Salah satu pertanyaan untuk melihat kedekatan ibu dan anak adalah apa makanan kesukaan ibu dan anaknya.
Basuh kaki diikuti dengan sukacita oleh 40 pasang peserta. Baik orang tua maupun anak, sama-sama terharu.
Adapun sesi basuh kaki diikuti 40 pasang peserta ibu dan anak. Para peserta anak dituntun oleh relawan untuk mengangkat baskom masing-masing berisi air yang diletakkan di bawah kaki Ibu. Rasa haru dan senang terpancar dari wajah para ibu yang melihat anak-anak bersimpuh sambil membersihkan kedua kaki. Ditambah dengan alunan lagu "Zhi Sang Ce You Ma Ma Haw" yang dibawakan oleh Sandy, relawan Tzu Chi dengan lembut dan sendu membuat air mata tak terbendung lagi dari para ibu, anak, dan relawan lain nya.
Usai basuh kaki yang membuat semua orang merasa terharu, anak-anak menyeduh teh untuk ibu, lalu menyuapi ibu mereka dengan cake. Berpelukan erat membawa suasana menjadi hangat seakan hati ibu berkata semua pengorbanannya tidak lah sia-sia, ciuman manis tidak ketinggalan oleh anak kepada ibu yang mengartikan rasa sayang dan terimakasih.
“Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di kehidupan ini, pesan Master Cheng Yen, yaitu berbuat kebajikan dan berbakti pada orangtua," kata Lie Su Jong selaku koordinator acara. “Acara ini bertujuan mengingatkan pada kita semua agar selalu mengingat, mengenang budi luhur orangtua kita terutama seorang ibu." Tambahnya.
Wujud bakti ditunjukan juga oleh Lenny Mei, relawan kembang yang sedang menyuapi cake pada ibunya.
Dessia, seorang ibu merasa bahagia sekaligus sedih. “Senang karena luar biasa dan sangat bagus kegiatan ini. Ada juga sharing sedikit tentang sejarah Tzuchi jadi bisa tahu. Saya merasa bersyukur menjadi seorang ibu bagi anak-anak saya. Kalau sedihnya karena ingat mama saya yang tinggal di Medan tidak bisa hadir di acara ini". kata Dessia.
Lenny Mei, salah satu relawan kembang mengajak ibunya berpartisipasi dalam perayaan Hari Ibu ini. “Terharu sampai tidak kuasa untuk menahan air mata, sangat bersyukur masih ada kesempatan untuk membasuh kaki mama saya. Pesan saya kepada semua orang membahagiakan orang tua bukan dari nilai materi tetapi perhatian dan kasih sayang yang terpenting.”
Sesi sharing dan kuis diikuti tiga pasang peserta.
Persembahan isyarat tangan Gan En Te Xin yang dibawakan oleh relawan yang mengisyaratkan bahwa hidup dengan keadaan apapun tetap harus bersyukur dan selalu berdoa. Sesi ini sekaligus menutup kegiatan kali ini. Semoga perayaan Hari Ibu ini makin menyadarkan betapa bersyukurnya bisa menjadi seorang ibu yang memberikan kasih tiada batas dan bersyukur menjadi seorang anak yang masih bisa berbakti pada orang tua. Kesalahan apapun yang pernah dilakukan akan selalu dimaafkan oleh seorang ibu. Seperti kata pepatah, kasih ibu bagaikan mentari yang tiada habis bersinar.
Editor: Khusnul Khotimah