Kasih Untuk Opa-oma Panti Jompo
Jurnalis : mettayani (Relewan Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Hoon Tai Peng (Relewan Tzu Chi Pekanbaru)
|
| ||
Di Dunia Tzu Chi yang menjunjungi tinggi Xiao Shun atau Berbakti, sangat tidak menyarankan untuk menitipkan orangtua, opa-oma kita ke Panti Jompo di usia senja mereka. Dapat berkumpul dengan anak cucu baik dalam suka maupun duka adalah menjadi kebahagian tak terhingga bagi opa-oma. Justru kita harus memanfaatkan lahan berkah ini sebagai rasa wujud bakti kita kepada opa, oma. Guna membuka wawasan dan pandangan Kami atas kehidupan nyata di Panti Jompo, Tim Pendidikan mengajak Kami melakukan kunjungan kasih ke opa-oma di Panti Jompo pada hari Minggu tanggal 25 November 2012 yang lalu. Semua begitu antusias dan semangat karena sebagian besar baru pertama kali berkunjung ke Panti Jompo. Kunjungan ke Panti Jompo ini merupakan kegiatan outdoor pertama mereka di tahun ajaran ini dan umumnya mereka lebih menikmati pembelajaran yang langsung menyentuh kehidupan nyata. Waktu hampir menunjukkan pukul 1 siang, semua Kami sudah berkumpul di Kantor Tzu Chi. Seperti biasa, Sandro Ruberto, memimpin untuk melakukan penghormatan kepada Master Chng Yen yang merupakan wujud syukur kepada Master yang telah menciptakan dunia Tzu Chi. Sebelum berangkat ke Panti Jompo Kami diberikan arahan atas sikap yang harus dijaga selama di Panti Jompo. Dan untuk memudahkan pengaturan, kami dibagi menjadi 2 group, yaitu tim yang memberikan hiburan & tim pemerhati. Tim hiburan akan bercekrama dengan opa-oma di ruang serba guna panti dengan memberikan pijitan hangat kepada opa-oma, bernyanyi bersama, dan mendengarkan kisah-kisah heroik opa-opa bekas pejuang. Tim pemerhati akan mengunjungi kamar-kamar opa-oma dan memapah atau membawa mereka dengan kursi roda ke ruangan serba guna untuk berkumpul dan bergembira bersama cucu-cucu yang datang berkunjung bersama opa-oma yang lain. Melihat kedatangan kami, terlihat beberapa opa-oma yang masih kelihatan sehat dan bisa berjalan sudah langsung berkumpul di ruang serba guna yang biasa digunakan untuk baksos pengobatan Tzu Chi Setiap bulannya. Kunjungan kali ini hanya berupa kunjungan kasih dan buah tangan yang dibawa berupa roti, biskuit, balsam, minyak angin, minyak gosok, dan lain sebagainya. Untuk mengawali kunjungan kasih ini kami kemudian menyanyikan lagu “Satu-satu aku sayang Ibu, namun versi yang diubah liriknya menjadi, satu satu kami sayang oma, dua dua juga sayang opa, tiga-tiga sayang oma opa, satu dua tiga sayang semuanya”. Kami bernyanyi dengan riang, oma-opa pun terlihat senang.
Keterangan :
Wah, rupanya opa-oma mengira kedatangan Tzu Chi kali ini untuk mengadakan baksos pengobatan. Dan ada beberapa opa-oma yang datang dengan keluhan penyakit tua mereka, kepala pusing, kaki rematik dan lain. Namun setelah dijelaskan tujuan kedatangan Tzu Chi kali ini mereka pun menyambut gembira kedatangan cucu-cucu yang begitu banyak. Minyak Gosok , balsam, dan minyak angin yang dibawa laris manis dan habis dalam sekejap. Di ruangan serba guna yang tidak begitu luas, Opa-oma berkumpul bersama kami sambil menyanyikan lagu-lagu masa kecil seperti Potong Bebek Angsa, Disini senang di sana senang sambil mengajak opa-oma bernostalgia kembali saat-saat indah bersama cucu-cucu tercinta. Semua bernyanyi gembira sambil bertepuk-tangan. Tertawa lepas menghilangkan duka hati. Setelah bernyanyi, tibalah pada acara pijit-memijit. Dalam sekejap ruangan tersebut menjadi ajang pijit memijit. Satu Opa atau Oma dipijit oleh 1-3 orang Kami dan opa-oma begitu menikmati pijitan yang diberikan cucu-cucu dengan tulus. Awalnya Kami sedikit kaku untuk memberikan pijitan, namun saat melihat kondisi opa-oma yang mulai renta dan kelihatan tak berdaya, wajah keriput yang kelihatan lelah, satu persatu Kami mulai tergerak untuk memberikan pijitan sesuai dengan panggilan hati nurani yang penuh cinta kasih. Interaksi timbal balik mulai timbul. Opa-oma yang menerima pijitan kami membalas kebaikan yang diberikan dengan menceritakan ke Kami kisah-kisah heroik mereka di masa muda. Kami begitu senang dapat berbagi dengan opa-oma. Sementara itu tim pemerhati, begitu sibuk, mondar-mandir menjemput opa-oma dan mengantarkan mereka ke ruangan serba guna untuk bergembira bersama. Cuaca yang awalnya cerah mendadak mendung dan gerimis pun turun. Namun kondisi cuaca tidak menghalangi niat kami mengantar opa-oma untuk bergembira bersama. Hendyanto dan William misalnya, dengan spontan melindungi opa-oma dari gerimis hujan dengan kedua telapak tangan mereka. Sungguh satu tindakan spontanitas yang muncul dari sebuah ketulusan hati karena adanya cinta kasih universal. Saat sharing, mereka mengatakan bahwa mereka melakukan semua ini karena kasihan melihat opa-oma kehujanan. Pengalaman dari Mereka
Keterangan :
Owen, Melanie dan Cindy Young dengan ditemani oleh mentornya, Jennie Shijie, menemani opa Chairul bercerita. Dan ternyata banyak teka-teki intelek yang diberikan oleh opa Chairul. “Padahal sebenarnya kita kesini untuk menghibur oma-opa, tapi kok malahan kami yang terhibur,” demikian yang dirasakan oleh Owen selama lebih dari 1 jam bersama Opa Chairul. Cindy Hersan dan Sandro mendapatkan berkah melayani satu oma yang tidak bisa jalan karena stroke dengan jari tangan yang sudah kaku ditambah dengan penglihatan yang kurang baik. Dengan penuh cinta kasih oma ini dibawa dengan kursi roda ke ruangan dan melayani oma ini dengan memberikan kue dan minuman ke oma. Saat sharingpun dikatakan bahwa semua yang dilakukan adalah atas dasar kasihan yang sebenarnya merupakan benih cinta kasih yang ada di hati nurani mereka. Silvia Valencia menyampaikan kepada teman-teman saat sharing doa seorang opa yang merasa senang atas kedatangan Kami dan mendoakan Kami bisa selamat sampai di rumah nantinya. Sedangkan Ling Ling Fortuna bersama teman lainnya saat melihat seorang oma yang duduk dipinggir halaman dengan tangan memegang sebuah mangkok plastik yang penuh semut merah langsung berinisiatif mengambil mangkok tersebut, menghalau keluar semua semutnya dan mencuci mangkoknya sampai bersih. Karena mata oma tersebut sudah kabur, omanya tidak tahu mangkok yang dipegangnya penuh semut merah, sebuah pemandangan yang memilukan hati kami. Tak terasa waktu sudah mulai sore, kami kemudian berkumpul dan sharing bersama. Semua melepaskan lelah sambil saling memijiti. Semua tampak gembira dan ingin bisa berkunjung kembali ke Panti Jompo untuk bergembira bersama Opa-Oma. Walau kunjungan hanya dalam hitungan jam, namun kebersamaan yang telah terjalin sungguh membekas di hati. Semua manusia pada dasarnya mempunyai hati Buddha yang perlu dijaga, dipupuk dan dikembangkan terus menerus, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan luar. Seperti halnya hati dan cinta kasih yang tulus dari para kami untuk Oma-Opa di Panti, yang sebagian besar merupakan kali pertama mengenal oma opa, namun melihat cara kami memperlakukan oma-opa, sungguh merupakan sebuah implementasi cinta kasih yang murni, suci tanpa noda. Semoga implementasi cinta kasih tulus murni ini, bisa terus diwujudkan, terlebih kepada kedua Buddha hidup (orangtua kita-red) yang telah berjasa besar dalam kehidupan kita. | |||
Artikel Terkait
Kesungguhan Sebelum Pentas
28 Januari 2011 Tanggal 23 Januari 2011, sore itu mereka akan melakukan latihan bersama untuk persiapan pementasan Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti seorang Anak pada 29 Januari 2011 di Jakarta International Event & Convention Center (JITEC) di Mangga Dua Square Lt.8.Tzu Chi Sinar Mas Salurkan APD di Tiga Rumah Sakit di Kabupaten Tulang Bawang
27 April 2020Tzu Chi Sinar Mas terus bergerak menyalurkan bantuan kepada tenaga medis terkait penanganan wabah Covid-19. Melalui Xie Li Lampung, bantuan disalurkan kepada tiga rumah sakit yaitu RSUD Menggala, RS. Mutiara Bunda dan RS. Penawar Medika.
Rumah Layak Huni bagi Asra dan Keluarga
21 Februari 2019Awal Januari 2019 adalah awal yang indah bagi Asra dan keluarga. Kondisi rumah Asra sebelumnya cukup memprihatinkan. Jika hujan datang, atap bocor dan lantai rumah mereka tergenang. Namun, kini Asra dan keluarga sudah tidak perlu khawatir lagi.