Kebersamaan, Menciptakan Kehidupan Baru
Jurnalis : M. Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan & Rangga (Tzu Chi Bandung)
|
|
||
Penyakit katarak masih menjadi momok bagi mereka yang telah lanjut usia. Pada umumnya penyakit katarak menyerang mereka yang berusia 45 tahun ke atas. Terlebih lagi ditambah lingkungan dan pola hidup yang tidak sehat. Penyakit katarak disebabkan oleh lensa mata berselaput dan rabun. Akibatnya mata menjadi keruh serta cahaya tidak dapat menembusnya. Akibatnya perlahan-lahan bisa kehilangan penglihatan dan berpotensi buta jika tidak diobati. Bagi orang yang mampu mengobati katarak tentu hal ini tidak memberatkan biaya pengobatan. Tetapi bagi kaum marginal hal ini menjadi kendala besar. Biaya yang bisa mencapai jutaan adalah hal yang mustahil untuk mendapatkan kesembuhan pada matanya. Maka tak jarang warga yang tidak mampu mengandalkan pengobatan alternatif atau bahkan tidak diobati sama sekali. Dan akhirnya yang terjadi adalah tidak dapat melihat secara sempurna. Tentu hal tersebut berdampak pada kelangsungan hidup sehari-hari. Sentuhan Relawan
Keterangan :
Pada tanggal 19 Februari 2014 diadakan screening katarak. Sebanyak 28 pasien ikut penyaringan tesebut, namun yang dinyatakn lolos katarak sebanyak 18 pasien. Pelaksanaan operasi katarak pun dilaksanakan sepuluh hari setelah proses screening. Sebelum operasi juga ada pemeriksaan tekanan darah (tensi) pada setiap pasien. Sebanyak 13 pasien dinyatakan lolos untuk dilakukan pengoperasian katarak. Para pasien ini berasal dari baksos kesehatan umum dan gigi Tzu Chi Bandung yang telah dilaksanakan ditiap-tiap daerah Jawa Barat. Seperti Cipatat, Cianjur, Majalengka, Ujung Berung, dan kota Bandung. “Mereka yang gugur kita kasih obat agar darah tinggi dan gulanya kembali normal. Selanjutnya kita akan panggil kembali untuk tindakan operasi katarak pada baksos katarak yang akan datang,” kata Tjong Lip, relawan Tzu Chi Bandung. Tujuan bakti sosial operasi katarak ini adalah meringankan beban para pasien yang masih kesulitan dalam mengais rezekinya. Diharapkan setelah mendapatkan penanganan ini, para pasien dapat menciptakan harapan baru baik dari segi perekonomian dan kehidupan sehari-harinya menjadi lebih baik. Peran relawan Tzu Chi pada kegiatan baksos tersebut sungguh membantu para tim medis dari PMC. Misalnya saja dr. Yuni, ia merupakan anggota TIMA Bandung yang terlibat langsung dalam melakukan tensi pada setiap pasien yang akan dioperasi katarak. Selain itu, relawan Tzu Chi pun berinteraksi langsung dengan para pasien untuk menenangkan batin agar ketika masuk ke ruangan operasi, pasien dapat merasa tenang. Peran relawan pun tak hanya itu saja. Mereka juga menuntun, menjelaskan pemakaian obat, dan mengantarkan pasien pada tenda pemulihan. Terlihat kebersamaan relawan Tzu Chi bersama relawan YDSP dan tim medis PMC terjalin begitu harmonis. Saling membantu dan mengisi ruang, menjadikan baksos ini penuh dengan makna cinta kasih tanpa memandang status sosial maupun faktor lainnya. Sehingga baksos operasi katarak ini berjalan dengan lancar dan berguna bagi warga yang tidak mampu untuk membuka lembaran baru bagi kehidupan yang akan dijalaninya. "Kami bersyukur sekali ya, Yayasan Tzu Chi bisa bekerjasama dengan Yayasan Dana Sosial Priangan ini serta klinik ini pun (PMC) ada niat baik untuk bekerja sama dengan kita. Mudah-mudahan kerjasama ini terus berkelanjutan karena masih banyak orang yang membutuhkan pertolongan kita, khususnya bagi warga yang tidak mampu," tambah Tjong Lip.
Keterangan :
Kini Aku Bisa Melihat Hal ini dirasakan oleh salah satu pasien baksos katarak yaitu Rosita (35), warga Kampung Sirnagalih, Desa Neglasari, Kec. Cidaun, Kab. Cianjur. Selama enam tahun Ia mengidap katarak. Selama itu pula aktivitas Rosita terganggu mulai dari mengais rejeki hingga melakukan rutinitas sehari-hari. “Saya kan dari Cidaun yang jauh dari perkotaan, jadinya kalau mau berobat juga susah, paling dekat saja mesti ke kota Cianjur. Lebih kurang 3 jam dari kampung saya menuju Cianjur. Selain itu, saya juga tidak punya biaya untuk berobat. Kebetulan ada baksos kesehatan Tzu Chi di Cipatat saya ikut berobat disana, dan saya daftar untuk jadi pasien katarak,” ucap Rosita. Rosita pun mengenal Tzu Chi dari salah satu temannya yaitu Umar. Umar mengetahui ada baksos kesehatan Tzu Chi di Cipatat yang diinformasikan melalui radio daerah setempat. Sejak itu, Ia pun mengajak sebagian warga Cidaun untuk mengikuti baksos kesehatan umum dan gigi yang diadakan oleh Tzu Chi Bandung. Disaat itu pula jalinan jodoh Tzu Chi bersama warga Cidaun. "Alhamdulillah sekarang sudah bagus, saya terima kasih kepada para relawan yang sudah membantu saya dan kini saya sudah bisa melihat lagi,” ucap Rosita. Kebahagiaan ini pun dirasakan oleh relawan Tzu Chi yang telah diberi kesempatan untuk membantu para pasien yang sangat membutuhkan, "Sangat mengharukan telah bisa membantu pasien-pasien katarak. Tentunya hal ini sangat mereka harapkan. Karena mereka nggak punya biaya untuk operasi. Baksos ini mereka manfaatkan betul-betul. Karena itu saya pun tidak mau melewatkan kesempatan ini dengan meluangkan waktu untuk membantu mereka. Mudah-mudah dengan operasi ini dan mereka mendapatkan kesembuhan bisa melihat dunia kembali," ujar Hendra Adiutama. |
|||
Artikel Terkait
Tiga Ratus Karung Beras untuk Nelayan dan Buruh di Pesisir Sungai Siak
14 Oktober 2021Tzu Chi Pekanbaru bersama Ditpolairud Polda Riau membagikan bantuan beras sebanyak 300 karung kepada para nelayan dan buruh yang berada di sepanjang sungai Siak Pekanbaru.
Berbagi Beras Cinta Kasih Tzu Chi
10 Juni 2021Relawan Tzu Chi membagikan Bantuan Peduli Covid-19 di Kab.Pangandaran dan Kota Banjar berupa 106 ton beras dan 106.000 pcs masker medis bagi warga terdampak pandemi.
Keharuan dalam Perayaan Hari Ibu
15 Desember 2023Kelas Teratai Tzu Chi Pekanbaru di penghujung tahun 2023 menjadi momen yang sulit dilupakan oleh anak-anak Teratai beserta orang tua mereka karena begitu spesial dengan adanya perayaan hari Ibu.