Kebijaksanaan dalam Sebuah Buku

Jurnalis : Mei Hui (He Qi Utara), Fotografer : Akiong (He Qi Utara)

fotoSenin, 12 September 2011, sejumlah relawan mengikuti bedah buku yang diadakan di Hu Ai Jembatan 5.

 

Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, Master Cheng Yen, berharap murid-muridnya tidak hanya giat menanam berkah saja, namun juga harus terus meningkatkan kebijaksanaan. Salah satu cara membina kebijaksanaan adalah melalui kegiatan bedah buku yang bertujuan agar relawan dapat mendalami Dharma. Mengikuti bedah buku berarti memberikan makanan pada batin, sejalan dengan Misi Tzu Chi yaitu menyucikan hati dan pikiran manusia. Sebelum menyucikan hati orang lain, pertama-tama kita harus menyucikan hati kita sendiri.

 

 

Hu Ai Jembatan Lima merupakan salah satu Hu Ai di bawah naungan He Qi Utara.  Senin malam tanggal 12 September 2011 merupakan hari bersejarah dengan diselenggarakannya bedah buku perdana Hu Ai Jembatan Lima, bertempat di kediaman Florentina Limanto Shijie (Guo Zhen), ketua Hu Ai Jembatan Lima. Pada kesempatan yang baik tersebut, Lulu Jong Shijie, komite senior yang aktif dalam misi amal sosial ini membawakan sharing membahas buku berjudul ”20 Kesulitan dalam Kehidupan”.  Po San Shixiong selaku Koordinator bedah buku He Qi Utara juga hadir dalam acara yang spesial ini dan menambah semangat bagi para peserta.

Buku “20 Kesulitan dalam Kehidupan” ini merupakan buku terbitan baru PT Jing Si Mustika Abadi. Dua puluh poin kesulitan dalam buku ini bersumber dari kesulitan manusia yang dibabarkan oleh Buddha dalam Bab 12 dari sutra 42 bagian. Dalam buku ini, Master Cheng Yen menyampaikan Dharma melalui kisah-kisah orang yang telah mengalami kesulitan-kesulitan ini dan solusinya dalam mengatasi kesulitan tersebut.

“Yang dinamakan “kesulitan” artinya kita belum menemukan cara yang tepat. Kalau sudah menemukan cara yang tepat, namanya bukan kesulitan lagi,”  ujar Lulu Shijie saat memulai pembahasan. Zaman dahulu ada sekelompok anak-anak yang suka bermain di sebuah rumah. Pada suatu hari rumah tersebut akan terbakar, namun anak-anak tersebut masih tetap bermain, sehingga Buddha menciptakan kereta yang indah agar anak-anak itu mau ke luar. Kisah ini menggambarkan kita seperti “anak-anak yang masih suka bersenang-senang”, tidak menyadari bahaya telah mengancam. Dunia Tzu Chi adalah ‘kereta yang indah’ yang diciptakan Master Cheng Yen adalah untuk menyelamatkan dunia dari bencana.

Pembahasan 20 Kesulitan dalam Kehidupan
Lulu Shigu menyampaikan secara umum 20 poin kesulitan kepada peserta bedah buku yang hadir agar dalam bedah buku selanjutnya bisa  para peserta dapat sama-sama membahas masing-masing kesulitan lebih mendalam. Kesulitan yang disampaikan di awal acara adalah: sulit bagi orang miskin untuk berdana, sulit bagi orang kaya untuk belajar jalan kebenaran, sulit untuk menghadapi kematian, sulit untuk membaca Sutra-sutra Buddha, dan sulit untuk hidup sezaman dengan Buddha.  

Sesungguhnya dana tidak hanya berbentuk materi (Amhisadana). Dana juga dapat berupa Dhammadana (pengetahuan kebenaran), dan Abhayadana (menghilangkan rasa takut/kekhawatiran). Apa yang diajarkan Master Cheng Yen sesuai dengan ajaran Sang Buddha. Contohnya pada zaman Buddha, Buddha  melakukan pindapatta ke rumah orang-orang miskin agar mereka bisa menanam kebajikan. Sama halnya dengan relawan Tzu Chi pergi menggalang hati, artinya memberikan ladang berkah kepada banyak orang, demi kebaikan orang tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • Po San Shixiong selaku Koordinator Bedah Buku He Qi Utara juga hadir dalam acara yang spesial ini dan menambah semangat bagi para peserta. (kiri)
  • Lulu Shigu menyampaikan secara umum 20 poin kesulitan kepada peserta bedah buku yang hadir.(kanan)

Mengenai kematian, Lulu Shigu mengatakan, “Kalau ada pemahaman benar, tidak akan takut menghadapi kematian. Sebuah kematian adalah awal dari kelahiran yang baru, yang penting adalah kita mengetahui tujuan kita, kemana kita akan pergi setelah meninggal.  Bayangan mati adalah kesakitan, itulah yang menyebabkan ketakutan. Kalau kita yakin bahwa setelah kematian, tujuan kita adalah terlahir di alam kebahagiaan, maka tidak akan lagi takut mati.” Para peserta pun mengangguk-angguk mendengar pernyataan ini, seperti memperoleh kebijaksanaan baru.

Selanjutnya dibahas mengenai: sulit untuk mengendalikan hawa nafsu, sulit untuk tidak mengejar sesuatu yang baik, sulit untuk tidak marah ketika dihina, sulit untuk tidak memanfaatkan kekuasaan, dan sulit untuk menjaga pikiran tak tergoyahkan. Kesulitan-kesulitan ini sebagian besar disebabkan karena manusia masih memiliki ego yang tinggi. Cara mengatasinya adalah dengan mengubah hati kita, lebih berlapang dada. Master Cheng Yen mengatakan, ”Jadilah orang yang tidak mengandalkan kekuasaan, status sosial, dan harta kekayaan dalam menjalani hidup.”

Lima kesulitan lainnya adalah: sulit untuk belajar secara meluas dan mendalam, sulit untuk melenyapkan kesombongan, sulit untuk tidak meremehkan orang lain, sulit untuk memandang setara semua makhluk, dan sulit untuk tidak bergunjing.   

Di bagian akhir Lulu Shigu menyampaikan mengenai: Sulit untuk menemukan mitra yang bajik, sulit untuk melihat hakikat diri dan mempelajari jalan kebenaran, sulit untuk mencerahkan orang di saat yang tepat, sulit untuk tidak terpengaruh oleh kondisi luar, dan sulit untuk memahami metode terampil.

Setelah Lulu Shigu selesai membahas poin-poin pada buku tersebut, Po San Shixiong menyampaikan bahwa buku yang sama juga sedang dibahas di bedah buku He Qi Utara, juga sharing mengenai kisah relawan yang baru kembali dari Taiwan beberapa waktu lalu.  Relawan Tzu Chi di Taiwan sangat menginspirasi dengan giatnya mereka mengikuti “Da Chan Hui” (Pertobatan Besar). Mereka sangat total dan bersungguh-sungguh mengikuti pementasan drama pertobatan, juga mempraktikkan Dharma Master Cheng Yen dalam kehidupan sehari-hari.

Bedah buku berikutnya akan membahas bab per bab buku “20 Kesulitan dalam Kehidupan”. Buku ini sangat berharga karena setiap bab berisi kisah dan contoh yang sangat menginspirasi dalam menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut. Kegiatan bedah buku Hu Ai Jembatan Lima ini akan diadakan rutin setiap hari Senin, setiap dua minggu sekali. Dengan diadakan di wilayah Jembatan lima, diharapkan memudahkan komunitas relawan Hu Ai Jembatan Lima mengikuti bedah buku dan menyelami Dharma Master Cheng Yen untuk meningkatkan kebijksanaan diri. Selain itu dengan berkumpul secara rutin dapat menambah keakraban bagi relawan. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan sangat menarik untuk terus diikuti.


Artikel Terkait

Pariaman, Sum-Bar: Tangis Kebahagiaan

Pariaman, Sum-Bar: Tangis Kebahagiaan

11 Oktober 2009 Setelah melakukan survei sehari sebelumnya, Jumat, 9 Oktober 2009, relawan Tzu Chi memberikan bantuan kepada 210 warga di 2 dusun di Pariaman, yakni: Dusun Bari dan Padang Limau, Kecamatan Tujuh Koto, Pariaman, Sumatera Barat.
Saling Mendukung dengan Cinta Kasih

Saling Mendukung dengan Cinta Kasih

13 Maret 2019

Relawan Tzu Chi Sinar Mas di Xie Li Indragiri bergerak memberikan sumbangsih dalam rangka perawatan Rumah Ibadah di Desa Bukit Indah, Kabupaten Indragiri, Riau.

Menjaga dan Merawat Rumah Insan Tzu Chi

Menjaga dan Merawat Rumah Insan Tzu Chi

08 Juli 2019

Dengan langkah pasti, 11 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur mengambil peralatan kebersihan, melakukan pembagian kerja, dan melangkah menuju setiap ruang yang akan dibersihkan, Minggu, 30 Juni 2019. Dimulai dari lantai, jendela, pintu, kamar mandi, meja-kursi, dan sekat ruang, tidak ada satupun yang luput dari perhatian mereka. Kegiatan bersih-bersih ini berlangsung pada 30 Juni 2019.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -