Ke Kali Angke

Jurnalis : Lisda (He Qi Utara), Fotografer : Aris Widjaja, Lisda (He Qi Utara)
 

fotoPara relawan pun turut menyeberangi Kali Angke dengan menggunakan eretan. Sejak jaman dahulu Kali Angke adalah bagian dari kehidupan warga di Jakarta.

Seusai melakukan kegiatan memilah barang daur ulang bersama warga Villa Kapuk Mas di hari Minggu, 13 Maret 2011, sekelompok relawan Tzu Chi memanfaatkan kesempatan untuk mengunjungi daerah bantaran Kali Angke, Kapuk Muara. Sudah sejak seminggu yang lalu Tzu Chi mulai melakukan pengerukan lumpur di salah satu sungai yang bermuara di laut ini. Timbunan lumpur yang sudah melampaui ambang batas menghambat aliran air hingga sering meluap sewaktu hujan deras. Dan ini menjadi masalah utama yang harus segera diatasi dan ditindaklanjuti.

Perjalanan untuk menuju lokasi Kali Angke, tidak dapat dilalui dengan kendaraan roda empat. Para relawan harus berjalan kaki menuju tempat tersebut. "Tzu Chi.......Tzu Chi," sapaan tersebut berulang kali terdengar dari seorang anak warga yang melihat kami datang. Sapaan ini sangat menyejukkan hati relawan dalam perjalanan di bawah terik matahari. Relawan merasakan cinta kasih telah menyebar dan berkembang di dalam sanubari sang anak yang masih berusia 10 tahun itu.

Relawan pun menjumpai 2 buah sampan nelayan beriringan sedang melaju perlahan. Kedua sampan itu melintasi Kali Angke yang kini sudah terlihat bersih dan tanpa hambatan oleh sampah di sekelilingnya. Di sungai ini, ada warga yang mencari penghasilan dari Eretan (perahu yang berbentuk datar -red). Eretan ini digunakan pemiliknya untuk membantu menyeberangkan warga Kapuk Muara ke arah Pluit, Jakarta Utara. Evi Shijie, salah seorang relawan Tzu Chi pernah merasakan manfaat dari eretan ini. "Hanya membayar seribu rupiah perjalanan menjadi cepat dan jarak menjadi lebih dekat bila ada kegiatan memilah barang daur ulang di Depo Muara Karang," demikian ceritanya.

Menjadi Lebih Baik
Kedatangan relawan ke lokasi disambut Semboron, yang merupakan pengawas proyek. Menurut Semboron dengan adanya dukungan dari warga setempat, pekerjaan pengerukan lumpur yang selama seminggu ini berjalan dengan aman dan lancar tanpa hambatan. Jalur pembersihan di Kali Angke ini panjangnya 2,4 km dan diperkirakan selesai dalam waktu dua setengah bulan.

foto  foto

Keterangan :

  • Setelah dikeruk Kali Angke yang sempat menyempit karena adanya penumpukan sampah di tepi kiri kanannya, kini terlihat lebih lebar. (kiri)
  • Pengerukan Kali Angke merupakan bagian dari kepedulian terhadap kondisi lingkungan yang kian rusak yang berakibat pada terganggunya kesehatan dan kenyamanan hidup masyarakat. (kanan)


Menurut Suryadi Shixiong, setelah selesainya pembersihan Kali Angke ini, Tzu Chi berharap nantinya kehidupan warga menjadi lebih tenang dan nyaman saat beraktivitas di dalam maupun di luar rumah. Karena selama ini Kapuk Muara adalah daerah yang rawan banjir, maka warga selalu was-was dan cemas bila musim penghujan tiba. Para relawan Tzu Chi bersyukur, maksud dan tujuan pembersihan Kali Angke ini dapat diterima baik oleh warga, demi manfaat bagi mereka sendiri.

Master Cheng Yen selalu mengingatkan pada kita bahwa kita harus bersatu hati melindungi bumi, demi kelangsungan hidup manusia. Dengan hati penuh cinta kasih, mari mengajak saudara-saudara kita agar mau memperhatikan pelestarian lingkungan dan menjaga kebersihan, mempraktikkan daur ulang hingga akhirnya hidup aman dan tenteram diwariskan kepada anak cucu kita di masa mendatang.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Berpegang Teguh Pada Tekad

Suara Kasih: Berpegang Teguh Pada Tekad

12 Oktober 2011
Saya sungguh sulit membayangkannya. Hal ini sungguh luar biasa. Ia memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mempelajari berbagai pengetahuan. Selain mempelajari pengetahuan medis, ia juga mempelajari pengetahuan lainnya. Ia memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mempelajari berbagai pengetahuan.
Suara Kasih: Membimbing Moralitas Para Siswa

Suara Kasih: Membimbing Moralitas Para Siswa

24 Desember 2012 Lihatlah, para siswa begitu bersyukur karena bisa bersekolah di lingkungan yang indah ini. Anak-anak sungguh mengerti untuk bersyukur. Mereka tidak hanya giat belajar, namun juga mengerti untuk bersyukur kepada orang tua. Anak-anak yang memiliki hati penuh syukur pasti memiliki hati penuh cinta kasih.
Buka Puasa Bersama Kakek dan Nenek

Buka Puasa Bersama Kakek dan Nenek

07 Oktober 2010 Pada tanggal 2 September 2010, relawan Tzu Chi Padang mengunjungi Panti Jompo Sabai Nan Alui Sicincin. Lokasi panti ini cukup jauh dari Kota Padang, sekitar 1 jam perjalanan.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -