Kebersamaan Antarsesama di Misi Kesehatan Tzu Chi
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Dayar, Galvan (Tzu Chi Bandung)Anggota Tzu Chi International Medical Assosiation (TIMA) tengah menangani pasien yang ikut dalam bakti sosial kesehatan umum dan gigi yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Bandung pada 19 Februari 2017, di Pondok Pesantren Hidayatul Faizien, Garut, Jawa Barat.
Tzu Chi Bandung kembali melaksanakan bakti sosial pelayanan kesehatan umum dan gigi gratis yang berlangsung pada 19 Februari 2017. Dilaksanakan di Pondok Pesantren Hidayatul Faizien, Bayongbong, Kab. Garut, Jawa Barat, baksos ini berhasil melayani 1.084 pasien yang terdiri dari 806 pasien dewasa, 145 pasien anak, serta 133 pasien gigi.
Di samping untuk meringankan beban masyarakat sekitar pesantren, relawan mempunyai alasan lain dalam memilih Pondok Pesantren Hidayatul Faizien sebagai lokasi baksos. Alasan tersebut dijelaskan karena pondok pesantren Hidayatul Faizien merupakan salah satu pondok pesantren tertua yang berdiri pada 1866 dan menjadi cikal bakal berdirinya pondok pesantren lain di Garut.
Pada baksos yang melibatkan 106 relawan Tzu Chi tersebut, diadakan pula pembagian sembako cinta kasih berupa: 5 Kg beras, 10 mi instan, dan 1 liter minyak goreng bagi 1.000 KK. Kegiatan itu pun terlaksana berkat adanya kerja sama antara Yayasan Buddha Tzu Chi dan Polda Jabar dalam rangka silaturhami Kapolda Jabar.
“Jadi kegiatan ini adalah usaha kita bersama untuk menyatukan warga Jawa Barat,” kata Herman Widjaja, Ketua Tzu Chi Bandung. “Jadi Tzu Chi diajak ke sini memang karena pondok pesantren ini cukup jauh dari kota dan Tzu Chi memutuskan untuk mengadakan pengobatan massal sekaligus membagikan sembako untuk warga-warga sekitar sini,” lanjutnya.
Menurut Irjen Pol. Dr. Drs. H. Anton Charliyan, MPKN, Kepala Kepolisian Daearah Jawa Barat, acara bakti sosial ini sangat bagus dan merupakan suatu gambaran dari kebersamaan yang nyata di masyarakat tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, dan latar belakang.
Relawan Tzu Chi dengan tulus mendampingi setiap pasien yang datang untuk berobat.
Dengan penuh kehati-hatian anggota Tzu Chi International Medical Assosiation (TIMA) memeriksa pasien gigi di kegiatan baksos kesehatan umum dan gigi.
“Ini adalah program kemanusiaan, program kemanusiaan ini harus sering dilakukan. Apalagi saling tolong menolong sesama umat itu tidak membedakan agama apa kemudian bangsa apa dan suku apa dan ini sangat bagus sekali perlu ditiru oleh seluruh komponen yang ada di Indonesia. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada Tzu Chi yang sudah membantu pesantren-pesantren, sudah membantu orang-orang yang tidak mampu, sudah memberikan pengobatan gratis,” ucapnya.
Hal senada disampaikan langsung oleh KH. A Mimar Hidayatullah, pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Faizien. Menurutnya ini merupakan satu bentuk keberagaman, saling hidup rukun antarsesama, dan saling tolong menolong.
“Dalam visi misi pesantren kami, misi NU bahwa keberagaman, Bhineka, itu adalah prioritas nomer satu, orang tidak akan bisa beragama tenteram, orang tidak bisa melaksanakan ibadah nyaman kalau ke-Bhinekaannya tidak nyaman. Dari Sabang sampai Merauke inginnya rukun, damai satu bangsa, satu tanah air, satu nusa, walaupun berbeda agama ke-Bhinekaan harus ditonjolkan,” kata Hidayatullah.
Kerja Sama yang Solid
Dalam setiap bakti sosial tentu tak terlepas dari peran serta aktif dari tim medis Tzu Chi dari Tzu Chi International Medical Assosiation (TIMA) dan relawan Tzu Chi. Sejak dimulainya bakti sosial, satu per satu pasien ditangani dengan cermat dan cepat oleh tim medis. Selain itu, relawan pun membantu pasien yang datang berobat mulai dari mengantarkan pasien ke pendaftaran hingga mengambil obat.
Tentunya hal tersebut sangat diharapkan oleh warga yang kurang mampu, serta manfaat dari kegiatan ini pun sangat dirasakan oleh semua warga yang mengikuti pelayanan kesehatan tersebut. Selain meringankan biaya sehari-hari, warga pun dapat berkonsultasi dengan dokter secara langsung mengenai penyakit yang dideritanya dan mendapatkan obat secara cuma-cuma.
Pada baksos yang melibatkan 106 relawan Tzu Chi tersebut, diadakan pula pembagian sembako cinta kasih berupa: 5 Kg beras, 10 mi instan, dan 1 liter minyak goreng bagi 1.000 KK.
Herman Widjaja, Ketua Tzu Chi Bandung (kiri), bersama Kapolda Jabar Irjen Pol. Dr. Drs. H. Anton Charliyan, MPKN (kanan) sedang menandatangani surat serah terima sembako pada acara baksos pelayanan kesehatan umum dan gigi serta pembagian sembako.
Salah satunya terucap dari warga yang mengikuti baksos kesehatan dan penerima sembako yaitu Dadan (50) warga Kampung Curug. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi, kepada pemimpin di tempat ini. Di kampung ini baru pertama kali (ada baksos), kalau bisa setahun sekali atau setahun empat kali,” harap Dadan. “Di sini orang-orang seperti saya, orang kuli cukup berat buat berobat apalagi punya penyakit asam urat, rematik. Untuk orang-orang kuli itu kan merasa berat mengeluarkan biaya gitu jadi saya senang, karena berobat gratis dan ada pembagian sembako itu,” lanjutnya.
Tanggapan positif pun muncul dari Wakil Bupati Garut dr. H. Helmi Budiman, “Tentu saya sebagai Wakil Bupati sangat menyambut baik kehadiran Tzu Chi dan ini adalah yayasan sosial, yayasan kemanusiaan, dan terima kasih sudah membantu masyarakat kami, masyarakat Garut. Apalagi ini bekerja sama dengan pesantren jadi terima kasih atas segala bantuan yang diberikan kepada masyarakat Garut,” tuturnya.
Umumnya, mereka yang menerima sembako merupakan warga yang berprofesi sebagai buruh tani yang keadaan ekonominya tidak sejahtera yang memang membutuhkan sembako untuk dapat bertahan hidup. Bantuan akan habis pada waktunya, tetapi cinta kasih yang diberikan Tzu Chi akan selalu teringat sepanjang masa oleh para penerima bantuan.
Editor: Metta Wulandari