Kebahagiaan dari Sebuah Kunjungan

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Anand Yahya

fotoKunjungan kasih ini terasa bermakna karena mampu memancarkan Kasih sayang di hati setiap orang.

 

Sungguh indah bila hidup saling mencinta, berbagi bahagia...
Sungguh indah bila hidup saling mengerti, dan hati penuh kasih... 
Dimana rasa benci sirna menjauh, seiring berlalunya waktu
Hidup pun semakin terasa bermakna, walau hidup sesaat saja.

 

 

Suasana yang penuh kehangatan pun terasa saat cucu-cucu oma Pon Nio bersama para relawan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “Sungguh Indah” untuk menghibur Oma Pon Nio.

Kunjungan ke Rumah Oma Pon Nio
Sabtu 27 Agustus 2011, sejumlah relawan Tzu Chi Tangerang melakukan kunjungan kasih kepada seorang penerima bantuan yang tinggal di Sumur Pancing, Tangerang, Banten. Sebelumnya pada pukul 09.20 WIB, para relawan berkumpul di Kantor Perwakilan Tzu Chi Tangerang untuk melakukan sejumlah persiapan dan briefing. Kali ini mereka akan mengunjungi rumah seorang nenek yang bernama Pon Nio. Ia mengalami sakit stroke sejak 5 bulan yang lalu. Relawan berkunjung ke rumahnya untuk memberikan hiburan kepadanya dengan membersihkan rumah, memandikan sang nenek, hingga memasakkan sayur kesukaan nenek, yaitu sayur kol. Mereka pun berbagi tugas sebelum berangkat menuju rumah nenek.

Tepat pukul 10.00 WIB relawan pun tiba di tempat tujuan. Setelah melewati beberapa rumah di sebuah gang yang kecil dan gelap, akhirnya mereka pun tiba di kediaman Oma Pon Nio. Tanpa ragu mereka langsung menghampiri dan menyapa oma dan keluarganya. Oma Pon Nio hanya terbaring lemas di tempat tidurnya yang terbuat dari selembar papan tripleks. Tak lama setelah bercengkrama, relawan pun menggendong oma keluar dan membawanya ke samping teras rumahnya. Ia didudukkan di sebuah kursi roda dan relawan wanita pun bersiap untuk memandikan Oma Pon Nio.  Di saat yang sama, para relawan lainnya dengan sigap segera membersihkan rumah oma.  

foto  foto

Keterangan :

  • Karena stroke yang dideritanya, Oma Pon Nio hanya terbaring lemas saat relawan Tzu Chi datang mengunjunginya. (kiri)
  • Relawan bersiap untuk memandikan Oma Pon Nio agar lebih bersih dan segar. (kanan)

Para relawan memandikan oma dengan perlahan-lahan dan penuh perhatian, buktinya agar oma tidak merasa kedinginan, maka relawan menggunakan air hangat saat memandikan dan setelah selesai memandikan, mereka mengosokkan minyak kayu putih ke tubuhnya agar ia merasa hangat.  Setelah itu relawan berniat mengajak oma berjalan-jalan dengan kursi roda, namun oma menolak karena ia merasa lelah saat terlalu lama duduk. Agar oma tidak merasa lelah lagi, relawan pun membaringkannya di sebuah kasur yang khusus mereka belikan untuknya. Saat itu sembari beberapa relawan masih bekerja membersihkan rumah, beberapa relawan lainnya berdiri di samping oma, menemani dan menghiburnya. Mereka menyanyikan lagu “Satu Keluarga” untuk oma. Tak mau ketinggalan, keenam cucu oma pun ikut bernyanyi sebuah lagu yang berjudul “Sungguh Indah” untuk menghibur oma yang mereka sayangi.

Saling Membantu Merawat Oma
Oma adalah sosok yang dikasihi oleh cucu-cucunya. Ironisnya, anak-anak kandung oma justru tak begitu memperhatikan kondisinya sehingga kini ia dirawat oleh menantu dan cucu-cucunya. Di usia senjanya ini, seharusnya ia dapat menikmati masa tuanya dengan tenang, namun kenyataan berkata lain. Sebelum sakit, oma yang berusia 76 tahun ini adalah tulang punggung keluarga. Ia tinggal bersama anak pertamanya, namun anaknya tersebut kurang memerhatikannya. Untuk mencukupi kebutuhan hidup itu oma bekerja sebagai pengemis. Oma sempat merasa frustasi dan sedih karena ia yang tadinya cukup aktif kini tidak dapat melakukan apa-apa lagi.

Oma beruntung masih memiliki keluarga yang sangat menyayanginya. Saat sakit, menantu dan keenam cucunya merawat  dan menjaga sang nenek dengan penuh perhatian. Walaupun cucu-cucunya masih sangat kecil, mereka dapat menjaga layaknya orang dewasa.  Sakit yang diderita oma ini berawal pada saat ia merasakan sakit pada bagian kakinya. Lalu menantunya Herna pun segera membawanya berobat ke dokter. Namun setelah berobat, oma tak kunjung sembuh, malah ia tidak dapat berjalan lagi. Herna berusaha untuk mencarikan pengobatan bagi ibunya ini, hingga ia pun mendengar tentang Yayasan Buddha Tzu Chi dan ia pun segera mengajukan permohonan bantuan kepada Tzu Chi Tangerang. “Uda resiko saya untuk merawatnya, habis kalo bukan saya yang urusin siapa lagi, anaknya yang lain nggak ada yang mau ngurusin,” ucap Herna tegar.

foto  foto

Keterangan :

  • Tak hanya memandikan oma, relawan juga membersihkan rumah Oma Pon Nio. (kiri)
  • Sebelum mengunjungi rumah Oma Pon Nio, relawan melakukan briefing dan berbagi tugas.(kanan)

Jalinan Kasih yang Terus Berlanjut
Jodoh oma dengan Tzu Chi pun berlanjut. Relawan datang untuk menyurveinya beberapa waktu lalu. Saat relawan merasakan penderitaan yang dirasakan oma, maka relawan pun memutuskan untuk membantu dan menghibur oma melalui kegiatan kunjungan kasih ini.  “Itu memang salah satu wujud cinta kasih dari kami. Kita lihat kebutuhannya apa, mungkin ia perlu hiburan, maka kita hibur dengan cara kita masakin.  Kita lihat lingkungannya agak kotor, kita bantu bersihkan agar lingkungannya lebih sehat,” ucap Handoko Shixiong, seorang relawan yang menjadi koordinator kegiatan ini. ia juga berharap melalui kegiatan ini, mereka (para penerima bantuan) juga nantinya akan berbuat sama seperti relawan, mau membantu orang lain yang juga mengalami kesulitan. A Liong Shixiong yang sangat bersemangat ikut bekerja saat membersihkan rumah oma ini merasa bergembira, “Ada kerja nggak ada kerja kita harus gembira,” ucapnya mantap. Ia berharap dari kegiatan ini semua relawan dapat lebih mendalami Dharma yang disampaikan oleh Master Cheng Yen.

Salah satu relawan lainnya Deliana, yang juga Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) ini datang mengikuti mamanya. “Saat pergi mengunjungi Oma Pon Nio, rasanya sangat sedih sekaligus senang. Sedih melihat keadaan rumah dan kondisi oma sendiri, namun senang karena berkesempatan untuk menjalin jodoh baik dengan oma dan keluarganya,” aku Deliana. Ia merasa sangat terharu melihat menantu dan cucu-cucu oma yang selalu mengurus oma dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. “Kunjungan ini membuat saya sangat merasa bersyukur dengan kesehatan yang saya miliki sekarang dan berusaha menjaganya dengan baik,” ucapnya.

Oma pun Tersenyum
Walau tidak dapat berbicara dengan jelas, oma tampak merasa sangat senang. Ia makan sayur yang dimasak relawan dengan lahap saat relawan menyuapinya, bahkan ia pun menambah porsi makannya. Selesai menemani oma makan dan rumah sudah dibersihkan, relawan pun pamit untuk pulang, namun oma tampak sedih. “Kita mau pulang, oma jangan nangis, kalau oma nangis kita perginya nggak tenang. Ayo senyum dong kita pulang senyum dong, nanti kita dateng lagi,” kata Acun Shixiong. Oma pun tersenyum lagi, dan terdengar ucapan terima kasih dari bibirnya. Ia pun mengacungkan jempolnya kepada para relawan.

Kunjungan kasih ini membawa makna yang mendalam bagi setiap orang. Mengajarkan setiap orang untuk dapat saling memahami dan saling membantu setiap kesulitan yang dihadapi orang lain, walaupun mereka bukan berasal dari keluarga sendiri. Menghibur setiap hati yang terluka agar mereka dapat merasakan bahwa mereka tidak sendiri karena masih banyak orang yang peduli pada kesulitan yang dialaminya.   

  
 

Artikel Terkait

Bantuan yang Tepat Waktu dan Sasaran

Bantuan yang Tepat Waktu dan Sasaran

16 September 2021

Tzu Chi Batam menyalurkan santunan kepada para korban kebakaran Baloi Mas Indah, Lubuk Baja, Kota Batam, 12 September 2021. Sebanyak 44 KK menerima bantuan uang tunai.

Anak Angkat yang Berbakti

Anak Angkat yang Berbakti

21 Januari 2009 Bakti anak kepada kedua orangtua memang sudah seharusnya dilakukan, karena orangtualah yang melahirkan dan mendidik anak hingga besar. Namun tentu berbeda jika seorang anak angkat, yang baru tinggal bersama hampir 5 tahun lamanya sanggup membaktikan diri kepada orang yang menganggapnya sebagai anak.
Disiplin Sejak Dini

Disiplin Sejak Dini

07 Maret 2013 Kedisiplinan sangat ditonjolkan di asrama ini, setiap hari anak-anak yang tinggal di sini harus bangun pukul 4.30 pagi dan melaksanakan doa pagi, kemudian dilanjutkan piket untuk membersihkan lingkungan asrama sebelum berangkat ke sekolah. 
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -