Kegembiraan dalam Berbagi Kasih

Jurnalis : Suyanti (He Qi Selatan), Fotografer : Nasandi Phang, Desi Amizir (He Qi Selatan)

Relawan menghibur salah satu penerima bantuan Tzu Chi, Nooryanthi Onawan dalam kunjungan kasihnya pada Minggu, 18 Oktober 2015.

“Kali ini kita akan melakukan kunjungan kasih ke rumah dua  orang penerima bantuan, yaitu Nooryanthi Onawan dan Ng Khiun Pha,” ucap Suyanti kepada para relawan yang telah berkumpul di Sekolah Surya Dharma, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Minggu, 18 Oktober 2015. Usai pengarahan singkat, relawan pun mulai bergerak menuju rumah penerima bantuan.

Panas sinar matahari siang itu tidak mengalahkan semangat para relawan untuk melakukan kunjungan kasih. Rumah pertama yang dikunjungi adalah rumah Nooryanthi Onawan. Nooryanthi Onawan tinggal bersama dengan anak-anaknya.  Saat para relawan datang, sang anak sedang bersiap-siap untuk memandikan Nooryanthi yang memiliki keterbatasan gerak dan juga faktor usia. Nooryanthi sudah sekitar 3 tahun ini menderita gagal ginjal, penyakit ini membuatnya harus menjalani cuci darah dan membatasi air minum yang boleh diminumnya.

Sebelum kunjungan kasih, para relawan berkumpul di Sekolah Surya Dharma, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan untuk pengarahan singkat.


Relawan juga mengajak Nooryanthi dan putrinya menyanyi dan melakukan gerakan isyarat tangan Satu Keluarga.

“ibu kadang suka minta air es,” celoteh anaknya. Mendengar hal ini para relawan pun tersenyum. Adalah suatu hal yang wajar dengan kondisi panas yang belakangan ini melanda bila sang ibu meminta air es, namun mengingat kondisi kesehatan Nooryanthi hal ini pun tidak diperbolehkan. “Tidak boleh minum air es ya,” sahut salah satu relawan, Michelle sambil tersenyum. Melihat ketelatenan sang anak menjaga ibu nya relawan lain pun berkata, “Bibi kamu sangat beruntung,  ada anak yang merawat,“ ungkap Yuly. Para relawan pun kemudian menghibur Nooryanthi dengan shou yu  (isyarat tangan) Satu Keluarga. Nooryanthi pun mengaku senang atas kunjungan relawan kali ini.

Setelah cukup lama bercengkrama dengan keluarga Nooryanthi Onawan, relawan pun pamit untuk melanjutkan kunjungan kasih ke penerima bantuan lainnya, Ng Khiun Pha. Ng Khiun Pha pernah mengalami kecelakaan lalu lintas, selang beberapa lama ia terkena stroke. Hal ini mengakibatkan ia tidak bisa bergerak dengan leluasa, sehari-harinya ia menghabiskan waktu di kamar. “Mama nggak mau menggunakan tongkat, bila ke kamar mandi dia lebih suka ngesot (menyusuri lantai dengan kaki terduduk),” kisah Sinta, menantunya. Sebagian relawan yang mengobrol dengan Ng Khiun Pha bertanya kepadanya mengapa ia tidak menggunakan tongkat saat ke kamar mandi? “An tong (sangat sakit),” jawab Ng Khiun Pha.

Saat mengunjungi Ng Khiun Pha, relawan juga membantunya untuk belajar menggunakan tongkat ketika hendak beraktifitas agar segera pulih bisa berjalan kembali.

Para relawan mendengar hal ini pun memahami keengganan Ng Khiun Pha untuk latihan berjalan dengan menggunakan tongkat walaupun berdasarkan keterangan dokter bila ia latihan berjalan, maka ada kemungkinan bisa berjalan lagi.  ”Ai ( bibi ) harus coba latihan jalan, bisa ke depan saat pagi-pagi untuk berjemur, biar tidak bosan di kamar terus,” ucap Yuly menyemangati.

Bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk membujuk seseorang melawan ketakutan yang ada di dalam dirinya. Namun berkat kegigihan relawan dalam membujuk, ia pun bersedia untuk berlatih menggunakan tongkat. Suatu kegembiraan yang diiringi riuh tepuk tangan saat Ng Khiun Pha menjawab pertanyaan relawan “Ai (bibi) kalau ke kamar mandi menggunakan apa?” Ia pun menjawab “dengan tongkat”. Suatu harapan yang ada di dalam hati para relawan, bahwa bila para relawan kembali berkunjung ke rumahnya, maka ia sendiri yang akan membukakan pintu rumahnya. 

Artikel Terkait

Kegembiraan dalam Berbagi Kasih

Kegembiraan dalam Berbagi Kasih

26 Oktober 2015

Pada 18 Oktober 2015 relawan Tzu Chi He Qi Selatan melakukan kunjungan kasih ke rumah dua penerima bantuan Tzu Chi. Selain melihat perkembangan mereka, relawan juga mendampingi dan menghibur kedua penerima bantuan ini.

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -