Kebahagiaan dalam Baksos Tzu Chi

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Rusli Chen (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi Medan menemani salah satu pasien anak hernia menuju ruang operasi. Tzu Chi bekerja sama dengan Rumah Sakit Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan mengadakan baksos kesehatan tanggal 12 Juni 2010.

Ngga bisa makan. Ngga ada selera. Lama ya, Dina-nya keluar?” jawab salah seorang kakek yang cucunya masih menjalani operasi bibir sumbing. Kakek tersebut belum sempat mengisi perutnya karena kekhawatiran yang timbul dimana cucu semata wayangnya hendak dioperasi.Wajah-wajah para orang tua dan pendamping pasien lainnya juga terlihat sama. Melihat kondisi seperti itu, para relawan Tzu Chi Medan berusaha menghibur dan menenangkan hati mereka. Para relawan juga mengambil kesempatan ini untuk memperkenalkan lebih jauh mengenai Yayasan Buddha Tzu Chi. Perlahan-lahan kerisauan mereka mulai berkurang dan berubah menjadi suasana yang penuh senda gurau.

 

Persiapan yang Sebaik-baiknya
Bakti sosial kesehatan ini dilaksanakan di Rumah Sakit Tingkat II Kesdam I/Bukit Barisan pada tanggal 12 Juni 2010. Sebanyak 22 pasien hernia dan 10 pasien bibir sumbing mengikuti bakti sosial kali ini. Sebelum diadakan bakti sosial tersebut, pada tanggal 9 Juni 2010, semua pasien terlebih dahulu mengikuti screening (pemeriksaan fisik -red) di lokasi yang sama. Screening perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi kesehatan pasien memang mampu mengikuti operasi. Tiga orang dokter membantu melakukan screening ini. Setelah dinyatakan mampu mengikuti operasi, maka sehari sebelumnya para pasien disarankan sudah diinapkan di rumah sakit.

Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, semua persiapan sudah selesai. Tim medis serta relawan sudah berada di posisinya masing-masing. Tepat pada pukul 09.00 WIB dilakukan sebuah seremoni pembukaan pelaksanaan Bakti Sosial Kesehatan oleh Kakesdam Bukit Barisan Kol. CKM. dr. Edi Mahidin, Sp.THT dan Kepala Rumah Sakit Letkol. CKM dr. Dubel Mariyenes, Sp.B. Edi Mahidin sendiri sudah tidak asing lagi dengan Yayasan Buddha Tzu Chi karena pernah ikut dalam beberapa kegiatan bakti sosial di Bandung, Jakarta, dan Kalimantan. Setelah mendapat sinyal kalau bakti sosial sudah dapat dimulai, para relawan membantu para pasien untuk bersiap-siap agar bisa dioperasi. Satu persatu pasien dan pendampingnya ditemani oleh para relawan menuju ke ruang operasi. “Tenang ya, Bu! Percayakan anaknya kepada dokter-dokter. Sekarang yang dibutuhkan doanya supaya semuanya berjalan lancar,” kata Rose Tan dengan lembut kepada salah seorang ibu yang menangis setelah anaknya memasuki ke ruang operasi. Karena Rose Tan yang juga seorang ibu, makanya beliau bisa memahami perasaan ibu tersebut yang khawatir akan anaknya. Perlahan-lahan ibu tersebut bisa menenangkan dirinya dan kembali tersenyum. Tak lama kemudian, anaknya keluar dari ruang operasi dalam kondisi baik. Air mata bahagia pun menghiasi wajah ibu itu sembari memeluk dan mencium anaknya.

foto  foto

Ket : - Dina ditemani oleh kakek dan neneknya mengikuti baksos bibir sumbing. Begitu khawatirnya sang             kakek, sampai-sampai ia tidak dapat makan selama Dina menjalani operasi. (kiri)
         - Rose Tan Shijie berusaha menenangkan salah satu orang tua yang tidak tega melihat anaknya              dioperasi. "Percayakan saja pada dokter," demikian Rose menenangkan. (kanan)

Berkah bagi Semua Orang
Nawawi Nasution (68), salah satu pasien yang telah menderita hernia selama 3 tahun juga datang untuk mengikuti bakti sosial. “Karena sering kambuh dan tidak tahan sakit makanya memberanikan diri untuk operasi,” ujar Rahma Hasibuan, istri Nawawi yang sangat khawatir akan kesehatan suaminya. Nawawi menjadi pasien hernia pertama yang menjalani operasi hari itu. Setelah beberapa waktu, salah seorang relawan bagian ruang operasi keluar dari ruang pemulihan dan memanggil-manggil, ”Keluarga Bapak Nawawi! “
Rahma segera menjawab, dan mengikuti relawan tersebut memasuki ruang pemulihan, tempat suaminya terbaring. “Saya sangat bersyukur karena rahmat-Nya, kita dikasih jalan keluar ini,” katanya dengan mata yang berkaca-kaca melihat suaminya sudah selesai dioperasi dan dalam keadaan sehat. Suami istri asal Tebing Tinggi ini harus menempuh waktu selama 2 jam lebih agar dapat tiba di lokasi bakti sosial.

Melihat anaknya berbeda dengan anak normal lainnya, pastilah membuat para orang tua sedih dan khawatir akan masa depan anaknya. Seperti halnya, Jamillah, orang tua Nico Febriana yang putranya itu menderita bibir sumbing. “Dia, kalo udah sembuh baru mau sekolah,” ujar Jamillah dengan nada yang miris. Nico sebenarnya adalah anak yang periang tetapi karena kondisinya seperti itu, Nico mengurungkan niatnya untuk bersekolah. Nico sempat menangis sewaktu menunggu giliran untuk dioperasi. Setelah ditanya apa sebabnya menangis, rupanya Nico kelaparan karena telah berpuasa sebelum operasi. Para relawan tidak berhenti berusaha menenangkannya hingga akhirnya tiba saatnya untuk dioperasi. “Akhirnya anak saya seperti anak normal lainnya,” ujar Jamillah dengan girangnya dan langsung mengucapkan syukur kepada Yang di Atas.

foto  foto

Ket: - Dengan sepenuh hati dan penuh dedikasi, para tim medis mengulurkan tangannya untuk menolong para             pasien yang mengharap kesembuhan. (kiri).
         - Dengan hati yang penuh kasih, relawan Tzu Chi menggendong seorang anak yang baru menjalani             "operasi hernia menuju ruang pemulihan.  (kanan)

Banyak yang dapat dipetik dan dijadikan pelajaran dalam kehidupan ini dengan mengikuti dan terlibat langsung dalam bakti sosial. Salah satu relawan tim medis dr. Nugroho yang khusus bagian anestesi (bius pasien –red) merasa meringankan penderitaan hidup orang yang kurang mampu adalah bagian dari kewajibannya. “Terlebih-lebih anak-anak kecil penderita sumbing. Saya hanya berharap setelah mereka sembuh, mereka tidak lagi minder dan bisa mengaktualisasi diri mereka,” ujarnya. Salah satu relawan Tzu Chi yang selalu menyibukkan diri di bagian pengantaran pasien dari dan ke kamar operasi, Julius mengatakan,”Memang capek tetapi tetap semangat dan saya sangat bersyukur dengan apa yang saya miliki sekarang dan saya berdoa semoga mereka cepat sembuh.”

  
 
 

Artikel Terkait

Lestarilah Pantaiku

Lestarilah Pantaiku

11 Juli 2016
Sabtu 2 Juli 2016, relawan Tzu Chi Biak untuk bersatu hati melakukan kegiatan pelestarian lingkungan dengan menanam 261 bibit bakau di Desa Kakur.
Bacang untuk Tiga Perayaan

Bacang untuk Tiga Perayaan

29 April 2011 Meski Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu, dan Hari Tzu Chi Se-dunia yang akan diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia akan jatuh pada hari Minggu tanggal 8 Mei 2011 mendatang, tetapi berbagai persiapan sudah dilakukan oleh relawan Tzu Chi.
Menebar Cinta Kasih dengan Membagikan 622 Takjil

Menebar Cinta Kasih dengan Membagikan 622 Takjil

27 April 2023

Tzu Chi Bandung bersama PT. Panghegar Mitra Abadi membagikan 622 takjil dan 1.000 roti bagi pengendara yang mengisi bahan bakar di SPBU Panghegar pada 7 April 2023.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -