Kasih Lintas Batas

Jurnalis : Dok. Tzu Chi Bandung, Fotografer : Dok. Tzu Chi Bandung

Menyambut ajakan RSK Bedah TzuChi Cengkareng untuk menabur benih kebajikan dalam Baksos ke-30 “Operasi Cuma-Cuma Benjolan Minor, Hernia, dan Bibir Sumbing”, pada hari Sabtu dan Minggu, 17-18 Desember 2005, Kantor Penghubung Bandung mengirimkan 22 orang pasien, 22 orang dokter, serta 2 tenaga perawat untuk berpartisipasi dalam baksos tersebut bersama-sama para relawan. Bagi Kantor Penghubung Bandung, ini merupakan kali kedua mengikutsertakan rombongan lengkap yang terdiri dari pasien – relawan – tenaga medis untuk berpartisipasi dalam baksos pengobatan di RSKB Tzu Chi Cengkareng.

Memberi peluang kesembuhan bagi para pasien yang umumnya telah sekian tahun menderita oleh deraan penyakit merupakan tujuan mulia insan Tzu Chi. Para pasien biasanya membiarkan penyakit membebani hidup mereka selama bertahun-tahun, bahkan ada yang sampai puluhan tahun, karena mereka tidak punya biaya untuk berobat, apalagi untuk operasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Demikianlah, ketika mendengar di Tzu Chi ada peluang pengobatan cuma-cuma, dengan penuh harap para pasien dan keluarganya segera mendaftarkan diri untuk mengikuti pengobatan tersebut di Tzu Chi.

 

 

Tampak Bintang yang ditemani ibunya sedang pamitan dengan pasien lain setelah kontrol pasca operasi

Diantara para pasien dari Bandung, tampak seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun, bernama Achmad Bintang. Bintang, demikian ia biasa disapa, mengikuti pengobatan cuma-cuma ini dengan didampingi sang ibu, Siti Ratna Sari. Janda tiga orang putra ini telah bertahun-tahun memimpikan kesembuhan si bungsu Bintang, yang sejak lahir menderita hernia inguinalis. Namun, mimpi ini seakan begitu jauh dari realita, mengingat kondisi ekonominya yang pas-pasan. Tak punya pekerjaan tetap, tanpa suami, sendirian berjuang menghidupi ketiga orang anaknya, rasanya penghasilan Siti Ratna Sari tidak pernah cukup untuk dapat membiayai pengobatan putranya. Ditengah kegalauan jiwanya, Ade, sahabat lamanya, memberitakan sebuah kabar baik, secercah titik terang bagi pengobatan Bintang. Ibu Ade memberikan sebuah nomor telepon berikut alamat lengkap Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Kantor Penghubung Bandung, yang menurutnya, kerap mengadakan Baksos Pengobatan Hernia Cuma-Cuma.

“Saya adalah seorang janda, “ Siti Ratna Sari tersendat saat acara ramah tamah relawan dan keluarga pasien di dalam bus yang melaju menuju Jakarta. “Sejak lahir putra saya Bintang, didiagnosa menderita hernia. Dokter menganjurkan operasi, namun biayanya sekitar 7 juta rupiah. Sebagai seorang janda yang tidak punya pekerjaan tetap, dari mana saya mendapatkan uang sebesar itu untuk operasi anak saya?” genangan air mata memenuhi pelupuk mata wanita ini, siap menganak sungai.

“Harapan saya, perjalanan ke Jakarta ini menjadi berkat, anak saya dapat disembuhkan melalui uluran tangan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.”

Harapan Siti Ratna Sari, demikian pula harapan puluhan penumpang bus tersebut, menjadi nyata dalam Baksos ke-30 RSKB Tzu Chi Cengkareng, 17-18 Desember 2005. Sebagaimana dalam baksos-baksos sebelumnya, ratusan pasien dapat kembali tersenyum oleh kekuatan nyata cinta kasih, yang berbaur dengan keahlian dan keterampilan para dokter, perawat, dan relawan yang budiman. Doa yang telah sekian tahun dipanjatkan akhirnya menjadi berkah.

Bagi para dokter dan perawat dari Bandung, mengenal misi kesehatan Tzu Chi secara lebih mendalam membuat jiwa mereka semakin terbuka dan dipenuhi oleh cinta kasih. Manusia memang dilahirkan dengan segudang perbedaan, namun, perbedaan bukan halangan untuk saling memberi dan membantu dalam semangat cinta kasih universal. Tiap insan di muka bumi ini sebagai satu keluarga besar yang harmonis.

 

Kini Aku Sembuh!

Pasca operasi di RSKB Tzu Chi Cengkareng, pada tanggal 21 dan 28 Desember 2005, pasien menjalani control post-operasi di Klinik Cinta Kasih Tzu Chi Bandung. Umumnya pasien berada dalam kondisi sangat baik, mereka pulih dengan cepat. Mereka begitu antusias dengan kondisi kesehatan yang prima.

Kepada Tzu Chi, beberapa pasien dan keluarganya menuliskan ungkapan hati mereka :

Saya Bintang, mengucapkan kepada Buddha Tzu Chi karena saya telah ditolong mengoperasi saya. Saya sudah sembuh dan sehat dan bisa bermain dan belajar kembali. (Bintang)

Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih, atas pengobatan, bantuan, serta segala kebaikan yang telah diberikan umumnya ke semua pasien, khususnya pada saya, semoga amal kebaikan Bapak-Bapak serta Ibu-Ibu mendapat pahala yang setimpal dan dibalas Yang Maha Kuasa. Mungkin rasanya tidak cukup dengan kata-kata, tapi betul-betul terasa banget keiklasannya yang kami rasakan dan mudah-mudahan Bapak dan Ibu semua diberi kesehatan yang prima oleh Yang Kuasa. (Rusyadi)

Nama saya Ai Kartini, pasien yang diberangkatkan ke Jakarta. Saya sangat terkesan atas pelayanan yang telah diberikan kepada semua pasien terutama saya. Semua dokter dan relawan Tzu Chi pada baik-baik, selalu sopan, ramah tamah kepada semua pasien. Saya tidak pernah menemukan orang-orang sebaik yang ada di Rumah Sakit Cinta Kasih Jakarta dan semua dokter juga relawan Yayasan Cinta Kasih Tzu Chi. Saya hanya bisa mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Hanya Tuhan yang dapat membalas budi kebaikan Yayasan Cinta Kasih Tzu Chi. (Ai Kartini)

Artikel Terkait

PAT 2019: Tzu Chi Pekanbaru Menyelami Sutra Makna Tanpa Batas

PAT 2019: Tzu Chi Pekanbaru Menyelami Sutra Makna Tanpa Batas

29 Januari 2020

Tahun ini untuk pertama kalinya Tzu Chi Pekanbaru mengadakan dua sesi pemberkahan, yaitu sesi relawan dan sesi umum. Pada sesi relawan, ada 125 relawan bersungguh hati menyelami Sutra Makna Tanpa Batas.

Mengembangkan Cinta Kasih Melalui Celengan Bambu Tzu Chi

Mengembangkan Cinta Kasih Melalui Celengan Bambu Tzu Chi

09 Mei 2023

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali menggalang cinta kasih masyarakat melalui pengumpulan celengan bambu di wilayah Meral dan Sungai Pasir, Tanjung Balai Karimun. 

Kisah Tabungan Batu Bata

Kisah Tabungan Batu Bata

16 Juni 2014 Mimpi yang dibangun di atas niat dan keyakinan seketika berubah menjadi nyata. “Kami seperti menabung batu-bata,” ujar Ustaz Azhari. Rumah mereka yang dulunya tak layak huni kini telah berubah menjadi indah. Impian mereka yang dulu terasa sangat tinggi kini sudah mampu tergapai. Luapan sukacita tergambar dari setiap senyum yang tergurat di wajah mereka.
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -