Keceriaan itu Ada di Santa Anna
Jurnalis : Yunita Margaret (He Qi Utara), Fotografer : Jodie Lienardy, Suriadi (He Qi Utara)Keceriaan dari opa dan oma terpancar saat mereka bergantian menyanyikan lagu kesukaan mereka.
Rencana relawan Tzu Chi melakukan kunjungan ke Panti Jompo Santa Anna menarik perhatian saya. Saya merasa tertarik untuk ikut serta dalam kunjungan ini. Memberi sedikit perhatian untuk opa dan oma merupakan hal yang membahagiakan meskipun saya harus mencari celah di tengah berbagai kesibukan sehari-hari. Rencana kunjungan akhirnya terlaksana pada Minggu, 1 Maret 2015. Pada pukul 14:00 WIB, sebanyak 25 orang relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Angke termasuk saya, mengunjungi Panti Jompo Santa Anna yang berlokasi di Jalan M No. 40 Gang Mazda, Teluk Gong. Kunjungan ke panti yang didirikan oleh seorang pastur ini sendiri merupakan kali keduanya bagi saya.
Waktu kunjungan kali ini memang tidak lama, namun membawa keceriaan tersendiri bagi para opa dan oma. Para relawan Tzu Chi memanfaatkan momentum Tahun Baru Imlek yang belum lama berlalu untuk membagikan jeruk dan angpau. Selain itu, acara dilanjutkan dengan sesi menyanyi bersama. Para oma dan opa bergantian ke depan menyanyikan lagu kesukaannya masing-masing. Para relawan Tzu Chi menemani para opa oma sembari berbincang-bincang dengan mereka di sela-sela kegiatan.
Para relawan Tzu Chi memberikan jeruk dan angpau. Lebih dari itu, relawan Tzu Chi ingin berbagi kebahagiaan menyambut Tahun Baru Imlek dengan para opa dan oma.
Saya bertemu kembali dengan seorang oma yang saya kenali. Oma ini menyambut dengan hangat pada kunjungan relawan Tzu Chi yang pertama. Saya segera menghampiri dirinya dan menanyakan kesehatannya. Oma tersenyum sambil menjawab bahwa dirinya sehat. Perbincangan pun mengalir. Oma menuturkan bahwa dia tidak terlalu suka bernyanyi namun suka mendengarkan musik. Jadi, saya memutuskan untuk menemaninya sembari mendengarkan opa oma lain bernyanyi. Oma pun bertanya tentang hobi saya dan saya menjawab saya suka menulis. Lalu Oma menyemangati saya. Saya senang dapat bertemu dengannya lagi.
Saya juga berkesempatan berbincang dengan oma lainnya. Saya menemukan hal yang istimewa dari oma yang akrab disapa Oma Lian ini. Hal yang membuatnya istimewa adalah rasa syukur dan keinginan untuk ikut bersumbangsih yang dia miliki. Oma Lian memanggil salah seorang relawan Tzu Chi dan meminta celengan bambu Tzu Chi. Oma juga memberikan uang tabungannya untuk dana amal Tzu Chi. Dengan rasa penasaran saya bertanya mengapa dirinya terdorong untuk berdana. Dia menjawab bahwa dia beruntung karena memiliki anak yang baik. Beberapa kali anaknya datang menjenguk dan memberinya uang. Namun, Oma Lian menyadari bahwa masih banyak orang yang lebih membutuhkan dibandingkan dirinya.
Saat mendengar jawabannya, saya merasa sangat terharu. Meskipun oma tidak menyumbangkan lagu saat sesi bernyanyi bersama, tapi ia ikut bersenandung seolah tanpa kerisauan. Sungguh orang yang penuh syukur dan tanpa keluh kesah. Tidak terasa waktu cepat berlalu. Setelah sesi bernyanyi selesai, kami pun berpamitan kepada opa oma serta para suster. Sebelum pulang, saya memeluk oma dan mendoakan semoga opa oma sehat dan berbahagia.