Kasih Sayang Anak untuk Orang Tua
Jurnalis : Ruth Putryani Saragih (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Choirul Aziz, Handi Sanjaya, Ruth Putryani Saragih (Tzu Chi Sinar Mas)Idam Rismawan (baju ungu) membasuh kaki ibunya, Ainun Jariyah. Ainun yang menderita katarak sejak dua tahun lalu akhirnya menerima pengobatan untuk mata kirinya melalui Bakti Sosial Operasi Katarak Tzu Chi Sinar Mas yang diadakan di Sampit, Kalimantan Tengah, 25-27 Februari 2016.
Kasih seorang ibu kepada anak tidak mengenal batas. Sejak kecil, ibu menjadi sosok yang paling dekat dengan anak-anaknya. Perhatian dan kasih sayang seorang ibu kepada anak dan keluarganya kadang membuatnya tak jarang mengabaikan kesehatan atau kepentingannya sendiri.
Kasih sayang yang besar dari seorang ibu inilah yang dirasakan oleh Idam Rismawan, anak bungsu yang memiliki ibu luar biasa bernama Ainun Jariyah. Ainun merupakan salah satu pasien yang menjalani operasi katarak yang digelar oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas di Sampit, Kalimantan Tengah.
Idam mengungkapkan ibunya sudah menderita katarak sejak dua tahun lalu. Penyakit itu berawal ketika mata kiri Ainun terkena letupan minyak goreng saat ia memasak. Sejak saat itu pandangan Ainun menjadi kabur.
Sebelum menderita katarak, Idam mengisahkan bahwa ibunya memiliki aktivitas yang begitu tinggi. Sejak pukul 04.00 subuh, Idam sudah menemani Ainun berbelanja ke pasar untuk dijual kembali.
Ia dan ibunya berangkat dari rumah dengan menaiki sepeda. Sesampainya di pasar, Idam membawa sepeda sementara ibunya membawa belanjaan yang beratnya bisa mencapai 25 kilogram. “Saya bisa merasakan betul bagimana beratnya beliau memanggul belanjaan, karena belanjaan itu memang nggak ringan,” ungkap Idam.
Relawan medis Tzu Chi menggunting bulu mata Ainun sebelum ia menjalani operasi katarak untuk mata kirinya.
Walaupun rasa lelah menghampiri raga, namun Ainun tak begitu saja mengeluh apalagi berputus asa. Ia tetap berjualan hingga pukul 12 siang. Aktivitas ini ia lakukan semata-mata untuk mencukupi kebutuhan keluarga setelah suaminya meninggal pada 2002 lalu. Namun, belakangan Ainun tidak lagi mampu berjualan karena penglihatannya yang semakin menurun.
Idam pun menjelaskan bahwa penyakit katarak yang diderita ibunya kini juga membuatnya tak lagi mampu mengenali wajah sesorang. “Jangankan untuk mengenali tetangga, kadang ibu juga nggak kenal sama saya padahal saya ada di dekatnya,” ujar Idam.
Balas Budi Anak Kepada Ibu
Mendengar adanya informasi mengenai operasi gratis yang digelar oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas, Idam pun dengan penuh semangat dan harap mendaftarkan ibundanya untuk menjadi salah satu pasien. Saat dinyatakan lolos tahap screening, harapan untuk segera sembuh dan beraktivitas kembali semakin menggebu.
Sebelum memasuki ruang operasi, Idam mencuci kaki sang ibu terlebih dahulu. Ia mengaku terharu dan hampir meneteskan air mata saat membasuh kaki orang yang ia cintai itu.
Idam menyadari kebaikan seorang ibu tak bisa dibalas dengan apapun, namun dengan berbuat kebajikan kepada orang tua dan sesama, maka secara tidak langsung sudah berhasil membahagiakan orang tua. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen bahwa, “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dalam kehidupan yakni berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan”.
Artikel Terkait
Melihat Kembali dengan Cinta Kasih
24 Februari 2015 Pada tanggal 8 Februari 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung bersama Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) mengadakan Bakti Sosial Operasi Katarak kepada masyarakat yang membutuhkan. Baksos ini dilaksanakan di Priangan Medical Center (PMC), Jl. Nana Rohana No. 37, Bandung.Kembali Melihat dengan Penuh Cinta Kasih
16 September 2014Tujuan bakti sosial operasi katarak ini adalah meringankan beban para pasien yang masih kesulitan dalam biaya. Dengan mata yang sehat, diharapkan dapat menunjang kehidupan pasien sehari-harinya dan meningkatkan perekonomian keluarga.