Kebakaran di Kapuk Muara

Jurnalis : Hesti (Tzu Chi Bali), Fotografer : Anand Yahya
 
 

foto Direktur RSKB dr. Bekti bersama para staf dan relawan TIMA mengunjungi Santi dan memberikan perlengkapan pakaian di tempat pengungsian.

Kebakaran kembali terjadi di Jalan Kapuk Muara Raya Rt.6/05, Penjaringan, Pejagalan, Jakarta Utara.  Kebakaran terjadi di daerah pemukiman padat penduduk dan menghanguskan 37 rumah. Hingga saat kami datang petugas pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan api yang berkobar sejak pukul 07.05 WIB. 21 unit mobil pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api.

 

 

Santi salah satu keluarga besar Tzu Chi juga menjadi korban bencana kebakaran,Santi tidak menyangka kalau rumahnya akan habis terbakar. Staf apoteker Tzu Chi International Medical Association (TIMA) ini baru tiba dari Manokwari, Papua, untuk mengadakan baksos kesehatan. “Saya tiba di rumah pukul 20.00 Wib tiba di rumah, karena letih saya langsung masuk kamar dan tidur di lantai atas” ujar santi . “Sekitar pukul 06.30 Wib saya mendengar orang berteriak kebakaran....kebakaran hanya berselang 2 menit lampu langsung mati dan kondisi rumah gelap dan saya bersama adik saya langsung keluar rumah” tegas Santi saat berada di Masjid tempat Santi dan keluarga mengungsi sementara.

Tak lama berselang dr. Bekti (Direktur RSKB Cinta Kasih Tzu Chi) bersama relawan TIMA dan Staf datang mengunjungi keluarga santi yang mengungsi dipelataran Masjid Al Muttaqin. Mereka menghibur memberi perhatian dan ikut berduka atas musibah kebakan yang menimpa keluarga Santi. Para Staf RSKB  yang juga rekan Santi memberikan beberapa baju untuk Santi, karena Santi sendiri hanya sempat menyelamatkan dokumen penting saja. Dalam kesempatan itu dr. Bekti dan staf RSKB berkesempatan melihat lokasi kebakaran dan rumah keluarga Santi yang habis terbakar.  

foto  foto

Keterangan :

  • Mereka juga menghibur orang tua Santi di pelataran Masjid Al Muttaqin tempat pengungsian kebakaran untuk sementara (kiri).
  • Pelataran Masjid menjadi tempat pengungsian sementara dari 37 rumah yang terbakar di RT 06/05,Kapuk Muara,Penjaringan, Jakarta Utara (kanan).

Menurut Santi dalam kebakaran ini juga menelan korban jiwa seorang anak Muhammad Ibrahim (5) meninggal dunia karena tidak dapat di selamatkan. Anak ini berada di lantai atas rumah dan sedang tidur, sedangkan ayah sedang bekerja dan ibunya sedang mengantarkan makanan ke rumah neneknya yang sakit.  Sewaktu para warga mendobrak pintu di dalam api sudah sangat besar dan warga tidak sanggup menolong. Kesedihan juga dialami oleh keluarga Drajat (70 th), dan ibu Rukayah (50 th), suami istri ini hanya tinggal berdua saja di rumah. Mereka sangat sedih karena sebelum kebakaran mereka kehilangan sepeda motor harta yang berharga bagi Drajat , hari ini mereka mendapat cobaan yang begitu berat. Rumah mereka terbakar tanpa sempat menyelamatkan harta mereka. ”Saya tidak sempat menyelamatkan apapun, surat2 penting semua ikut terbakar, yang sangat saya sesali dan saya tetep pikirkan uang yang saya punya juga ikut terbakar tinggal baju yang melekat di badan saja yang ada,” ujar Rukayah yang bekerja berjualan di sekolah disela isak tangisnya. 

foto  foto

Keterangan :

  • Sebanyak 182 jiwa diungsikan di ruang kelas sekolah SD Al Muttaqin Kapuk Muara Penjaringan Jakarta Utara (kiri).
  • Lokasi kebakaran yang berada di Rt. 6/05 Kapuk Muara ini menghanguskan 37 rumah hangus terbakar terdiri dari 182 jiwa dari 62 Kepala Keluarga (kanan).

Saat ini para korban kebakaran mengungsi di Masjid Al Muttaqin dan di ruang kelas sekolah SD Al Muttaqin. Di pelataran sekolah sudah mulai berdatangan dari tenda darurat dari dinas sosial dan posko kesehatan juga sudah di dirikan untuk para korban yang mengalami lika-luka dan sesak nafas akibat menghirup asap pasca kebakaran.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Memberi Kontribusi bagi Bumi

Suara Kasih : Memberi Kontribusi bagi Bumi

19 Oktober 2010 Pencemaran telah merusak keselarasan iklim. Akibatnya, beberapa daerah yang seharusnya hujan malah kekeringan bagaikan pipa saluran air yang disumbat. Sebaliknya, beberapa tempat terus diguyur hujan. Di sana langit bagai berlubang dan air hujan terus tumpah ke bumi. Curah hujan yang tidak merata ini adalah akibat dari pencemaran oleh emisi karbon.
Dari Padang Halaban Untuk Kemanusiaan

Dari Padang Halaban Untuk Kemanusiaan

08 Februari 2013 Hal ini sejalan dengan semangat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang tidak sekedar berupaya menyembuhkan penyakit, tetapi juga untuk membersihkan hati manusia dan menyebarkan cinta kasih universal.
Suara Kasih: Memperpanjang Barisan Bodhisatwa

Suara Kasih: Memperpanjang Barisan Bodhisatwa

19 Agustus 2013 Kini kita memiliki kemampuan untuk bersumbangsih dan melakukan hal-hal bermanfaat. Jika kita tidak menggunakan kemampuan ini untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita, maka hidup kita akan berlalu sia-sia.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -