Kebahagiaan di Akhir Tahun

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)
 
 

fotoNonie Shijie dengan penuh sukacita membantu seorang ibu yang sudah berusia lanjut membawakan beras.

Kicauan burung masih terdengar di antara rimbunan pohon nan rindang yang tumbuh subur di Gedung Olah Raga (GOR) Danau Sunter, Jakarta Utara, pada tanggal 24 Desember 2011 tempat acara pembagian beras diadakan pada pukul 8 pagi. Pagi itu sekitar 58 relawan dari He Qi Utara datang berpartisipasi untuk bersumbangsih pada acara ini.

 

Dua Tenda biru yang dipasang sehari sebelumnya untuk menampung 4.751 karung beras cinta kasih dari Taiwan yang dipersiapkan dapat dibagikan kepada 4.751 keluarga kurang mampu di Kelurahan Sunter Jaya, Sunter, Jakarta Utara.  Tampak hadir di acara ini, Camat Tanjung Priok, Wakil Lurah Sunter, aparat TNI, dan umat Katolik Don Bosco yang berpartisipasi juga untuk membantu kegiatan pembagian beras. Yoppie Budianto Shixiong sebagai koordinator lapangan acara ini menjelaskan kepada saya.

Ratusan pengunjung yang datang mulai memadati GOR ini sejak pukul 07.35 WIB dan dengan dipandu beberapa relawan biru putih dan petugas Koramil setempat, mereka dengan tertib berbaris mengantri satu per satu, sambil memegang kupon beras berwana biru di tangan mereka. “Antri…, semua yang memegang kupon pasti akan mendapat beras,” kata salah seorang relawan Tzu Chi  memandu pengunjung agar tertib mengantri.

“Anaknya tunggu di sini, ibu saja yang masuk ambil beras,” kata Budiankes Shixiong yang memeriksa kupon beras itu mengarahkan Dede (29 tahun) yang datang membawa anak Balitanya yang berusia 4 tahun. Dengan patuh Dede mengikuti petunjuk itu, dan putri mungilnya pun duduk di barisan para relawan yang bekerja menghitung jumlah kupon yang didapat. “Suami saya lagi kerja sebagai buruh bangunan, dan di rumah tidak ada yang jaga, jadi  anak saya ajak ke sini,” kata Dede menjelaskan kepada  saya yang turut mengantarnya mengambil beras tersebut.

foto    foto

Keterangan :

  • Dengan bekerja sama maka setiap pekerjaan pun akan terasa ringan dan menyenangkan (kiri).
  • Sekitar 58 relawan dari He Qi Utara datang berpartisipasi untuk bersumbangsih pada acara ini (kanan).

Sukmini (52 tahun) dengan tertatih-tatih ikut dalam antrian ini. ”Terima kasih ya, hadiah Natal dapat beras dari Tzu Chi,” ucapnya sambil menetaskan air mata bahagia. “Semoga  kalian rezekinya tambah lancar ya…,” demikian suaminya, Hasan (55 tahun) menyalami tangan para relawanTzu Chi. Hasan  setiap hari bermata pencaharian sebagai pengojek sepeda motor untuk menghidupi 3 orang anaknya yang semuanya masih bersekolah, sedangkan Sukmini hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Mereka 5 orang sekeluarga yang tinggal di RW 012 Kelurahan Sunter Jaya ini sangat bersyukur dapat menerima sekarung beras  berisi 20 kg.

“Saya senang sekali dapat menerima bantuan beras,” ujar Oey Kit Chun (60 tahun) asal Riau. Suaminya sudah meninggal dunia 4 tahun yang lalu, dan kini ia hanya tinggal dengan mengontrak sebuah kamar  sederhana di RW 09 di Sunter Jaya dengan seorang putranya yang berusia 23 tahun. Anak saya sudah mulai bekerja, tetapi masih belum tetap,” demikian Kit Chun berucap. Kit Chun datang seorang diri dan dibantu oleh Johar Shixiong untuk mengangkat beras.

Kisah dari relawan baru yang masih memakai pakaian kembang, Bonny S. (27 tahun) yang terlihat sangat bersemangat untuk mengangkat beras. “Saya bangga dapat ikut acara bagi beras ini, sebab bisa ikut bersumbangsih kepada orang lain,” ucapnya. Demikian juga perasaan dari Lisa (28 tahun), relawan Pluit asal Pontianak. ”Saya baru pertama kali ikut acara Tzu Chi, senang rasanya bisa ikut kegiatan seperti ini,” ucapnya dengan senyum sumaringah bersama relawan lainnya membantu membenahi beras yang disusun.

foto  foto

Keterangan :

  • Semakin banyak keluarga yang tertolong dari penderitaan, maka semakin banyak pula benih cinta kasih yang sudah berhasil disemaikan. Ibu Dede merasa bahagia dengan adanya bantuan ini (kiri).
  • Sebanyak 4.751 keluarga kurang mampu di Kelurahan Sunter Jaya, Sunter, Jakarta Utara menerima bantuan beras dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia (kanan).

Mempraktikkan budaya humanis yaitu Gan En (Bersyukur), Zhun Zhong (Menghormati) dan Ai (Cinta kasih) nyata diperlihatkan dari sikap para relawan yang membagikan beras tersebut. Para relawan dengan tersenyum membungkukkan kepala sambil tangan beranjali mengucapkan kata “Gan en”.   Sikap ini mengundang tanya dari seorang relawan yang beragama Katholik, Sofyan (41 tahun) yang baru pertama kali berpartisipasi di kegiatan Tzu Chi. “Shijie, kenapa harus membungkukkan badan mengucapkan ‘Gan En’,” tanyanya. Saya menjelaskan bahwa para relawan harus mengucapkan Gan En  melalui  orang lain yang menerima bantuan tersebut. Kita dapat berbuat kebajikan sehingga dapat menciptakan karma baik dan menjalin jodoh yang baik dengan orang lain. “Oh, bagus sekali,” ujarnya sembari menganggukkan kepalanya.

Beras Cinta kasih yang dikirim dari Taiwan  ini merupakan bantuan terakhir di tahun 2011 yang disalurkan oleh Yayasan Budha Tzu Chi kepada para keluarga yang kurang mampu. Seminggu sebelumnya (17 dan 18 Desember 2011), para relawan di wilayah Sunter, Pluit dan lainnya giat menyurvei sekaligus membagikan kupon beras ini kepada ribuan keluarga di beberapa RW di Kelurahan Sunter Jaya ini.   

Semakin banyak keluarga yang tertolong dari penderitaan, maka semakin banyak pula benih cinta kasih yang sudah berhasil disemaikan. Menebar cinta kasih melalui pembagian beras adalah  kegiatan  positif yang akan terus dilakukan oleh para relawan Tzu Chi sebab cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain. 

Merayakan Natal di tahun 2011 dan Tahun Baru 2012 dengan penuh kegembiraan dari mereka yang menerima bantuan akan memberikan rasa kebahagiaan dan rasa empati  di hati kami.  Para relawan Tzu Chi akan turut merasakan kegembiraan dan gelak tawa dari penerima bantuan,  seiring dengan hati yang terus bersyukur karena bisa turut bersumbangsih di ladang berkah pada akhir tahun 2011 ini.  Melakukan kegiatan dengan  sepenuh hati seperti acara ini akan dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan kebajikan di jalan Bodhisatwa. Dengan membaur di dalam kehidupan masyarakat dan melakukan sesuatu secara nyata maka kita dapat menghayati makna kehidupan yang sesungguhnya.

  
 

Artikel Terkait

Bantuan Bagi Korban Kebakaran di Sawah Besar

Bantuan Bagi Korban Kebakaran di Sawah Besar

13 Februari 2012 Duka warga Lautze Dalam, Kelurahan Kartini, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat sedikit hilang dengan hadirnya 35 orang relawan Tzu Chi di daerah mereka. Sejak jam 9 pagi relawan Tzu Chi mendirikan posko darurat di gedung SDN 02 Pasar Baru Jakarta Pusat.
Ketika Siswa-siswi MAN Insan Cendekia Serpong Berkunjung ke Tzu Chi

Ketika Siswa-siswi MAN Insan Cendekia Serpong Berkunjung ke Tzu Chi

27 September 2023

Rasa ingin tahu Farabi tentang Tzu Chi akhirnya terjawab setelah berkunjung ke Tzu Chi Center bersama 142 temannya dari MAN Insan Cendekia Serpong, (26/9/2003).

Buka Puasa Bersama di Masjid Nurul Jariyah Tikala Baru

Buka Puasa Bersama di Masjid Nurul Jariyah Tikala Baru

24 Juni 2017

Silaturahmi antara relawan Tzu Chi Manado dengan warga Tikala Baru, khususnya umat muslim di Masjid Nurul Jariyah Tikala Baru terus terbina. Rabu lalu, 21 Juni 2017 bertempat di Masjid Nurul Jariyah Tikala Baru, relawan Tzu Chi Manado membagikan sembako bagi jamaah yang kurang mampu, sekaligus buka puasa bersama. 

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -