Pemeriksaan awal dilakukan dokter begitu para calon pasien datang ke RS Fadhillah.
“Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Relawan Tzu Chi di komunitas Xie Li Sumatera Selatan (Sumsel) 1 memberikan bantuan operasi katarak bagi 6 pasien di RS Fadhillah, Prabumulih pada 18-20 September 2023. Pasien-pasien ini berasal dari desa sekitar operasional PT Bumi Sawit Permai (BSP), Kabupaten Ogan Ilir, seperti Desa Sukananti, Desa Kayu Ara, Desa Tanjung Miring, dan Desa Talang Beliung. Bagi relawan di komunitas ini, kegiatan ini merupakan pengalaman pertama.
Para pasien menunggu giliran masuk ruang operasi.
Dokter Waston Chandra yang merupakan dokter perusahaan PT. BSP sekaligus sebagai salah satu relawan mengungkapkan bahwa pasien yang mengikuti operasi mata katarak ini adalah pasien yang telah di-screening dan dinyatakan siap operasi. “Pasien-pasien ini sudah kami screening dan semuanya siap menjalani operasi. Dan pascaoperasi di RS. Fadhillah selanjutnya pasien-pasien ini akan tetap kami pantau dan evaluasi,” ujarnya.
Salah satu pasien yang mendapat bantuan operasi katarak adalah Nalidan (80). Ia tinggal di Desa Talang Beliung bersama anaknya. Sudah enam tahun ia menderita katarak. Relawan berjodoh dengan Nalidan berkat bantuan kepala desa dan bidan desa setempat. Bersama dengan calon pasien lain, Nalidan didampingi relawan menuju RS Fadillah, Prabumulih. Jalan berkelok dan berdebu menemani perjalanan selama 1 jam ini. Tapi hal ini tidak menyurutkan semangat relawan membantu kesembuhan para pasien.
Dokter memeriksa kondisi mata Nalidan untuk memastikan kondisi tekanan bola matanya.
Begitu tiba di rumah sakit, relawan mengatur semua calon pasien mengantre pemeriksaan. Dari 6 calon pasien, semuanya dinyatakan lolos menjalani operasi, termasuk Nalidan. Segala persiapan operasi dilakukan. Satu per satu masuk ke ruang operasi. Relawan bersama pendamping keluarga menanti penuh harap di luar ruang operasi. Dan ketika satu per satu pasien selesai menjalani operasi, kebahagiaan terpancar di wajah relawan dan pendamping keluarga pasien. Mereka segera ikut mendorong ranjang pasien menuju ruang pemulihan.
Hari berikutnya, semua pasien diperiksa pascaoperasi. “Ini berapa ini?” tanya perawat sambil mengacungkan dua jarinya. “Duo,” jawab Nalidan tegas. Seketika relawan dan keluarga yang mendampingi mengucapkan “Alhamdulillah”. “Melihat sendiri proses yang Pak Nalidan jalani, sungguh sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Apalagi sudah 6 tahun ia menderita sakit katarak, tapi belum pernah mendapat pengobatan. Jadi apa yang kami lakukan ini, mudah-mudahan bisa membuat hidup Pak Nalidan lebih terang, lebih baik lagi. Bisa beraktivitas seperti biasanya,” ujar Hilda Fiona menahan haru.
Relawan mendampingi Nalidan saat menunggu pemeriksaan pascaoperasi.
Secara terpisah, Heriyanto, relawan di Xie Li Sumsel 1 yang juga manajer Bumi Sawit Estate menyampaikan bahwa bantuan operasi katarak ini merupakan bagian dari program kepedulian 5 KM untuk membantu membebaskan masyarakat dalam radius 5 KM dari operasional perusahaan dari penyakit katarak, hernia, dan bibir sumbing.
“Ini sebagai bentuk kepedulian kami untuk membantu warga sekitar operasional lepas dari sakit katarak, hernia, dan bibir sumbing. Terima kasih juga atas kesediaan relawan dan semua pihak selama mendampingi para warga yang kita bantu ini,” pungkasnya.
Editor: Khusnul Khotimah