Doa nenek Andi terkabul. Ia menandatangani surat persetujuan terkait denah rumahnya yang sebentar lagi dibangun Tzu Chi Indonesia.
Mata Andi Nurhaya (66) berkaca-kaca usai membubuhkan tanda tangan di surat persetujuan terkait denah rumahnya yang sebentar lagi dibangun Tzu Chi Indonesia. “Alhamdulillah..” ucapnya penuh syukur. Di tengah himpitan ekonomi, peristiwa ini menjadi pelipur lara nenek Andi. Ia menjadi satu dari 10 penerima bantuan program bedah rumah tahap 4 di Kamal Muara, Penjaringan Jakarta Utara.
Pagi itu, (28/9/2003) tim relawan dari He Qi Utara 2 datang guna menjelaskan denah rumahnya. Untuk rumah nenek Andi yang dihuni bersama dua cucu laki-lakinya akan dibuatkan dua kamar bersebelahan dari pintu masuk sebelah kanan. Di sebelahnya kamar itu, ada kamar mandi, lalu di ujung sebelah kiri ada dapur. Rupanya denah itu persis seperti yang nenek Andi bayangkan.
“Aduh senang banget, doa saya terkabul. Saya setiap lewat di RT sebelah (yang rumahnya dibedah Tzu Chi) saya tengok melihat, Ya Allah kapan saya punya rumah begini, kata saya. Apa mungkin ya, sekarang keterima juga doa saya sama Yang Kuasa,” kata Nenek Andi.
Rumah nenek Andi yang luasnya hanya 7 x 5 meter persegi kondisinya sungguh tak layak. Dindingnya berupa anyaman bambu yang tak kokoh sehingga ketika hujan lebat rumah seakan sebentar lagi ambruk. Di bagian belakang, dinding anyaman bambu itu tidak full sampai atas sehingga ketika hujan, rintik hujan masuk ke rumah atau orang Jawa bilangnya tampias.
Nenek Andi mencari pemasukan tambahan dengan memotong mainan ikan dari plastik. Biasanya ia kerjakan setelah membersihkan kerang dari pagi hingga sore.
Di usianya yang sudah senja, nenek Andi pontang-panting mencari uang dengan membersihkan kerang. Karena tak cukup, malam hari yang seharusnya ia beristirahat dari rasa lelah, masih ia sempatkan untuk mencari tambahan uang dengan memotong mainan ikan-ikanan dari plastik. Ia dapatkan pekerjaan itu dari tetangganya yang punya usaha berjualan mainan. Seratus bungkus ia mendapat upah 25 ribu rupiah dan itu ia selesaikan dalam tiga atau 4 hari.
Nenek Andi memiliki 4 orang anak yang tinggal berjauhan dengannya. Ada yang di Kalimantan, Lampung, di Jawa Tengah dan di Kapuk, Jakarta Barat. Namun bisa dibilang ke-empat anaknya kehidupannya serba kekurangan sehingga hanya dapat membantu keuangan nenek Andi dan dua cucunya sedikit saja.
“Saya terima kasih banget kepada donatur-donatur Tzu Chi, Mudah-mudahan pada dipanjangkan umurnya. Ditambah rejekinya, yang sudah membantu saya, jangan saya meninggalkan cucu hidupnya berantakan begini,” katanya.
Penerima bantuan bedah rumah lainnya, Kaharudin, yang merasakan kebahagiaan yang sama seprti halnya dirasakan nenek Andi.
Ketua RW 04, Aminudin Latif (baju warna coklat) berkoordinasi dengan Teksan Luis (ketiga dari kanan) dan relawan Tzu Chi lainnya.
Program bedah rumah Tzu Chi Indonesia di Kamal Muara terus berlanjut dan kini memasuki tahap ke-4. Jumlah rumah yang dibedah kali ini langsung banyak yakni 10 rumah di RW 04. Ketua RW 04, Aminudin Latif merasa sangat tersanjung dengan bantuan Tzu Chi pada warganya.
“Alhamdulillah pada hari ini saya memastikan bahwa yang 10 rumah itu jadi dibedah dengan penandatanganan ini. Saya atas nama warga RW 04 mengucapkan terima kasih semoga Tzu Chi sukses, lancar, dimudahkan semua urusannya. Dan warga sangat bahagia, sangat senang, karena yang dibedah ini betul-betul warga yang memang tempat tinggalnya sudah tidak layak. Makanya dengan program bedah rumah ini mereka merasa terbantu,” kata Aminuddin.
Teksan Luis, sang koordinator bedah rumah pun menyemangati para relawan Tzu Chi menjalankan tugas mulia yang tidak ringan ini.
“Caiyoo.. semangat saja garap ladang berkah ini karena ini ladang berkah kita semua. Jalankan saja apa yang benar,” pesan Teksan.
Di bawah terik panas dan bau ikan yang menyengat, para relawan Tzu Chi begitu semangat menjalankan tugasnya kali ini, mendatangi para penerima bantuan bedah rumah dalam tahapan penandatangan surat kesepakatan bersama dan denah rumah.
Warga Kamal Muara, tambah Teksan masih memerlukan kehadiran Tzu Chi di sini. Karena itu program bedah rumah di Kamal Muara terus diupayakan.
“Hari ini kami melihat wajah bahagia warga yang dapat bantuan bedah rumah. Kami ikut berbahagia. Jadi saya ke tiap rumah, tiap rumah itu melihat wajah mereka semuanya rata-rata berbahagia, otomatis kebahagian saya itu dikalikan sepuluh,” sambung Teksan penuh senyuman.
Editor: Metta Wulandari