Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Tzu Chi Batam yang diadakan secara offline untuk pertama kalinya semenjak pandemi bertempat di Posko Daur Ulang Tzu Chi Batam. Para Tzu Shao pun diajak untuk melakukan pelestarian lingkungan dengan memilah barang-barang daur ulang.
Pada Minggu, 20 Maret 2022, kegiatan offline pertama kali bagi murid Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Tzu Chi Batam sejak pandemi kembali dilaksanakan. Kegiatan yang bertempat di Posko Daur Ulang Tzu Chi Batam ini diikuti 11 murid, 7 guru dan DaAi Mama (pendamping), serta 13 relawan Tzu Chi Batam yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Sebelum kelas budi pekerti dimulai, Megawati, Relawan Pemerhati Misi Pendidikan Tzu Chi Batam, mengawali dengan penjelasan singkat tentang metode memilah botol plastik, botol kaca, gelas plastik, barang elektronik, dan lainnya kepada para murid kelas budi pekerti.
Dengan semangat dan antusias, para Tzu Shao mulai memilah botol sesuai dengan penjelasan singkat yang mereka dapatkan. Para murid lalu mulai membuka botol, sebagian membuka label, dan lainnya memilahkan botol. Dengan memakai sarung tangan, sepasang tangan murid-murid dengan lincah mengubah tumpukan botol bekas yang kotor dan basah menjadi bahan daur ulang yang tertata.
Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Tzu Chi Batam dimulai dengan penjelaskan singkat bahan-bahan yang dapat didaur ulang oleh Megawati, Relawan Pemerhati Pendidikan Tzu Chi Batam.
Relawan menuangkan botol-botol bekas minuman kemasan untuk kemudiaan dipilah oleh para murid Tzu Shao.
Berbeda dengan kelas mengajar pada umumnya, kegiatan ini mengizinkan para murid belajar dengan melakukan dan merenungkan. Mereka dapat merenungkan pertanyaan-pertanyaan: dari mana asal tumpukan botol plastik sebanyak ini? Kenapa perlu melestarikan bumi? Dan lain sebagainya.
“Bagi saya mengikuti kegiatan ini bisa lebih banyak belajar, bisa lebih tahu jangan sembarangan buang sampah tisu ke dalam botol. Itu akan menyusahkan orang lain dalam memilah. Yang bisa saya pikirkan pertama, urgent atau tidak ketika ingin membeli air kemasan. Jika urgent ya beli, jika tidak, ya jangan beli dahulu,” kata Louis, salah satu murid Tzu Shao.
Sama dengan teman Tzu Shao lainnya, Jerry yang baru pertama kalinya ikut pelestarian lingkungan juga mendapatkan pengalaman tentang sampah daur ulang. “Saya termotivasi ingin membantu dalam melestarikan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Saya juga mendapat pemahaman lebih banyak tentang membedakan barang mana yang bisa di daur ulang mana yang tidak. Saya juga merasa sangat senang bisa bertemu dengan teman lainnya dan teman baru dalam kegiatan ini,” tutur Jerry.
Relawan Tzu Chi Batam menjelaskan pentingnya gotong-royong kepada Tzu Shao agar proses pemilahan dapat dilakukan dengan rapi dan cepat.
Tidak terasa Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Tzu Chi Batam ini pun berakhir. Para murid merasa lega dapat menyelesaikan misi mereka dalam melestarikan bumi. Agar konsep pelestarian lingkungan dapat tertanam dan diamalkan, Tim Pendidikan Tzu Chi Batam sadar perlu upaya sosialisasi yang berkesinambungan serta semakin erat dengan kehidupan sehari-hari.
"Harapan saya semoga dengan melihat langsung tumpukan botol yang kotor ini, para Tzu Shao bisa mengurangi pemakaian dari diri sendiri dahulu,” kata Dewi Soejati, Relawan Komite Tzu Chi Batam yang ikut dalam kegiatan.
Editor: Arimami Suryo A.