Kecil-Kecil Peduli Lingkungan

Jurnalis : Sutar Soemithra, Fotografer : Sutar Soemithra
 
foto

Ketika anak-anak yang lain masih asyik dalam dekapan selimut menikmati hari Minggu setelah dari Senin sampai Sabtu selalu bangun pagi agar tidak terlambat sampai di sekolah, namun 75 siswa Kelas Budi Pekerti Tzu Chi ditambah 15 anak Panti Asuhan Gunananda, Cakung, Jakarta Timur

Ketika anak-anak yang lain masih asyik dalam dekapan selimut menikmati hari Minggu setelah dari Senin sampai Sabtu selalu bangun pagi agar tidak terlambat sampai di sekolah, namun 75 siswa Kelas Budi Pekerti Tzu Chi ditambah 15 anak Panti Asuhan Gunananda, Cakung, Jakarta Timur justru bermandi peluh untuk melakukan suatu aktivitas yang tidak begitu lazim buat anak sekecil mereka: mensosialisasikan program daur ulang Tzu Chi.

Pukul 8 pagi, mereka berkumpul di Jing-si Books & Cafe, Pluit, Jakarta. Setelah makan pagi bersama, Erni, relawan pembimbing Kelas Budi Pekerti, bertanya kepada kepada anak-anak "Anak-anak sudah siap untuk pelajaran hari ini?" "Siap!" jawab anak-anak serempak. Erni melanjutkan, "Anak-anak tahu tidak kita hari ini mau ke mana? Hari ini kita mau mensosialisasikan daur ulang." Ya, mereka akan melakukan sosialisasi daur ulang Tzu Chi di komplek perumahan mewah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

foto  

Ket : - Pak RT PIK, Morgan, menjelaskan warganya dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Mereka dibagi menjadi 16 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari sekitar 5 anak dan didampingi oleh 2 relawan. Mereka dibekali brosur tentang daur ulang Tzu Chi dan Buletin Tzu Chi, kantong plastik besar, dan stiker bertuliskan 'Keluarga Peduli Lingkungan'. Mereka berpencar menelusuri jalan-jalan di perumahan tersebut, tepatnya di komplek Pinisi Permai. Lingkungan di perumahan tersebut tampak asri karena banyak pohon-pohon rindang, selain itu juga banyak terdapat pohon buah-buahan seperti jambu dan mangga yang sedang berbuah lebat. "Lingkungan di sini bisa asri bukan kerja keras sehari dua hari," jelas Margono, ketua RT. Menurutnya, tidak ada yang berani sembarangan memetik buah-buahan meskipun buah-buahan tersebut mudah dijangkau. Jika buah-buahan tersebut telah siap dipetik, warga setempat memetiknya bersama-sama untuk kemudian dibagi-bagikan.

"Selamat pagi. Kami dari Yayasan Buddha Tzu Chi mau sosialisasi daur ulang," sapa Neli, relawan Tzu Chi pendamping kelompok 8 mengetuk pintu salah satu rumah warga. Yang menyambutnya adalah pembantu rumah tangganya karena sang pemilik rumah sedang keluar kota. Ia menjelaskan program daur ulang Tzu Chi dan bagaimana cara Tzu Chi mengambilnya, sedangkan 5 anak yang ia dampingi tidak ada yang berani mencoba untuk ikut menjelaskan. Pipi mereka hanya memerah menahan malu ketika diminta belajar menjelaskan, mereka menolak. "Ini untuk kurangi sampah di Jakarta. Yang bisa dipakai, dipakai lagi. Yang bisa didaur ulang, didaur ulang lagi," jelas Neli.

foto  

Ket : - Neli,relawan Tzu Chi, dampingi anak-anak Kelas Budi Pekerti melakukan sosialisasi daur ulang Tzu Chi dari
           rumah ke rumah.

Setelah sang pembantu mewakili pemilik rumah menyetujui untuk ikut serta dalam program daur ulang Tzu Chi, Kartika, salah satu dari anak tersebut yang paling besar, menempelkan stiker 'Keluarga Peduli Lingkungan' di pagar depan. Neli kemudian juga menjelaskan bahwa setiap hari Selasa dua minggu sekali, truk daur ulang Tzu Chi akan berkeliling di komplek tersebut untuk mengambil sampah daur ulang. "Nanti truk tersebut akan memutar lagu Wariskan Anak Kita Sebuah Dunia yang Bersih . Ayo anak-anak tunjukkan bagaimana lagunya," ajak Neli pada anak-anak itu. Barulah mereka beraksi. Mereka menyanyikan lagu tersebut sambil memeragakan isyarat tangan.

Di kelompok lain, kedua pipi Yasmeen yang putih memerah menahan panas. Berpanas-panasan merupakan pengalaman yang jarang baginya. Namun, ia ternyata tak mengeluh. "Seneng karena ada teman-teman, jalan-jalan. Terus di sini juga adem," ujarnya. Ia datang bersama dengan adik kecilnya, Justin. Ia masuk dalam kelompok 9. Kelompoknya berhasil menempelkan 7 stiker 'Keluarga Peduli Lingkungan' yang artinya mereka berhasil mengajak 7 keluarga untuk bergabung dalam program daur ulang Tzu Chi. Hari itu ada lebih dari 100 keluarga yang bersedia bergabung dalam program daur ulang Tzu Chi.

"Kegiatan ini termasuk dalam program pelajaran mendaur ulang karena bulan lalu anak-anak sudah diajarkan apa itu sebenarnya daur ulang, kenapa harus daur ulang, dan bahan apa yang bisa didaur ulang. Mereka sudah praktekkan di pos daur ulang kita di Cengkareng. Jadi, untuk program yang kedua adalah hari ini supaya anak-anak tahu bahwa selain Tzu Chi mengumpulkan bahan-bahan daur ulang, kita juga mensosialisasikan kepada para warga supaya warga lain juga ikut melestarikan lingkungan," Erni menjelaskan tujuan kegiatan hari itu. Kelas Budi Pekerti Tzu Chi dilakukan dalam 12 pertemuan selama 1 tahun setiap akhir bulan. Tema daur ulang terdiri dari 2 pertemuan. Kegiatan kali ini menunjukkan kepada siswa secara lengkap tentang program daur ulang Tzu Chi. "Tzu Chi tidak hanya menerima uang dan beras, tapi juga menerima sampah," ungkap Erni.

 

Artikel Terkait

Banjir 2020: Bersyukur dengan Bantuan Banjir dari Tzu Chi

Banjir 2020: Bersyukur dengan Bantuan Banjir dari Tzu Chi

05 Januari 2020

Rona bahagia tampak dari wajah warga Kampung Sukapura Jaya, Kecamatan Cilincing dan Kampung Rawa Indah, Kecamatan Kelapa Gading usai menerima bantuan banjir dari Tzu Chi, Sabtu sore, 4 Januari 2020.

Mengirimkan Kekuatan Cinta Kasih ke Haiti

Mengirimkan Kekuatan Cinta Kasih ke Haiti

09 Februari 2010
Pada tanggal 18 Januari 2010, relawan Tzu Chi Batam segera menyiapkan sebuah kegiatan doa bersama. Malam harinya, di ruang kebaktian Kantor Perwakilan Tzu Chi Batam berkumpul lebih dari 40 orang relawan. Semua bersama-sama berdoa untuk korban bencana di Haiti.
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -